Danone Indonesia berkolaborasi dengan Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama menggelar edukasi gizi untuk remaja dengan melakukan penguatan pengetahuan dan kesadaran warga sekolah serta madrasah dengan panduan Generasi Sehat Indonesia (GESID).
"Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan kesadaran remaja usia SMP dan SMA agar hidup lebih sehat dengan memperhatikan gizi seimbang dan kesehatan reproduksi. Tujuannya membentuk remaja yang berkarakter," kata VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, melalui keterangannya, Selasa.
Vera mengatakan Danone telah menyusun buku panduan GESID yang berbicara mengenai tiga pilar utama bagi para remaja, yaitu Aku Peduli, Aku Sehat, dan Aku Bertanggung Jawab.
Ketiga pilar ini tidak hanya mengajarkan tentang komposisi makan yang dapat memenuhi kecukupan gizi para remaja. Tetapi juga bagaimana hal itu akan memengaruhi mereka di masa mendatang dan mengajak mereka untuk bertanggung jawab atas diri mereka.
"Untuk menjangkau lebih banyak penerima manfaat, program GESID ini akan diimplementasikan di sekolah-sekolah dan madrasah melalui kerja sama dengan LP Maarif NU PBNU sebagai lembaga pendidikan yang menaungi sekolah dan madrasah dari tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK," katanya.
Dalam program ini, lanjut Vera, Danone Indonesia bersama LP Maarif NU bersama-sama memberikan edukasi, pendampingan dan evaluasi program secara berkala untuk mengukur pemahaman dari para siswa dan guru di sekolah.
"Kami berharap program ini dapat dilakukan di banyak sekolah menengah lain, sehingga akan lahir duta-duta GESID yang membantu lebih banyak remaja untuk memahami dan menerapkan pola makan dengan gizi seimbang," ujar Vera.
Ketua Lembaga Pendidikan Marif NU PBNU K.H. Arifin Junaidi mengapresiasi kolaborasi dengan Danone Indonesia dalam memberikan edukasi remaja melalui program GESID ini.
Dia menjelaskan, latar belakang dari kerja sama ini ialah karena pihaknya merasa berkepentingan untuk melakukan penguatan pengetahuan dan kesadaran warga sekolah serta madrasah pada isu kesehatan dan gizi remaja.
Melalui sosialisasi ini diharapkan dapat terjadi perubahan sikap dan perilaku yang positif di sekolah dan madrasah untuk SDM Indonesia yang sehat, berkarakter, berdaya saing tinggi, dan memiliki produktivitas yang membanggakan demi terciptanya generasi emas Indonesia.
"Lebih jauhnya, dalam program ini kami melihat beberapa manfaat seperti manfaat secara akademis, di mana satuan pendidikan di Ma’arif NU baik guru maupun pelajar akan meningkat pengetahuannya tentang gizi," ujarnya.
"Kedua, manfaat secara sosial yaitu bisa menggugah solidaritas masyarakat dan awareness mereka akan pentingnya gizi pada remaja. Dan terakhir manfaat secara politis bisa mendorong kebijakan pemerintah untuk lebih peduli pada gizi dan kesehatan remaja," katanya, menambahkan.
Arifin Junaidi menuturkan jumlah satuan pendidikan yang ada di lingkungan lembaga pendidikan maarif NU sangat besar. Maka lembaga pendidikan maarif NU menetapkan bahwa skema dari program ini bersifat berkesinambungan atau dengan snowballing effect.
"Program kolaborasi ini akan dijalankan dengan saat ini di tiga Kabupaten dengan 40 sekolah, 80 guru dan 400 kader GESID dengan harapan ke depannya agar bisa menjangkau 21.045 satuan pendidikan yang ada di Lembaga Pendidikan Maarif NU yang tersebar dari Sabang sampai Merauke," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021