Sekjen Kementerian Sosial (Kemensos) Harry Hikmat mengatakan, siap menerapkan command center Kota Surabaya sebagai model layanan kesejahteraan sosial di lingkungan kementerian, yang merupakan usulan dari Menteri Sosial, Tri Rismaharini.
"Ini ide luar biasa dan secepatnya akan kami tindak lanjuti, karena kehadiran command center seperti yang di Surabaya bisa sangat membantu Kemensos dalam menangani persoalan sosial yang terjadi di berbagai daerah,” kata Harry, dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Minggu.
Harry mengaku bangga dengan ide brilian dari Mensos Risma, sebab selama ini perlu terobosan dalam penanganan berbagai masalah warga yang terjadi di beberapa lokasi berbeda.
Harry yakin dengan command center berbagai laporan atau pengaduan yang disampaikan ke Kemensos akan tertangani maksimal.
Sebelumnya, Mensos, Tri Rismaharini ingin menjadikan command center Kota Surabaya sebagai model layanan kesejahteraan sosial di lingkungan Kemensos.
Risma menyampaikan bahwa Kemensos selama ini menangani seluruh jenis persoalan sosial masyarakat, termasuk korban bencana dan masalah kemiskinan. Karenanya menurut Mensos Risma perlu adanya command center yang terintegrasi, sehingga hasil penanganannya bisa maksimal.
“Selama ini Kemensos mengurusi segala macam masalah masyarakat. Dan masalah tersebut ada di berbagai institusi. Seperti dari kementerian lain, KPK atau bahkan pengaduan yang disampaikan lewat media. Karenanya perlu kanalisasi dalam penanganannya," kata Risma saat meninjau pelayanan Command Center Kota Surabaya, Sabtu (20/11)
Dalam kegiatan itu, hadir para pejabat pimpinan tinggi madya dan pratama di lingkungan Kemensos, dan Risma mengajak mereka berkeliling ke area Mall Pelayanan Publik di Gedung Siola dan command center. Di command center, dengan menggunakan handytalky dan mengamati layar kamera jarak jauh, Risma tampak melakukan komando langsung ke beberapa operator lapangan di Kota Surabaya.
Kepada pejabat Kemensos yang mendampinginya, Risma mengaku berniat akan menghadirkan layanan seperti itu, sebab ingin setiap masalah yang ditangani bisa lebih fokus melalui dirjen terkait. Hal ini menurut Risma akan mempermudah tugas Kemensos dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang tejadi.
"Nantinya setiap laporan yang masuk command center akan diteruskan ke dirjen terkait. Misal masalah bantuan sosial akan cepat ditangani sehingga masyarakat tidak terombang ambing. Akan ada kepastiannya," kata mantan Wali Kota Surabaya tersebut.
Menurut Risma selama ini informasi terkait ancaman bencana selalu disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), namun informasi tersebut lebih banyak bergerak di jalur antarlembaga. Sementara masyarakat relatif tidak mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Akibatnya, ancaman bencana sulit diantisipasi masyarakat.
Risma berharap, masyarakat harus menjadi bagian dari pola komunikasi dalam penanganan bencana. Untuk keperluan itu, command center bisa menjadi jembatan. Hal ini dimungkinkan, sebab informasi cuaca dari BMKG didiseminasikan melalui citra satelit.
“Saya ingin pantauan dari citra satelit bisa tersampaikan ke masyarakat. Sehingga ancaman bencana bisa diantisipasi. Apalagi kita ada Tagana di tiap wilayah, sehingga dengan adanya informasi dari citra satelit bisa menggerakkan tenaga kita seperti Tagana untuk cepat melakukan evakuasi atau perlindungan warga yang terancam,” kata Risma. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Ini ide luar biasa dan secepatnya akan kami tindak lanjuti, karena kehadiran command center seperti yang di Surabaya bisa sangat membantu Kemensos dalam menangani persoalan sosial yang terjadi di berbagai daerah,” kata Harry, dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Minggu.
Harry mengaku bangga dengan ide brilian dari Mensos Risma, sebab selama ini perlu terobosan dalam penanganan berbagai masalah warga yang terjadi di beberapa lokasi berbeda.
Harry yakin dengan command center berbagai laporan atau pengaduan yang disampaikan ke Kemensos akan tertangani maksimal.
Sebelumnya, Mensos, Tri Rismaharini ingin menjadikan command center Kota Surabaya sebagai model layanan kesejahteraan sosial di lingkungan Kemensos.
Risma menyampaikan bahwa Kemensos selama ini menangani seluruh jenis persoalan sosial masyarakat, termasuk korban bencana dan masalah kemiskinan. Karenanya menurut Mensos Risma perlu adanya command center yang terintegrasi, sehingga hasil penanganannya bisa maksimal.
“Selama ini Kemensos mengurusi segala macam masalah masyarakat. Dan masalah tersebut ada di berbagai institusi. Seperti dari kementerian lain, KPK atau bahkan pengaduan yang disampaikan lewat media. Karenanya perlu kanalisasi dalam penanganannya," kata Risma saat meninjau pelayanan Command Center Kota Surabaya, Sabtu (20/11)
Dalam kegiatan itu, hadir para pejabat pimpinan tinggi madya dan pratama di lingkungan Kemensos, dan Risma mengajak mereka berkeliling ke area Mall Pelayanan Publik di Gedung Siola dan command center. Di command center, dengan menggunakan handytalky dan mengamati layar kamera jarak jauh, Risma tampak melakukan komando langsung ke beberapa operator lapangan di Kota Surabaya.
Kepada pejabat Kemensos yang mendampinginya, Risma mengaku berniat akan menghadirkan layanan seperti itu, sebab ingin setiap masalah yang ditangani bisa lebih fokus melalui dirjen terkait. Hal ini menurut Risma akan mempermudah tugas Kemensos dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang tejadi.
"Nantinya setiap laporan yang masuk command center akan diteruskan ke dirjen terkait. Misal masalah bantuan sosial akan cepat ditangani sehingga masyarakat tidak terombang ambing. Akan ada kepastiannya," kata mantan Wali Kota Surabaya tersebut.
Menurut Risma selama ini informasi terkait ancaman bencana selalu disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), namun informasi tersebut lebih banyak bergerak di jalur antarlembaga. Sementara masyarakat relatif tidak mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Akibatnya, ancaman bencana sulit diantisipasi masyarakat.
Risma berharap, masyarakat harus menjadi bagian dari pola komunikasi dalam penanganan bencana. Untuk keperluan itu, command center bisa menjadi jembatan. Hal ini dimungkinkan, sebab informasi cuaca dari BMKG didiseminasikan melalui citra satelit.
“Saya ingin pantauan dari citra satelit bisa tersampaikan ke masyarakat. Sehingga ancaman bencana bisa diantisipasi. Apalagi kita ada Tagana di tiap wilayah, sehingga dengan adanya informasi dari citra satelit bisa menggerakkan tenaga kita seperti Tagana untuk cepat melakukan evakuasi atau perlindungan warga yang terancam,” kata Risma. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021