Seorang pengusaha di Kota Surabaya, Jawa Timur, menjadi orang tua asuh bagi anak yang tertahan ijazahnya di sekolah karena belum mampu melunasi kewajiban pembayaran SPP dan lainnya.
Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni di Surabaya, Jumat, mengaku, bersyukur karena ijazah dua anak SMP warga Keputih, kecamatan Sukolilo yang tertahan di sekolah sudah dibebaskan.
"Dua anak itu sekarang punya orang tua asuh dan anak lulusan SPM akhirnya terdaftar sebagai siswa SMA di daerah Keputih," katanya.
Menurut dia, pascapemberitaan tentang nasib siswa tersebut yang tersebar luas di beberapa media, salah satu kolega, seorang pengusaha muda yang jiwa sosialnya tidak diragukan lagi, menawarkan diri untuk menjadi orang tua asuh calon siswa tersebut dengan membiayai pendidikan siswa tersebut.
"Ketika saya tanya, mas Raja Siahaan (owner Patriots Group), beliau menyampaikan, sebagai arek Suroboyo dirinya tergugah ketika ada anak Surabaya tidak bisa melanjutkan jenjang sekolah karena ketidakberuntungan ekonomi. Ia juga ingin mencari tabungan amal di surga," ujarnya.
Akhirnya, lanjut dia, Jumat ini sudah terbayar lunas, biaya pendidikan sudah dilunasi, sehingga anak Kelurahan Keputih Surabaya tersebut langsung bisa masuk sekolah meski telat satu semester.
Ketua DPD Partai Golkar Surabaya ini mengatakan, di masa Presiden RI kedua almarhum Soeharto, sudah menggalakkan gerakan orang tua asuh, sebagai bentuk pengejawantahan budaya gotong royong bangsa Indonesia.
Ia berharap, kedepan makin banyak pengusaha seperti owner Patriots Group ini yang peduli terhadap nasib saudaranya, dan tidak sekedar mencari keuntungan sebanyak banyaknya tanpa peduli dengan keadaan masyarakat sekitar.
Selain itu, ia juga berharap, pengusaha-pengusaha di Surabaya mengecek di wilayah sekitar tempat usahanya, bekerja sama dengan RT dan RW setempat, apakah disekitar lokasi usahanya ada anak putus sekolah atau tidak, karena mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya sekedar tugas pemerintah, tapi tugas semua komponen anak bangsa.
"Selamat bersekolah nak, percayalah, nahkoda hebat tidak dihasilkan dari laut yang teduh," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni di Surabaya, Jumat, mengaku, bersyukur karena ijazah dua anak SMP warga Keputih, kecamatan Sukolilo yang tertahan di sekolah sudah dibebaskan.
"Dua anak itu sekarang punya orang tua asuh dan anak lulusan SPM akhirnya terdaftar sebagai siswa SMA di daerah Keputih," katanya.
Menurut dia, pascapemberitaan tentang nasib siswa tersebut yang tersebar luas di beberapa media, salah satu kolega, seorang pengusaha muda yang jiwa sosialnya tidak diragukan lagi, menawarkan diri untuk menjadi orang tua asuh calon siswa tersebut dengan membiayai pendidikan siswa tersebut.
"Ketika saya tanya, mas Raja Siahaan (owner Patriots Group), beliau menyampaikan, sebagai arek Suroboyo dirinya tergugah ketika ada anak Surabaya tidak bisa melanjutkan jenjang sekolah karena ketidakberuntungan ekonomi. Ia juga ingin mencari tabungan amal di surga," ujarnya.
Akhirnya, lanjut dia, Jumat ini sudah terbayar lunas, biaya pendidikan sudah dilunasi, sehingga anak Kelurahan Keputih Surabaya tersebut langsung bisa masuk sekolah meski telat satu semester.
Ketua DPD Partai Golkar Surabaya ini mengatakan, di masa Presiden RI kedua almarhum Soeharto, sudah menggalakkan gerakan orang tua asuh, sebagai bentuk pengejawantahan budaya gotong royong bangsa Indonesia.
Ia berharap, kedepan makin banyak pengusaha seperti owner Patriots Group ini yang peduli terhadap nasib saudaranya, dan tidak sekedar mencari keuntungan sebanyak banyaknya tanpa peduli dengan keadaan masyarakat sekitar.
Selain itu, ia juga berharap, pengusaha-pengusaha di Surabaya mengecek di wilayah sekitar tempat usahanya, bekerja sama dengan RT dan RW setempat, apakah disekitar lokasi usahanya ada anak putus sekolah atau tidak, karena mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya sekedar tugas pemerintah, tapi tugas semua komponen anak bangsa.
"Selamat bersekolah nak, percayalah, nahkoda hebat tidak dihasilkan dari laut yang teduh," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021