Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menegaskan Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk menekan laju deforestasi, sekaligus berkontribusi nyata dalam penanganan perubahan iklim.
"Pemerintah Indonesia tidak main-main dalam melakukan penanganan perubahan iklim. Karena hal tersebut bisa berdampak secara global. Indonesia pun terus berusaha menekan laju deforestasi untuk mewujudkan hal tersebut," tutur LaNyalla saat kunjungan Dapil Jawa Timur di Surabaya, Sabtu.
Penegasan itu disampaikan LaNyalla setelah NASA membagikan perbandingan foto satelit kawasan hutan Papua tahun 2001 dan 2019. Disebutkan jika kawasan hutan Papua mengalami deforestasi hingga 750 ribu hektare dalam 18 tahun terakhir.
LaNyalla mengatakan, komitmen itu juga telah ditegaskan Presiden Joko Widodo dalam KTT terkait perubahan iklim (COP26) di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia.
"Indonesia memiliki potensi alam yang sangat besar, bahkan menjadi salah satu paru-paru dunia. Untuk itu, Pemerintah Indonesia terus mengambil langkah agar deforestasi bisa dikurangi. Buktinya kebakaran hutan bisa berkurang jauh. Dan ini menjadi bukti nyata yang dilakukan pemerintah," katanya.
Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, perubahan iklim adalah ancaman yang sangat serius untuk kehidupan.
"Oleh karena itu, saya mengajak semua pihak untuk sama-sama peduli terhadap masalah ini. Perubahan iklim harus dicegah. Dan hal itu membutuhkan komitmen dari semua pihak. Kita harus sama-sama menjaga lingkungan," katanya.
Saat berbicara pada KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim atau COP26, Presiden Joko Widodo menjelaskan laju deforestasi di Indonesia turun signifikan, terendah dalam 20 tahun terakhir. Kebakaran hutan turun 82 persen pada 2020.
Tak hanya itu, Presiden menyebut Indonesia juga telah memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600.000 hektare sampai 2024, terluas di dunia. Indonesia juga telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara 2010-2019.
Di sektor energi, Indonesia juga terus melangkah maju dengan pengembangan ekosistem mobil listrik dan pembangunan pembangkit tenaga surya terbesar di Asia Tenggara.
Selain itu, Indonesia juga memanfaatkan energi baru terbarukan, termasuk biofuel, serta pengembangan industri berbasis energi bersih, termasuk pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Pemerintah Indonesia tidak main-main dalam melakukan penanganan perubahan iklim. Karena hal tersebut bisa berdampak secara global. Indonesia pun terus berusaha menekan laju deforestasi untuk mewujudkan hal tersebut," tutur LaNyalla saat kunjungan Dapil Jawa Timur di Surabaya, Sabtu.
Penegasan itu disampaikan LaNyalla setelah NASA membagikan perbandingan foto satelit kawasan hutan Papua tahun 2001 dan 2019. Disebutkan jika kawasan hutan Papua mengalami deforestasi hingga 750 ribu hektare dalam 18 tahun terakhir.
LaNyalla mengatakan, komitmen itu juga telah ditegaskan Presiden Joko Widodo dalam KTT terkait perubahan iklim (COP26) di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia.
"Indonesia memiliki potensi alam yang sangat besar, bahkan menjadi salah satu paru-paru dunia. Untuk itu, Pemerintah Indonesia terus mengambil langkah agar deforestasi bisa dikurangi. Buktinya kebakaran hutan bisa berkurang jauh. Dan ini menjadi bukti nyata yang dilakukan pemerintah," katanya.
Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, perubahan iklim adalah ancaman yang sangat serius untuk kehidupan.
"Oleh karena itu, saya mengajak semua pihak untuk sama-sama peduli terhadap masalah ini. Perubahan iklim harus dicegah. Dan hal itu membutuhkan komitmen dari semua pihak. Kita harus sama-sama menjaga lingkungan," katanya.
Saat berbicara pada KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim atau COP26, Presiden Joko Widodo menjelaskan laju deforestasi di Indonesia turun signifikan, terendah dalam 20 tahun terakhir. Kebakaran hutan turun 82 persen pada 2020.
Tak hanya itu, Presiden menyebut Indonesia juga telah memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600.000 hektare sampai 2024, terluas di dunia. Indonesia juga telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara 2010-2019.
Di sektor energi, Indonesia juga terus melangkah maju dengan pengembangan ekosistem mobil listrik dan pembangunan pembangkit tenaga surya terbesar di Asia Tenggara.
Selain itu, Indonesia juga memanfaatkan energi baru terbarukan, termasuk biofuel, serta pengembangan industri berbasis energi bersih, termasuk pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021