Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko mengingatkan masyarakat tidak lengah dan mewaspadai mobilitas manusia dalam menghadapi pandemi COVID-19.
"Saya ingatkan bahwa COVID-19 itu selalu bergerak, dasarnya adalah transmisi. Itu bila ada sentuhan antarmanusia muncul, cara penularannya seperti itu. Yang kita waspadai adalah sekarang ini mobilitas manusia," kata Moeldoko dalam acara "Bincang rakyat" di Gedung Kusumo Wicitro Kota Blitar, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengatakan saat ini mobilitas orang di Indonesia sungguh luar biasa tingggi. Misalnya di pusat perbelanjaan ataupun area publik lainnya merasa seolah-olah COVID-19 sudah tidak ada.
"Ini bahaya. Ini yang harus diwaspadai dengan baik. Apalagi dua tahun dalam tekanan berat, euforia muncul," kata dia.
Pihaknya juga meminta masyarakat mewaspadai ancaman COVID-19 varian baru yang penyebarannya lebih cepat lagi. Untuk itu, sebelum tersebar diharapkan segera ditangani.
Ia juga mengapresiasi beragam langkah yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menangani COVID-19. Dirinya berharap dengan beragam langkah itu dijadikan sebagai pengalaman sehingga ke depan tidak terulang lagi.
"Saya melihat pemda banyak memunculkan cara baru dalam tangani COVID-19. Untuk itu, saya berpesan cara baru digali terus. Pengalaman sekian lama jadi catatan penting, sehingga ke depan kita sudah punya pengalaman begini dan jangan terulang lagi. Terus update cari model baru, yang tidak pernah terhenti," kata dia.
Moeldoko juga mengaku dirinya sengaja ke Blitar. Selain menyampaikan ke publik atas kinerja pemerintahan dalam satu tahun terakhir atau dua tahun menghadapi COVID-19, juga menyerap aspirasi masyarakat dari berbagai persoalan baru yang dirasakan, sehingga didapatkan solusi.
Ia juga menambahkan, bahwa Blitar masih menjadi role model atau panutan dalam penanganan COVID-19 di Indonesia, karena efektivitasnya dalam menangani persoalan COVID-19 dengan sangat cepat.
"Tadi ada berbagai strategi jitu, inovasi efektif sehingga semua bisa berjalan baik. Sikap masyarakat Blitar yang guyub, yang mudah sekali untuk bekerja sama sehingga persoalan itu jadi mudah diselesaikan," kata dia.
Sebagai role model, lanjut dia, Blitar memang menjadi rujukan. Namun, setiap daerah mempunyai spesifikasi masing-masing sesuai dengan "local wisdom".
"Setidaknya bahwa model penanganan ini bisa jadi rujukan dan ini sering diangkat dari sidang kabinet," kata dia.
Meoldoko berkunjung ke Blitar. Ia bertemu dengan tenaga kesehatan dan relawan kesehatan di Gedung Kusumo Wicitro, Kota Blitar tersebut. Ia didampingi sejumlah pejabat termasuk Widiarsi Agustina yang juga merupakan anggota Dewan Pengawas Perum LKBN ANTARA.
Hadir juga Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono, Wakil Wali Kota Blitar Tjutjuk Sunario, serta sejumlah tamu undangan lainnya.
Setelah dialog, rombongan melanjutkan perjalanan ziarah ke makam mantan Presiden Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar dan kembali melanjutkan kegiatan dialog dengan para peternak ayam petelur di Balai Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Saya ingatkan bahwa COVID-19 itu selalu bergerak, dasarnya adalah transmisi. Itu bila ada sentuhan antarmanusia muncul, cara penularannya seperti itu. Yang kita waspadai adalah sekarang ini mobilitas manusia," kata Moeldoko dalam acara "Bincang rakyat" di Gedung Kusumo Wicitro Kota Blitar, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengatakan saat ini mobilitas orang di Indonesia sungguh luar biasa tingggi. Misalnya di pusat perbelanjaan ataupun area publik lainnya merasa seolah-olah COVID-19 sudah tidak ada.
"Ini bahaya. Ini yang harus diwaspadai dengan baik. Apalagi dua tahun dalam tekanan berat, euforia muncul," kata dia.
Pihaknya juga meminta masyarakat mewaspadai ancaman COVID-19 varian baru yang penyebarannya lebih cepat lagi. Untuk itu, sebelum tersebar diharapkan segera ditangani.
Ia juga mengapresiasi beragam langkah yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menangani COVID-19. Dirinya berharap dengan beragam langkah itu dijadikan sebagai pengalaman sehingga ke depan tidak terulang lagi.
"Saya melihat pemda banyak memunculkan cara baru dalam tangani COVID-19. Untuk itu, saya berpesan cara baru digali terus. Pengalaman sekian lama jadi catatan penting, sehingga ke depan kita sudah punya pengalaman begini dan jangan terulang lagi. Terus update cari model baru, yang tidak pernah terhenti," kata dia.
Moeldoko juga mengaku dirinya sengaja ke Blitar. Selain menyampaikan ke publik atas kinerja pemerintahan dalam satu tahun terakhir atau dua tahun menghadapi COVID-19, juga menyerap aspirasi masyarakat dari berbagai persoalan baru yang dirasakan, sehingga didapatkan solusi.
Ia juga menambahkan, bahwa Blitar masih menjadi role model atau panutan dalam penanganan COVID-19 di Indonesia, karena efektivitasnya dalam menangani persoalan COVID-19 dengan sangat cepat.
"Tadi ada berbagai strategi jitu, inovasi efektif sehingga semua bisa berjalan baik. Sikap masyarakat Blitar yang guyub, yang mudah sekali untuk bekerja sama sehingga persoalan itu jadi mudah diselesaikan," kata dia.
Sebagai role model, lanjut dia, Blitar memang menjadi rujukan. Namun, setiap daerah mempunyai spesifikasi masing-masing sesuai dengan "local wisdom".
"Setidaknya bahwa model penanganan ini bisa jadi rujukan dan ini sering diangkat dari sidang kabinet," kata dia.
Meoldoko berkunjung ke Blitar. Ia bertemu dengan tenaga kesehatan dan relawan kesehatan di Gedung Kusumo Wicitro, Kota Blitar tersebut. Ia didampingi sejumlah pejabat termasuk Widiarsi Agustina yang juga merupakan anggota Dewan Pengawas Perum LKBN ANTARA.
Hadir juga Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono, Wakil Wali Kota Blitar Tjutjuk Sunario, serta sejumlah tamu undangan lainnya.
Setelah dialog, rombongan melanjutkan perjalanan ziarah ke makam mantan Presiden Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar dan kembali melanjutkan kegiatan dialog dengan para peternak ayam petelur di Balai Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021