Aliansi Pengelola Program Studi Ekonomi Pembangunan Indonesia (APSEPI) berupaya untuk mendorong penguatan kualitas pendidikan ekonomi di tengah era disrupsi teknologi seperti yang terjadi saat ini.

Dewan Pengurus APSEPI Wildan Syafitri di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis mengatakan bahwa saat ini tantangan terbesar yang dihadapi dunia pendidikan adalah era disrupsi informasi, dan era disrupsi teknologi.

"Sekarang ini, di era disrupsi informasi, disrupsi teknologi itu juga menjadi tantangan, akan tetapi di satu sisi juga sebenarnya menjadi peluang," kata Wildan.

Wildan menjelaskan, tantangan pada era pembelajaran menggunakan metode online seperti yang terjadi di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini, memang ditemui sejumlah hambatan yang menjadi tantangan tersendiri.

Namun, lanjutnya, di sisi lain justru penyebarluasan ilmu pengetahuan menjadi semakin besar. Hal tersebut didorong dengan adanya platform digital yang bisa diakses oleh masyarakat, dimanapun mereka berada.

"Di sisi lain itu justru penyebarluasan ilmu pengetahuan makin besar. Jadi semua orang bisa mengakses," katanya.

Dengan tantangan tersebut, maka cara pandang masyarakat Indonesia harus diubah agar tantangan yang terjadi saat ini bisa dijadikan sebuah peluang. Namun, hal itu juga harus dibarengi dengan literasi bahan bacaan yang memadai agar analisa ekonomi bisa lebih tajam, dan mendalam.

"Kemudian, ditambah dengan literasi, bahan bacaan, bahan pustaka, dan kemudahan teknologi, analisis ekonomi bisa dilakukan lebih tajam, cepat, dan berkualitas," ujarnya.

Oleh karena itu, dalam Konferensi dan Kongres APSEPI VI kali ini, diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya di fakultas-fakultas ekonomi yang ada di seluruh Indonesia.

Selama ini, para anggota APSEPI yang merupakan ekonom, juga telah memberikan kontribusi dalam pandemu COVID-19 utamanya berupa pemikiran, dan sejumlah program pengabdian masyarakat.

"Kami juga menyebarluaskan pengetahuan yang bis digunakan untuk masyarakat guna mengatasi masalah COVID-19, baik dari sisi pemerintah, ataupun masyarakat itu sendiri," katanya.

Dalam Konferensi dan Kongres APSEPI VI kali ini diikuti oleh kurang lebih 70 peserta dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Jumlah peserta tersebut juga disesuaikan dengan kondisi pandemi COVID-19, agar tidak menyebabkan kerumunan.

"Jadi, APSEPI ini nanti diharapkan bisa memberikan masukan kepada pembangunan ekonomi di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, Ketua APSEPI Teguh Dartanto yang akan mengakhiri masa jabatannya menambahkan, para pengurus APSEPI diharapkan bisa memilih ketua yang mampu membawa organisasi tersebut menjadi lebih baik kedepannya.

"Harapannya APSEPI sebagai wadah yang dapat menentukan standard ilmu ekonomi di Indonesia," ujarnya.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021