Puluhan pohon pisang milik warga di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dirusak oleh sembilan anak dengan motif diduga menirukan adegan video yang viral di media sosial.

"Perusakan ini dilakukan ada sekitar sembilan anak, rata-rata masih kelas 1 hingga 2 SMP," kata Sekretaris Desa Surabayan, Rendi Hardianto, kepada wartawan di Lamongan, Selasa.

Rendi mengatakan 50 pohon pisang tersebut tinggal menunggu matang dan siap dipanen.

Perusakan pohon pisang itu diketahui setelah mendapat laporan dari pemiliknya dan aksi itu dilakukan selama beberapa hari berturut-turut saat malam hari.

"Puncaknya, aksi para bocah itu berhasil dipergoki pada Ahad (31/10) malam dan kami panggil anak-anak itu ke balai desa didampingi oleh orangtua masing-masing karena mereka terlibat dalam peristiwa perusakan," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, sembilan anak itu mengakui telah merusak dengan tujuan meniru dan terinspirasi dari video Salam dari Binjai yang sedang viral, kemudian melakukan perusakan pohon pisang.

"Pemilik kemarin sudah bertemu dengan pelaku dan alhamdulillah berdamai, diselesaikan secara kekeluargaan," ujarnya.

Sementara itu, aksi perusakan dilakukan dengan cara beragam. Ada yang menjadikan pohon pisang sebagai sasaran objek pukulan, namun ada yang dengan memanjat batang pohon pisang lalu diayunkan hingga roboh.

"Saat berhasil merobohkan pohon pisang, mereka begitu kegirangan," tutur Kepala Desa Surabayan, Sunarto.

Sunarto telah melakukan mediasi dengan memanggil orang tua dan guru sekolah agar memberi pembinaan kepada anak-anak tersebut.

"Para orang tua juga sudah meminta maaf atas kelakuan anak-anaknya dan akan meningkatkan pengawasan terhadap perilaku anak mereka masing-masing. Karena masih bocah, pemilik pohon pisang yang dirusak juga memaklumi sehingga tidak sampai mengambil jalur hukum," katanya.

Ia berharap agar orang tua untuk menjaga dan mengawasi tingkah laku anak supaya kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari dan di tempat lain.*
 

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021