Alokasi anggaran program startup industri kreatif di Kota Surabaya, Jatim, dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) APBD Tahun Anggaran 2022 mencapai Rp3 miliar.
Anggota Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya Tjutjuk Supariono di Surabaya, Selasa, mengatakan, pihaknya mendorong adanya perhatian lebih dari Pemkot Surabaya bagi startup di Surabaya.
"Selain pemulihan ekonomi, kami melihat bahwa industri kreatif di Surabaya sangat potensial untuk berkembang pesat, mengingat bidang ini sangat dekat dengan masyarakat, terutama dengan anak muda," ujarnya.
Menurutnya, program ini memang selaras dengan program pemerintah pusat yang saat ini menggalakkan dukungan bagi perkembangan startup industri kreatif. Mengingat persaingan di bidang kreatif ini sangat ketat, maka tidak sedikit startup yang kemudian gulung tikar di usia yang masih seumur jagung.
Pada era digitalisasi ini, lanjut dia, seharusnya ekonomi digital merupakan bidang yang sangat berpotensi untuk menjadi besar. Ironisnya, kata dia, data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan bahwa sebanyak 95 persen startup di Indonesia ini tidak bisa survive.
Dengan memberikan perhatian lebih terhadap perusahaan rintisan, ia menilai pertumbuhan perekrutan tenaga kerja pun juga dapat meningkat mengingat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Surabaya yang sampai dengan tahun 2020 hampir mencapai 10 persen.
"Sebagai kota terbesar ke-2 di Indonesia, Kota Surabaya sangat berpotensi untuk menjadi kota wiraswasta yang dapat menjadi poros startup di tanah air. Kami sangat mendukung adanya inisiasi untuk memajukan industri kreatif, terutama startup yang masih kecil atau merangkak di Surabaya," ujar ketua Fraksi PSI ini.
Tjutjuk menjelaskan bahwa APBD untuk tahun 2022 diproyeksikan sebesar Rp10,173 triliun. Dengan adanya dukungan Pemkot dalam mengalokasikan anggaran untuk startup industri kreatif, Tjutjuk berharap bahwa program ini nantinya dapat berjalan dengan maksimal.
"Sudah saatnya Kota Surabaya membangkitkan startup dan menjadi motor dari ekonomi digital di Indonesia.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, pihaknya saat ini tengah fokus menggerakan para pemuda untuk membentuk 1.000 startup baru di Kota Surabaya.
"Mereka (pemuda) dilatih secara bertahap menjadi motor penggerak ekonomi digital atau pencetus solusi dari berbagai masalah yang ada di tengah masyarakat," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Anggota Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya Tjutjuk Supariono di Surabaya, Selasa, mengatakan, pihaknya mendorong adanya perhatian lebih dari Pemkot Surabaya bagi startup di Surabaya.
"Selain pemulihan ekonomi, kami melihat bahwa industri kreatif di Surabaya sangat potensial untuk berkembang pesat, mengingat bidang ini sangat dekat dengan masyarakat, terutama dengan anak muda," ujarnya.
Menurutnya, program ini memang selaras dengan program pemerintah pusat yang saat ini menggalakkan dukungan bagi perkembangan startup industri kreatif. Mengingat persaingan di bidang kreatif ini sangat ketat, maka tidak sedikit startup yang kemudian gulung tikar di usia yang masih seumur jagung.
Pada era digitalisasi ini, lanjut dia, seharusnya ekonomi digital merupakan bidang yang sangat berpotensi untuk menjadi besar. Ironisnya, kata dia, data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan bahwa sebanyak 95 persen startup di Indonesia ini tidak bisa survive.
Dengan memberikan perhatian lebih terhadap perusahaan rintisan, ia menilai pertumbuhan perekrutan tenaga kerja pun juga dapat meningkat mengingat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Surabaya yang sampai dengan tahun 2020 hampir mencapai 10 persen.
"Sebagai kota terbesar ke-2 di Indonesia, Kota Surabaya sangat berpotensi untuk menjadi kota wiraswasta yang dapat menjadi poros startup di tanah air. Kami sangat mendukung adanya inisiasi untuk memajukan industri kreatif, terutama startup yang masih kecil atau merangkak di Surabaya," ujar ketua Fraksi PSI ini.
Tjutjuk menjelaskan bahwa APBD untuk tahun 2022 diproyeksikan sebesar Rp10,173 triliun. Dengan adanya dukungan Pemkot dalam mengalokasikan anggaran untuk startup industri kreatif, Tjutjuk berharap bahwa program ini nantinya dapat berjalan dengan maksimal.
"Sudah saatnya Kota Surabaya membangkitkan startup dan menjadi motor dari ekonomi digital di Indonesia.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, pihaknya saat ini tengah fokus menggerakan para pemuda untuk membentuk 1.000 startup baru di Kota Surabaya.
"Mereka (pemuda) dilatih secara bertahap menjadi motor penggerak ekonomi digital atau pencetus solusi dari berbagai masalah yang ada di tengah masyarakat," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021