Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mulai mengantisipasi potensi bencana alam sebagai dampak La Nina yang bakal melanda sebagian besar wilayah Indonesia, dengan mempersiapkan personel serta perlengkapan penanggulangan bencana.

"Ini sudah masuk Oktober dan segera memasuki penghujan. Segala risiko harus diantisipasi," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di Tulungagung, Senin.

Dia menyebutkan daerah setempat memiliki sejumlah kerawanan bencana saat memasuki musim hujan, dua di antaranya banjir dan longsor.

Selain itu, topografi sebagian wilayah yang berbukit menyebabkan beberapa wilayah kerap dilanda puting beliung.

"Di (pesisir, red.) selatan, juga berpotensi terjadi banjir rob saat La Nina. Sebab udara atau angin yang berembus di atas beberapa wilayah Indonesia cenderung basah," kata Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung Suroto.

Dari pemetaan itu, hampir semua desa di Kecamatan Pagerwojo dan Sendang menjadi daerah rawan longsor.

"Hampir semua desa, di Sendang ada 13 desa, di Pagerwojo 11 desa," katanya.

Untuk daerah rawan banjir di Kecamatan Campurdarat, Besuki, dan Bandung. Banjir di wilayah itu merupakan kiriman dari wilayah Trenggalek.

Saat curah hujan tinggi di Trenggalek, pintu dam dibuka dan air menuju saluran Parit Agung dan Parit Raya di wilayah Bandung dan Besuki.

"Ketemu di wilayah Bandung dan Besuki, air meluber dan terjadi banjir 'ancar'," kata dia.

Banjir 'ancar' biasanya terjadi sebentar, sekitar 2-3 jam air akan kembali surut.

Daerah rawan puting beliung di Kecamatan Pakel, Sumbergempol, Boyolangu, Ngunut, Kalidawir, Campurdarat, Rejotangan, dan Kedungwaru.

Kemunculan puting beliung biasanya diawali dengan munculnya awan kumulonimbus atau awan hujan, lalu hujan rintik-rintik hingga deras.

Tak berselang lama muncul angin yang semakin lama semakin kencang, hingga bisa merobohkan pepohonan dan rumah.

"Daerah yang sering terjadi memang daerah yang sering dilalui atau jalur angin," katanya.

Jika muncul tanda di atas, katanya, masyarakat diminta waspada dan mencari tempat berlindung yang aman.

Pihaknya telah menyiagakan petugas dan peralatan jika sewaktu-waktu terjadi bencana, termasuk mengerahkan alat berat jika kerusakan terhitung parah dan tidak bisa dilakukan secara manual.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021