Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap kompetisi "Economic Hybrid" mampu mengembangkan dunia wirausaha bagi masyarakat di pedesaan.
"Terutama bagi milenial dengan memfasilitasi start up, membangun jejaring kerja, mengoneksikan akses pemasaran dan pembiayaan," ujar Khofifah di sela menghadiri sekaligus menyerahkan hadiah kepada pemenang kompetisi di Surabaya, Jumat.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut mengapresiasi seluruh peserta dan menilai Economic Hybrid merupakan ajang idea and innovation business plan competition untuk Pelaku Usaha Ekonomi Masyarakat (PUEM).
Gubernur Khofifah juga berharap "sinau ing ndeso" mampu menjadi penguatan di semua daerah, seperti pemanfaatan bahan-bahan alam untuk menaikkan nilai produk secara ekonomi.
"Mudah-mudahan ini bisa di-breakdown lebih detail, menemukenali potensi-potensi lokal kemudian menggali pikiran-pikiran kreatif dari masyarakat terutama yang berbasis pada kultur lokal," ucapnya.
"Kami mencoba mengekspor dan menemukenali apa yang mungkin dari sangat banyak perspektif masa lalu itu dianggap sudah bahan buangan. Ternyata, itu dapat dibuat dalam produk-produk kreatif yang punya nilai dan lebih penting lagi," kata dia menambahkan.
Economic Hybrid idea and innovation business plan competition untuk PUEM diikuti oleh pelaku usaha di bidang kriya yang mampu bertahan selama pandemi.
Aspek penilaian meliputi inovasi, jumlah tenaga kerja, lama usaha, serta ketahanan usaha.
Terdapat lima pemenang berasal dari berbagi daerah, yakni juara I Caraka Bumi dari Kediri, juara II Sandalku Surabaya, juara III Lina Safarida Samawa Ecoprint, harapan I kerajinan pelepah pisang dari Bojonegoro, dan harapan II UD Prima Usaha Garisan dari Tulungagung.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Jawa Timur Soekaryo mengatakan kegiatan ini merupakan upaya "Jatim Bangkit" dalam rangka memotivasi masyarakat menuju pemulihan ekonomi di masa pandemi.
"Kegiatan ini bertujuan memotivasi dan memberikan apresiasi kepada pelaku ekonomi masyarakat pada masa pemulihan pandemi dan mendorong produk lokal yang berdaya saing dalam penciptaan One Village One Product (OVOP)," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Terutama bagi milenial dengan memfasilitasi start up, membangun jejaring kerja, mengoneksikan akses pemasaran dan pembiayaan," ujar Khofifah di sela menghadiri sekaligus menyerahkan hadiah kepada pemenang kompetisi di Surabaya, Jumat.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut mengapresiasi seluruh peserta dan menilai Economic Hybrid merupakan ajang idea and innovation business plan competition untuk Pelaku Usaha Ekonomi Masyarakat (PUEM).
Gubernur Khofifah juga berharap "sinau ing ndeso" mampu menjadi penguatan di semua daerah, seperti pemanfaatan bahan-bahan alam untuk menaikkan nilai produk secara ekonomi.
"Mudah-mudahan ini bisa di-breakdown lebih detail, menemukenali potensi-potensi lokal kemudian menggali pikiran-pikiran kreatif dari masyarakat terutama yang berbasis pada kultur lokal," ucapnya.
"Kami mencoba mengekspor dan menemukenali apa yang mungkin dari sangat banyak perspektif masa lalu itu dianggap sudah bahan buangan. Ternyata, itu dapat dibuat dalam produk-produk kreatif yang punya nilai dan lebih penting lagi," kata dia menambahkan.
Economic Hybrid idea and innovation business plan competition untuk PUEM diikuti oleh pelaku usaha di bidang kriya yang mampu bertahan selama pandemi.
Aspek penilaian meliputi inovasi, jumlah tenaga kerja, lama usaha, serta ketahanan usaha.
Terdapat lima pemenang berasal dari berbagi daerah, yakni juara I Caraka Bumi dari Kediri, juara II Sandalku Surabaya, juara III Lina Safarida Samawa Ecoprint, harapan I kerajinan pelepah pisang dari Bojonegoro, dan harapan II UD Prima Usaha Garisan dari Tulungagung.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Jawa Timur Soekaryo mengatakan kegiatan ini merupakan upaya "Jatim Bangkit" dalam rangka memotivasi masyarakat menuju pemulihan ekonomi di masa pandemi.
"Kegiatan ini bertujuan memotivasi dan memberikan apresiasi kepada pelaku ekonomi masyarakat pada masa pemulihan pandemi dan mendorong produk lokal yang berdaya saing dalam penciptaan One Village One Product (OVOP)," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021