Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta semua perangkat daerah, camat hingga lurah di Kota Pahlawan, Jatim, bersama-sama ikut mencegah stunting atau anak kerdil di wilayahnya masing-masing. 

"Apabila kolaborasi dengan semua elemen itu bisa dilakukan, maka kemungkinan stunting di Surabaya bisa diantisipasi,” kata Wali Kota Eri di Surabaya, Rabu.

Menurut dia, Dinas Kesehatan Surabaya sudah melakukan upaya pencegahan stunting mulai dengan cara memberikan pendidikan, mulai dari pranikah hingga ibu hamil. Bahkan, memberikan pendampingan gizi untuk ibu hamil.

"Pendampingan ini terkait bagaimana asupan gizinya. Kalau sudah didampingi secara gizi, maka ketika melahirkan dipastikan anak dan ibu juga sehat. Hal ini akan mengurangi angka stunting, sekaligus mengurangi dan mencegah kematian ibu dan anak," katanya.

Selain itu, lanjut dia, Tim Penggerak PKK Surabaya dinilai memiliki peran strategis dalam pencegahan stunting karena memiliki kekuatan dalam melakukan pendataan maupun pengendalian di tingkat RW.  Sebab, PKK ini menyebar hingga ke tingkat RW.

Makanya, Eri pun meminta kepada TP PKK untuk membantu Pemkot Surabaya dalam mengatasi permasalahan di tingkat bawah.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita sebelumnya mengatakan, 
pihaknya bersama PKK ytelah menggalakkan program “Jago Centing” atau Jagongan Cegah Stunting sebagai upaya mencegah stunting di Surabaya.

Program Jago Stunting ini memberikan sosialisasi, membedah masalah, dan memberikan solusi agar segera bisa memberikan penanganan yang dibutuhkan. “Program ini menyasar setiap kecamatan dan kelurahan,” kata Feny panggilan akrab Febria Rachmanita.

Bahkan, Feny mengaku, bahwa sejak remaja putri telah mengalami haid, pihak Puskesmas akan memberikan tablet Zat Besi (Fe), sebagai penambah darah dan menjaga kesehatan reproduksi. 

Selain itu, lanut dia, pihaknya juga terus memberikan pendampingan untuk mempersiapkan remaja putri tetap sehat.
 
"Pendampingan terus kita lakukan, baik sebelum menikah hingga sudah menikah. Kami juga terus memberikan pengertian dan mendorong para ibu agar tetap memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi mereka sebagai upaya pencegahan stunting," katanya.
 
Selain itu, Feny mengatakan, para ibu bisa melakukan pengecekan kesehatan secara gratis dengan memanfaatkan program yang telah dibuat oleh Pemkot Surabaya, seperti fasilitas Universal Health Coverage (UHC), yang bisa diakses menggunakan BPJS secara gratis. (*)




 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021