Korea Utara melakukan uji tembak rudal balistik baru dari kapal selam (SLBM) di lepas pantai timurnya, menurut laporan kantor berita KCNA pada Rabu.

Tipe baru rudal balistik yang lebih kecil diluncurkan dari kapal selam yang digunakan dalam uji coba jenis SLBM lama pada 2016.

Korea Utara memiliki armada besar kapal selam tua, tetapi belum mengerahkan kapal selam rudal balistik operasional di luar kapal eksperimental kelas Gorae yang digunakan dalam pengujian.

Foto-foto yang dirilis oleh KCNA menunjukkan rudal yang lebih ramping dan lebih kecil dari desain SLBM Korea Utara sebelumnya.



Itu mungkin merupakan model yang sebelumnya tidak terlihat yang pertama kali dipamerkan di pameran pertahanan di Pyongyang pekan lalu.

SLBM yang lebih kecil dapat berarti lebih banyak rudal yang disimpan di satu kapal selam.

Meskipun dengan jangkauan yang lebih pendek, senjata itu berpotensi menempatkan Korea Utara yang bersenjata nuklir lebih dekat untuk menerjunkan kapal selam rudal balistik operasional (SSB).

“Meskipun desain SLBM Korea Utara yang lebih kecil dapat memungkinkan lebih banyak rudal per kapal, itu juga dapat memungkinkan desain SSB yang lebih kecil dan tidak terlalu menantang, termasuk integrasi/konversi yang lebih mudah pada kapal selam yang sudah ada sebelumnya,” kata Joseph Dempsey, seorang peneliti pertahanan di International Institute for Strategic Studies.

Namun, perkembangan itu diperkirakan hanya berdampak terbatas pada persenjataan Pyongyang sampai negara itu membuat lebih banyak kemajuan pada pembangunan kapal selam yang lebih besar.



“Itu hanya berarti mereka mencoba mendiversifikasi opsi peluncuran kapal selam mereka. Ini adalah perkembangan yang menarik tetapi dengan hanya satu kapal selam di dalam air yang dapat meluncurkan satu atau dua dari rudal-rudal ini,  kapal itu tidak banyak berubah,” kata Dave Schmerler, peneliti senior di James Martin Center for Nonproliferation Studies di California.

SLBM tipe baru menampilkan teknologi panduan kontrol canggih termasuk "mobilitas sayap dan mobilitas lompat luncur," kata KCNA.

“(SLBM) akan sangat berkontribusi untuk menempatkan teknologi pertahanan negara pada tingkat tinggi dan untuk meningkatkan kemampuan operasional bawah laut angkatan laut kita,” lapor KCNA.

Schmerler mengatakan tidak mengerti yang dimaksud KCNA dengan "mobilitas sayap", tetapi "lompatan meluncur" adalah cara untuk mengubah lintasan rudal agar lebih sulit dilacak dan dicegat.

Korea Utara telah melakukan sejumlah uji coba dalam beberapa tahun terakhir dengan rudal balistik jarak pendek yang menurut para analis dirancang untuk menghindari sistem pertahanan rudal di Korea Selatan.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan tidak menghadiri uji coba pada Selasa (19/10).

Rudal itu diluncurkan dari laut di sekitar Sinpo, tempat Korea Utara menyimpan kapal selam serta peralatan untuk uji tembak SLBM, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan pada Selasa.

Sumber: Reuters (*)
 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021