Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menawarkan kesiapan Jatim untuk menjadi tuan rumah konferensi Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) tingkat internasional jika diselenggarakan oleh OIAA Pusat maupun Cabang Indonesia.

"Kami sesungguhnya sangat siap untuk menjadi tuan rumah konferensi OIAA, baik konferensi internasional maupun nasional," kata Khofifah di sela menghadiri Pelantikan Pengurus Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Jatim di Institut Kiai Haji Abdul Chalim (IKHAC), Kabupaten Mojokerto, Minggu.
 
Selaku Dewan Penasihat OIAA Jatim, Gubernur Khofifah menginginkan kesinambungan antara program yang dicanangkan oleh OIAA serta program yang sedang dijalankan oleh Pemprov Jatim.
 
"Sehingga, saya minta rencana aksi untuk bisa berseiring dengan berbagai ikhtiar untuk membangun bangsa dengan pendekatan moderasi sesuai pesan Grand Syeikh Al - Azhar Prof. Dr. Syeikh Ahmad Muhamad At- Thayeb melalui konsep tazizul wasathiyah atau pengokohan moderasi," katanya dalam keterangan pers.
 
Terkait kesiapan sebagai tuan rumah, kata dia, Gubernur Khofifah melihat asesmen situasi COVID-19 oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di Jatim tercatat 34 kabupaten/kota telah masuk dalam asesmen level 1, sehingga hanya tersisa 4 kabupaten atau kota yang masih berada dalam level 2.
 
Capaian tersebut, kata dia, berhasil didapatkan Jatim bukan hanya dari kerja keras, sinergi dan profesionalisme, melainkan juga dengan doa dan dukungan dari semua pihak.
 
Di hadapan undangan, gubernur perempuan pertama di Jatim itu menyebut sudah menjadi tradisi bagi Pemprov Jatim untuk mengawali setiap acara dengan shalawat dan santunan anak yatim.
 
Dari shalawat yang dilantunkan dan santunan anak yatim ini ada doa-doa yang dipanjatkan bagi provinsi di ujung timur Pulau Jawa ini. Doa warga dari lintas agama pun juga dikumandangkan dan menyertai kinerja Pemprov dan masyarakat Jawa Timur di tengah pandemi COVID-19.

"Ikthiar promotif, kuratif, preventif berseiring dengan ikhtiar spiritual seperti ini yang mampu memberikan kekuatan dan telah membuahkan hasil yang patut disyukuri, sehingga dalam waktu 1,5 bulan ini, Jatim dinyatakan sebagai satu-satunya provinsi di Jawa-Bali yang masuk dalam level 1 berdasarkan asesmen situasi COVID-19 Kemenkes RI," katanya.

Perkokoh Moderasi Keumatan
 
Mantan Mensos RI ini menyebutkan Indonesia yang terdiri atas beragam suku, bangsa, dan agama memerlukan adanya suatu moderasi agar  kerukunannya dapat senantiasa terjaga.
 
"Bagi Indonesia yang memiliki keberagaman suku, adat, tradisi, bahasa, dan agama, maka pengukuhan moderasi menjadi bagian yang sangat penting," katanya.
 
Gubernur Khofifah menyatakan Pemprov Jatim bersyukur dengan mendapatkan penguatan moderasi ini melalui tersebarnya para Alumni Al-Azhar di Bumi Majapahit.
 
Para alumni Al-Azhar ini, sebut Khofifah, diharapkan bukan hanya akan menjadi penengah yang menjaga kerukunan masyarakat. Tapi, juga menjadi agen perubahan yang dapat memotivasi masyarakat di sekitarnya untuk menggapai pendidikan setinggi mungkin.
 
"Kami berharap hadirnya kepengurusan dari organisasi internasional alumni Al-Azhar di Jatim akan terus bisa memberikan penguatan bagi kerukunan dalam keberagaman masyarakat. Juga memotivasi orang-orang di sekitarnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin, ilmunya diamalkan, manfaat dan barokah," katanya.
 
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum OIAA Cabang Indonesia Dr. KH. TGB M. Zainul Majdi melantik kepengurusan OIAA Jatim yang dikomandani oleh H. Muhammad Al Barra yang juga Wakil Bupati Mojokerto.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021