Api Pekan Olahraga Nasional PON XX Tahun 2021 telah dinyalakan di kalderon venue utama Stadion Lukas Enembe, Kota Jayapura, Papua, setelah tertunda selama setahun akibat pandemi virus corona (COVID-19).
Kobaran apinya terasa ke seluruh pelosok Tanah Air. Menyulut semangat berbagai lapisan masyarakat di negeri ini yang sudah hampir dua tahun terakhir terpuruk dilanda pandemi COVID-19.
Sebagian pertandingan PON XX Papua 2021 telah dimulai sejak 22 September lalu. Tadi malam, 2 Oktober, diresmikan pembukaannya oleh Presiden Joko Widodo.
Tercatat sebanyak 7.039 atlet dari 34 provinsi se- Indonesia siap berlaga di 56 cabang olahraga yang dipertandingkan hingga 15 Oktober mendatang. Mereka memperebutkan sebanyak 2.239 keping medali, terdiri dari 681 emas, 681 perak dan 877 perunggu.
Namun sejatinya kalah - menang merupakan hal biasa di setiap pertandingan olahraga. Semangat juang atlet yang memiliki jiwa sportivitas saat mengalami kekalahan biasanya justru mendapat tempat dan akan selalu dikenang di hati masyarakat.
Karena olahraga tidak melulu soal adu kuat otot. Masyarakat modern, meski memiliki rasa fanatisme terhadap salah satu atlet atau tim yang bertanding, pada dasarnya lebih membutuhkan tontonan yang menghibur dari setiap pertandingan yang disaksikannya.
Niscaya, hiburan itu muncul dari setiap pertandingan di cabang olahraga apapun yang ditampilkan oleh para atlet di kedua belah pihak dengan semangat juang secara adil atau "fair play".
Karena itulah ajang olahraga besar seperti PON kerap juga disebut pesta. Masyarakat Indonesia saat ini sedang berpesta menyaksikan hiburan dari semangat juang yang disuguhkan oleh atlet-atlet dari berbagai daerah di lapangan PON XX Papua.
Gegap gempita pesta yang dirasakan seluruh lapisan masyarakat dari berbagai provinsi yang tersebar di berbagai pulau se- Indonesia itu menumbuhkan kebersamaan sehingga menciptakan persatuan sebagai bangsa Indonesia.
Tentu, demi mewujudkan persatuan Indonesia, sebagaimana slogan yang didengungkan di PON XX Papua 2021, Kita Orang (Torang) Bisa! (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kobaran apinya terasa ke seluruh pelosok Tanah Air. Menyulut semangat berbagai lapisan masyarakat di negeri ini yang sudah hampir dua tahun terakhir terpuruk dilanda pandemi COVID-19.
Sebagian pertandingan PON XX Papua 2021 telah dimulai sejak 22 September lalu. Tadi malam, 2 Oktober, diresmikan pembukaannya oleh Presiden Joko Widodo.
Tercatat sebanyak 7.039 atlet dari 34 provinsi se- Indonesia siap berlaga di 56 cabang olahraga yang dipertandingkan hingga 15 Oktober mendatang. Mereka memperebutkan sebanyak 2.239 keping medali, terdiri dari 681 emas, 681 perak dan 877 perunggu.
Namun sejatinya kalah - menang merupakan hal biasa di setiap pertandingan olahraga. Semangat juang atlet yang memiliki jiwa sportivitas saat mengalami kekalahan biasanya justru mendapat tempat dan akan selalu dikenang di hati masyarakat.
Karena olahraga tidak melulu soal adu kuat otot. Masyarakat modern, meski memiliki rasa fanatisme terhadap salah satu atlet atau tim yang bertanding, pada dasarnya lebih membutuhkan tontonan yang menghibur dari setiap pertandingan yang disaksikannya.
Niscaya, hiburan itu muncul dari setiap pertandingan di cabang olahraga apapun yang ditampilkan oleh para atlet di kedua belah pihak dengan semangat juang secara adil atau "fair play".
Karena itulah ajang olahraga besar seperti PON kerap juga disebut pesta. Masyarakat Indonesia saat ini sedang berpesta menyaksikan hiburan dari semangat juang yang disuguhkan oleh atlet-atlet dari berbagai daerah di lapangan PON XX Papua.
Gegap gempita pesta yang dirasakan seluruh lapisan masyarakat dari berbagai provinsi yang tersebar di berbagai pulau se- Indonesia itu menumbuhkan kebersamaan sehingga menciptakan persatuan sebagai bangsa Indonesia.
Tentu, demi mewujudkan persatuan Indonesia, sebagaimana slogan yang didengungkan di PON XX Papua 2021, Kita Orang (Torang) Bisa! (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021