Petrokimia Gresik meningkatkan produktivitas benih kangkung melalui program Makmur, yakni budi daya benih kangkung di lahan seluas 567 hektare yang tersebar di lima kabupaten di Jawa Timur, salah satunya di Kabupaten Gresik dengan peningkatan produktivitas hingga 12 persen di lahan seluas 36,11 hektare.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, dalam siaran persnya di Gresik, Minggu mengatakan dalam program itu direkomendasi pemupukan pada komoditi kangkung menggunakan kombinasi pupuk subsidi dan pupuk non subsidi, yaitu pupuk NPK Phonska subsidi 200 kg/ha, NPK Phonska Plus 200 kg/ha, pupuk ZA non subsidi 200 kg/ha, pupuk SP-36 subsidi 100 kg/ha, dan pupuk organik Petroganik sebanyak 2 ton/ha.

Formula itu, mampu meningkatkan produktivitas benih kangkung di Gresik hingga 12 persen, dari rata-rata 1,49 ton/ha menjadi rata-rata 1,67 ton/ha. Dengan demikian, omzet petani meningkat hingga 20-25 persen.

"Selama pandemi, peran sektor pertanian sebagai penyedia pangan sehat menjadi semakin penting dan strategis, sehingga kegiatan produksi pertanian termasuk komoditas hortikultura harus ditingkatkan," kata Dwi, kepada wartawan.

Petrokimia, kata dia, akan terus berupaya mengoptimalkan Program Makmur dengan menyasar lebih banyak komoditas, tidak hanya komoditas pangan, tapi juga komoditas hortikultura.

Sebelumnya, program Makmur juga membidik padi, tebu, jeruk, kentang dan bawang merah.

Dwi mengakui, saat kali pertama Program Makmur menyasar tanaman kangkung yang merupakan komoditas hortikultura petani Gresik, banyak petani beranggapan tidak menguntungkan, namun dengan hasil yang ada, anggapan itu berubah.

Sebab, budi daya tanaman kangkung oleh petani Gresik diambil bijinya, dan sebagian benih untuk diekspor oleh perusahaan penampung ke berbagai negara mulai dari Thailand, Filipina, India, hingga Jepang.

"Oleh karena itu, meski di tengah pandemi COVID-19, kuantum ekspor benih kangkung menembus angka 80 ton. Melalui Program Makmur, Petrokimia Gresik berkolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk mewadahi petani kangkung agar mendapatkan jaminan permodalan, jaminan mutu hasil panen hingga jaminan pasar,” ujar Dwi.

Melalui program Makmur, kata Dwi, petani juga dapat memenuhi kekurangan kebutuhan pupuk bersubsidi, sehingga bisa meningkatkan produktivitas hasil panen sekaligus mendongkrak kesejahteraan petani.

Sementara itu, Anang Ma’ruf, salah satu petani kangkung binaan Ewindo yang mengikuti program ini mengakui Program Makmur sangat berdampak positif bagi dirinya dan petani kangkung lainnya.

"Kami merasa sangat diuntungkan karena kebutuhan petani sangat bisa terpenuhi. Untuk itu, kami berharap terus dibantu melalui Program Makmur untuk memakmurkan petani,” ujarnya.

Selain di Gresik, program Makmur pada komoditi benih kangkung juga dilakukan di Kabupaten Mojokerto (37 Ha), Jombang (50 Ha), Lamongan (81 Ha), dan Tuban (363 Ha). (")





Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021