Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi keliling Kota Pahlawan, Rabu, mengendarai sepeda motor vespa untuk meninjau pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah hingga membantu perempuan tukang tambal ban.

"Bagaimana kabarnya adik-adik? Enak mana sekolah di rumah dengan masuk langsung di sekolah?" kata Eri Cahyadi saat menyapa para pelajar di SMPN 62 di Jalan Gunung Anyar Jaya, Surabaya.

Eri Cahyadi berangkat dari Balai Kota Surabaya menuju Bozem Medokan Sawah Timur, Kecamatan Gunung Anyar. Usai dari bozem, ia langsung menuju SMPN 62 untuk meninjau kegiatan PTM.

Di sekolah tersebut, ia menyapa para siswa yang sudah masuk sekolah dengan protokol kesehatan yang ketat. Kebetulan, saat itu kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, sehingga Wali Kota Eri langsung masuk kelas untuk menyapa guru dan siswa.
 
Saat itu, Eri Cahyadi meminta mereka untuk selalu memakai masker dan meminta untuk selalu mengingatkan saudara-saudaranya serta juga orang tuanya untuk menjaga prokes di mana pun berada. 

Usai meninjau PTM, Wali Kota Eri beranjak pulang melewati Jalan Ir. Soekarno atau Merr. Dalam perjalanan pulang itu, ia mengendarai vespanya pelan-pelan sembari mengawasi kondisi wilayah, khususnya di Jalan Merr itu.
 
Tak lama setelah melewati Jalan Merr, tiba-tiba ia menepi dan turun dari sepedanya. Kemudian, ia menemui seorang perempuan yang ternyata tukang tambal ban dan penjual bensin eceran. Dengan tanpa melepas helm dan kacamatanya, ia menanyakan nama, tempat tinggal dan penghasilan perempuan tukang tambal ban itu.

Ternyata, perempuan tukang tambal itu bernama Winarni, warga Surabaya yang tinggal di kos-kosan. Ia rela bekerja menjadi tukang tambal ban demi membiayai anaknya yang sekolah di SMA Untag. 

Padahal, penghasilannya dari tukang tambal ban dan jualan bensin eceran tak menentu setiap harinya. Wali Kota Eri pun berusaha membantu ibu itu.
 
"Saya tadi kaget ketika lewat di sini bu. Kok ada perempuan yang jadi tukang tambal ban. Luar biasa ibu ini. Ibu mau gak kalau saya latih jahit sepatu dan tas? Supaya penghasilannya lebih banyak dari ini. Tidak tega saya bu melihat perempuan seperti ini (jadi tukang tambal ban)," katanya kepada Warni.

Eri Cahyadi memastikan akan mendata Warni dan memberikan pelatihan kepadanya. Demi meyakinkan Ibu Warni, ia pun membuka helmnya. Sontak, ibu Warni kaget dan baru tahu bahwa lawan bicaranya itu adalah Wali Kota Surabaya. 

Saat itu, Wali Kota Eri pun meminta ibu itu untuk sabar dalam menjalani hidup ini. Sebab, ia mengaku akan berusaha memberikan pelatihan untuk meningkatkan penghasilannya. 

Pada kesempatan itu, ia juga meminta ajudannya untuk memberikan bantuan kepada Ibu Warni.
 
Setelah melanjutkan perjalanan pulang, lagi-lagi Wali Kota Eri berhenti dan turun dari sepeda motornya setelah melihat ada seorang ibu bersama dua anaknya yang masih kecil duduk-duduk di trotoar pinggir jalan. 

Setelah menyapa ibu tersebut, Eri juga meminta ajudannya untuk memberikan bantuan kepada ibu tersebut. Kemudian, ia pun melanjutkan perjalanannya.
 
Sementara itu, Ibu Warni mengaku tidak pernah menyangka akan didatangi oleh Wali Kota Eri. Ia juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya karena akan dibantu pekerjaan dan sudah diberi bantuan uang. 

"Terima kasih banyak Pak Eri. Semoga Pak Eri sehat selalu. Senang sekali kalau mau dibantu oleh beliau. Ini tadi juga saya dibantu uang, sekali lagi terimakasih banyak," katanya. 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021