PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI sebagai bagian dari PTPN Group bekerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) mengembangkan aplikasi TebuChain, sebagai upaya sinergi BUMN dan mendorong perusahaan negara itu untuk lebih produktif dan berdaya saing tinggi.

Direktur PTPN XI R. Tulus Panduwidjaja di Surabaya, Kamis, menjelaskan pengembangan aplikasi TebuChain merupakan penggabungan antara aplikasi Mitra Tani milik PTPN XI dengan platform TebuChain milik BRI, dan merupakan bagian dari transformasi digital yang sedang dilakukan di PTPN XI.

"Apalagi gula menjadi industri kritikal yang perlu dijaga aktivitas produksinya guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Tentunya, dengan aplikasi ini mendorong produktivitas," kata Tulus dalam siaran persnya.

Tulus mengakui, untuk terus mendukung produktivitas dibutuhkan sebuah sistem yang terintegrasi dari hulu hingga hilir yakni mulai ketersediaan bahan baku tebu (BBT) yang diproduksi oleh petani tebu, pengolahan tebu yang dilakukan pabrik, hingga permodalan yang diberikan perbankan kepada petani.

"Oleh karena itu, melalui program aplikasi TebuChain PTPN XI ini diharapkan petani mudah mendapatkan kredit usaha, apalagi lagi petani sangat membutuhkan dana cepat terutama untuk biaya tebang, muat, angkut (TMA)," kata Tulus, dalam acara sosialisasi aplikasi TebuChain PTPN XI.

Ia juga berharap adanya aplikasi itu bisa mewujudkan efisiensi dan kemudahan dalam menciptakan rantai pasok bahan baku tebu hingga proses produksinya.

Bahkan, ke depan, program tersebut akan di-link-kan dengan Pupuk Indonesia sehingga kebutuhan petani mulai dari pendanaan, pengolahan tanaman beserta pupuknya menjadi satu kesatuan.

“Dalam program ini ada dua pabrik gula (PG) kami yang menjadi pilot project, yakni PG Pandji dan PG Pradjekan,” katanya.

Tulus mengatakan pemerintah sendiri telah mencanangkan bahwa pada 2024 Indonesia sudah bisa swasembada gula.

"Untuk itu, rencanakan program TebuChain akan diapliksaikan juga ke PG lainnya, termasuk oleh PG milik PTPN lainnya yang memproduksi gula," tuturnya.

Sementara itu, rencananya aplikasi ini juga akan dipakai untuk Sistem Informasi Manajemen Pabrik Gula (SIMPG), yang dipakai PTPN II, PTPN VII, PTPN IX dan PTPN XIV.

Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI, Amam Sukriyanto, mengatakan aplikasi TebuChain sudah berproses delapan bulan dan BRI akan terus mengembangkan fitur-fiturnya, termasuk mengembangkan sistem yang terhubung dengan aplikasi milik PTPN XI.

"Jadi tahap awal, aplikasi ini fungsinya bagaimana mengetahui loyalitas petani, karena yang kami tahu logistik gains juga ada di situ, semakin jauh, semakin mahal harga tebu, semakin tidak efisien. Nah, untuk memastikan petani lebih suka menggiling tebu di PG terdekatnya, makanya PTPN dan BRI ini melakukan sinergi BUMN," katanya.

Selain itu, kata Amam, sistem aplikasi ini juga berguna untuk memastikan tebu-tebu petani tidak lari ke PG lain, dan rendeman tebu juga bisa naik sebab dampak susut dari pengangkutan tebu bisa dihindari.

Pada tahap awal, sudah berhasil 97 persen lebih petani sudah loyal kepada PG-nya. Apalagi PTPN sudah memiliki jadwal kapan waktunya tebang maupun giling.

"Nah, di tahap kedua yang kami kembangkan sekarang bagaimana petani tidak perlu lagi menunggu hasil lelang, begitu sudah ada pemberitahuan DO (bukti kepemilikan gula) sekian dari pabrik, maka BRI bisa membantu mencairkan dana talangan kepada para petani," tuturnya.

Amam menambahkan, tingkat loyalitas petani terhadap PG maupun pihak bank pun dapat terkontrol, dan akan menjadi salah satu alat untuk menentukan skoring terhadap kualitas kredit petani.

"Selain itu juga dapat menentukan skoring berapa luasan lahan yang dimiliki, dan bagaimana model irigasinya, itu menentukan berapa tingkat produktivitas petani tersebut,” katanya.

Dia menambahkan saat ini BRI telah menyalurkan kredit sektor pertanian secara umum mencapai Rp117,5 triliun atau setara 28 persen dari portofolio Nasional.

"Jadi BRI betul-betul bank yang ingin terus mendampingi para petani," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021