Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Jawa Timur menjalin kerja sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Region VIII Jawa 3 untuk memberikan pendampingan bagi sektor usaha mikro kecil dan menengah, mulai dari pembinaan hingga pendanaan.

Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto usai penandatanganan kerja sama di Surabaya, Jumat, mengatakan sinergi pembinaan dengan Bank Mandiri akan dilakukan melalui beberapa infrastruktur yang dimiliki Kadin Jatim, seperti Kadin Institute dan Rumah Kurasi serta Ekspor Center.

"Nantinya yang bertugas untuk memberikan pelatihan instruktur dan pendamping UMKM serta pelatihan kurator bersertifikat BNSP adalah Kadin Institute," kata Adik.

Sedangkan materi pelatihan UMKM, kata Adik, akan dimulai dari pelatihan ekspor dan impor, kewirausahaan serta akuntansi dan lain sebagainya, yang semuanya bersertifikat.

"Karena harus mengantisipasi kalau UMKM ini mulai ekspor, kadang buyer minta yang memproduksi sudah tersertifikasi. Kadin juga sudah memiliki Rumah Kurasi dan Ekspor Center yang bertugas mempertemukan antara UMKM dengan pembeli dari luar negeri," katanya.

Adik menargetkan program ini bisa menyasar sekitar 50 persen dari total jumlah UMKM di Jatim yang mencapai dua juta UMKM agar bisa bertahan dalam menghadapi dampak dari pandemi COVID-19.

"Dan ukuran kesuksesan dari pendampingan ini adalah ketika ada penambahan omzet dan tenaga kerja yang dicapai UMKM," kata Adik.

Regional CEO Senior Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Region VIII Jawa 3, I Gede Raka Arimbawa mengatakan kerja sama ini sebagai wujud komitmen Bank Mandiri untuk mengembangkan UMKM, mulai dari pelatihan, pendampingan, pembiayaan hingga penciptaan pasar go digital bagi UMKM.

"Kami ingin mengelaborasikan dua kekuatan besar ini untuk memajukan UMKM. Kadin dengan skema Kadin Institute, Rumah Kurasi dan Ekspor Center, dan Bank Mandiri memiliki Rumah BUMN yang selama ini sebagai tangan kami dalam mengembangkan UMKM," ujar I Gede Raka.

Ia menjelaskan pelatihan yang dilakukan difokuskan pada dua jenis UMKM, yakni yang sudah bankable (mempunyai rekening perbankan) dan yang belum bankable.

"Untuk UMKM yang sudah bankable, mereka bisa langsung mendapatkan program pendanaan dari Bank Mandiri, sementara yang belum akan mendapatkan pendampingan lebih lanjut terlebih dahulu," katanya.

Ia menargetkan adanya penambahan sekitar 1500 UMKM baru di seluruh Jatim, dari sekitar 3.800 UMKM yang sudah efektif di Rumah BUMN.

Saat ini, kontribusi UMKM terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Jawa Timur mencapai 57,25 persen, terutama di sektor perdagangan dan pertanian. Namun, pembatasan aktivitas manusia telah menurunkan kinerja UMKM.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021