Gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Kota Probolinggo dijadikan tempat isolasi terpusat bagi warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala ringan.
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin didampingi Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB)
Setiorini Sayekti dan Camat Kedopok Imam Cahyadi meninjau tempat isolasi terpusat di SMPN 6, Kelurahan Kareng Lor, Kecamatan Kedopok, Selasa.
"Isolasi terpusat disiapkan sebagai pelayanan kesehatan bagi pasien COVID-19 yang bergejala ringan, sehingga memudahkan untuk memantau dan menangani apabila ada gejala-gejala yang mendadak, sehingga dapat cepat tertangani," kata wali kota yang biasa disapa Habib Hadi itu.
Menurut ia, isolasi terpusat di SMPN 6 tersebut berkapasitas 103 orang yang terbagi dalam 12 ruang perawatan, dengan masing-masing tujuh tempat tidur di setiap ruangan.
"Pasien terkonfirmasi positif yang datang akan di-screening pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan selanjutnya dapat menempati ruangan perawatan yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan," katanya.
Selain fasilitas kesehatan, Pemkot Probolinggo juga menyiapkan tenaga kesehatan di tempat isolasi terpusat melalui rekrutmen relawan yang telah dipublikasikan.
"Mudah-mudahan yang memiliki keahlian di bidang kesehatan berkenan untuk mendaftar karena itu adalah misi kemanusiaan, sehingga kami butuh bersama-sama untuk mewujudkan tempat isolasi yang sesuai dengan harapan kita semua," katanya.
Ia menjelaskan masyarakat mulai antusias untuk vaksinasi setelah lonjakan besar kasus aktif COVID-19 karena saat ini sudah hampir 50 persen vaksinasi untuk pelajar dan 49 persen vaksinasi untuk masyarakat umum.
"Saya berharap semua segera vaksinasi karena solusi untuk menjaga imun dan meningkatkan kekebalan tubuh satu-satunya cara hanya dengan vaksinasi dan protokol kesehatan. Mudah-mudahan dengan ikhtiar itu, semua diberikan kesehatan dan kekuatan di dalam menghadapi pandemi," kata Hadi Zainal Abidin .
Kabid Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan Dinkes P2KB Kota Probolinggo Madiha mengatakan SMPN 6 telah memenuhi sekitar 80 persen standardisasi untuk rumah karantina atau isolasi terpusat, di antaranya punya 12 ruangan dan jauh dari rumah sakit rujukan (RSUD dr. Moh. Saleh). Isoter ini diprioritaskan untuk warga positif terpapar virus corona tanpa gejala atau gejala ringan.
"Namun, tetap akan melihat kondisinya. Jika di karantina rusunawa penuh, pasien yang bergejala juga akan ditempatkan di SMPN 6, bahkan kami juga menyediakan peralatan-peralatan semimedis di sini," katanya.
Kebutuhan tenaga kesehatan di isolasi terpusat dengan sistem tiga shift membutuhkan sebanyak enam dokter, 12 perawat dan 12 tenaga administrasi.
"Insya Allah untuk pemenuhan alat-alat sudah terpenuhi 80 persen pada pekan ini dan pada 28 Agustus 2021 sudah mendapat data tenaga kesehatan yang direkrut. Mudah-mudah solasi terpusat bisa digunakan pada pekan pertama September 2021," demikian Madina.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin didampingi Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB)
Setiorini Sayekti dan Camat Kedopok Imam Cahyadi meninjau tempat isolasi terpusat di SMPN 6, Kelurahan Kareng Lor, Kecamatan Kedopok, Selasa.
"Isolasi terpusat disiapkan sebagai pelayanan kesehatan bagi pasien COVID-19 yang bergejala ringan, sehingga memudahkan untuk memantau dan menangani apabila ada gejala-gejala yang mendadak, sehingga dapat cepat tertangani," kata wali kota yang biasa disapa Habib Hadi itu.
Menurut ia, isolasi terpusat di SMPN 6 tersebut berkapasitas 103 orang yang terbagi dalam 12 ruang perawatan, dengan masing-masing tujuh tempat tidur di setiap ruangan.
"Pasien terkonfirmasi positif yang datang akan di-screening pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan selanjutnya dapat menempati ruangan perawatan yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan," katanya.
Selain fasilitas kesehatan, Pemkot Probolinggo juga menyiapkan tenaga kesehatan di tempat isolasi terpusat melalui rekrutmen relawan yang telah dipublikasikan.
"Mudah-mudahan yang memiliki keahlian di bidang kesehatan berkenan untuk mendaftar karena itu adalah misi kemanusiaan, sehingga kami butuh bersama-sama untuk mewujudkan tempat isolasi yang sesuai dengan harapan kita semua," katanya.
Ia menjelaskan masyarakat mulai antusias untuk vaksinasi setelah lonjakan besar kasus aktif COVID-19 karena saat ini sudah hampir 50 persen vaksinasi untuk pelajar dan 49 persen vaksinasi untuk masyarakat umum.
"Saya berharap semua segera vaksinasi karena solusi untuk menjaga imun dan meningkatkan kekebalan tubuh satu-satunya cara hanya dengan vaksinasi dan protokol kesehatan. Mudah-mudahan dengan ikhtiar itu, semua diberikan kesehatan dan kekuatan di dalam menghadapi pandemi," kata Hadi Zainal Abidin .
Kabid Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan Dinkes P2KB Kota Probolinggo Madiha mengatakan SMPN 6 telah memenuhi sekitar 80 persen standardisasi untuk rumah karantina atau isolasi terpusat, di antaranya punya 12 ruangan dan jauh dari rumah sakit rujukan (RSUD dr. Moh. Saleh). Isoter ini diprioritaskan untuk warga positif terpapar virus corona tanpa gejala atau gejala ringan.
"Namun, tetap akan melihat kondisinya. Jika di karantina rusunawa penuh, pasien yang bergejala juga akan ditempatkan di SMPN 6, bahkan kami juga menyediakan peralatan-peralatan semimedis di sini," katanya.
Kebutuhan tenaga kesehatan di isolasi terpusat dengan sistem tiga shift membutuhkan sebanyak enam dokter, 12 perawat dan 12 tenaga administrasi.
"Insya Allah untuk pemenuhan alat-alat sudah terpenuhi 80 persen pada pekan ini dan pada 28 Agustus 2021 sudah mendapat data tenaga kesehatan yang direkrut. Mudah-mudah solasi terpusat bisa digunakan pada pekan pertama September 2021," demikian Madina.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021