Pemerintah Kota Madiun berencana segera memindahkan warga terinfeksi COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah ke tempat isolasi terpusat guna penanganan yang lebih maksimal dan meminimalisir angka kefatalan.
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan persiapan tempat isolasi terpusat terus dimatangkan. Untuk penyiapan tempat isolasi terpusat tersebut, Pemkot Madiun bekerja sama dengan sejumlah instansi, salah satunya dengan Korem 081 Dhirotsaha Jaya (DSJ).
"Nantinya, Pemerintah Kota Madiun menyiapkan sejumlah gedung sekolah yang terdekat dengan puskesmas untuk dijadikan tempat isolasi terpusat guna merawat pasien COVID-19 yang isolasi mandiri," ujar Wali Kota Maidi saat Apel Gelar Pasukan dalam rangka pemindahan isoman menuju Isolasi terpusat di Wilayah Kota dan Kabupaten Madiun di Makorem 081 DSJ/Madiun, Rabu.
Hasil pendataan, terdapat 11 sekolah, baik SD maupun SMP, dengan 70 ruang yang terdekat dengan lokasi puskesmas dan dapat digunakan untuk lokasi isolasi terpusat. Jika satu ruang diisi 10 orang, maka artinya bisa untuk menampung 700 orang. Penyiapan gedung isolasi terpusat tersebut memang bekerja sama dengan TNI/Polri untuk penyediaan tempat tidur lipat bagi pasien.
"Kebiasaan masyarakat itu jika sakit tidak dirasa. Setelah agak parah, baru ke rumah sakit. Kalau sudah terlambat, maka penanganan juga tidak maksimal. Karenanya, yang saat ini isoman, khususnya yang berusia 50 tahun ke atas, akan kami pindahkan ke isolasi terpusat," ujar Maidi.
Danrem 081 Dhirotsaha Jaya Kolonel Inf Waris Ari Nugroho mengatakan rencana pemindahan pasien COVID-19 isoman ke lokasi isolasi terpusat merupakan upaya pencegahan semakin meluasnya penyebaran COVID-19. Khususnya, banyaknya klaster keluarga.
"Ini jangan sampai terjadi keterlambatan penanganan. Nantinya di lokasi isolasi terpusat juga disiagakan petugas untuk memantau pasien," kata Kolonel Inf Waris Ari Nugroho.
Pemindahan warga isoman dinilai penting dan perlu agar penanganan makin maksimal. Selain itu, agar setiap gejala yang muncul bisa segera terdeteksi. Harapannya, petugas juga bisa segera memberikan tindakan. Apalagi, di isolasi terpusat tersebut juga disiagakan dokter dan perawat.
Waris berharap ke depan tidak ada lagi masyarakat yang sedang terjangkit COVID-19 dan melaksanakan isoman, namun terlepas pemantauan dari petugas medis maupun aparat.
"Gejala bisa muncul kapan saja. Kalau segera diketahui, segera ditangani, maka harapannya kesembuhan semakin bisa ditingkatkan," katanya.
Ia menambahkan, Korem 081 DSJ siap mendukung upaya pemda untuk penanganan kasus positif COVID-19 di wilayahnya. Dalam penanganan tersebut, pihaknya meminta jajarannya untuk mengedepankan tindakan humanis, persuasif dan perhatian saat pemindahan.
Sementara itu, saat pemindahan nantinya, Pemkot Madiun dengan dibantu TNI/Polri setempat juga membentuk tim relawan yang terdiri dari ASN muda untuk turut dalam upaya pemindahan tersebut. Setidaknya, ada 30 petugas, dengan masing-masing 10 orang per kecamatan. Harapannya, pemindahan semakin cepat dan maksimal.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan persiapan tempat isolasi terpusat terus dimatangkan. Untuk penyiapan tempat isolasi terpusat tersebut, Pemkot Madiun bekerja sama dengan sejumlah instansi, salah satunya dengan Korem 081 Dhirotsaha Jaya (DSJ).
"Nantinya, Pemerintah Kota Madiun menyiapkan sejumlah gedung sekolah yang terdekat dengan puskesmas untuk dijadikan tempat isolasi terpusat guna merawat pasien COVID-19 yang isolasi mandiri," ujar Wali Kota Maidi saat Apel Gelar Pasukan dalam rangka pemindahan isoman menuju Isolasi terpusat di Wilayah Kota dan Kabupaten Madiun di Makorem 081 DSJ/Madiun, Rabu.
Hasil pendataan, terdapat 11 sekolah, baik SD maupun SMP, dengan 70 ruang yang terdekat dengan lokasi puskesmas dan dapat digunakan untuk lokasi isolasi terpusat. Jika satu ruang diisi 10 orang, maka artinya bisa untuk menampung 700 orang. Penyiapan gedung isolasi terpusat tersebut memang bekerja sama dengan TNI/Polri untuk penyediaan tempat tidur lipat bagi pasien.
"Kebiasaan masyarakat itu jika sakit tidak dirasa. Setelah agak parah, baru ke rumah sakit. Kalau sudah terlambat, maka penanganan juga tidak maksimal. Karenanya, yang saat ini isoman, khususnya yang berusia 50 tahun ke atas, akan kami pindahkan ke isolasi terpusat," ujar Maidi.
Danrem 081 Dhirotsaha Jaya Kolonel Inf Waris Ari Nugroho mengatakan rencana pemindahan pasien COVID-19 isoman ke lokasi isolasi terpusat merupakan upaya pencegahan semakin meluasnya penyebaran COVID-19. Khususnya, banyaknya klaster keluarga.
"Ini jangan sampai terjadi keterlambatan penanganan. Nantinya di lokasi isolasi terpusat juga disiagakan petugas untuk memantau pasien," kata Kolonel Inf Waris Ari Nugroho.
Pemindahan warga isoman dinilai penting dan perlu agar penanganan makin maksimal. Selain itu, agar setiap gejala yang muncul bisa segera terdeteksi. Harapannya, petugas juga bisa segera memberikan tindakan. Apalagi, di isolasi terpusat tersebut juga disiagakan dokter dan perawat.
Waris berharap ke depan tidak ada lagi masyarakat yang sedang terjangkit COVID-19 dan melaksanakan isoman, namun terlepas pemantauan dari petugas medis maupun aparat.
"Gejala bisa muncul kapan saja. Kalau segera diketahui, segera ditangani, maka harapannya kesembuhan semakin bisa ditingkatkan," katanya.
Ia menambahkan, Korem 081 DSJ siap mendukung upaya pemda untuk penanganan kasus positif COVID-19 di wilayahnya. Dalam penanganan tersebut, pihaknya meminta jajarannya untuk mengedepankan tindakan humanis, persuasif dan perhatian saat pemindahan.
Sementara itu, saat pemindahan nantinya, Pemkot Madiun dengan dibantu TNI/Polri setempat juga membentuk tim relawan yang terdiri dari ASN muda untuk turut dalam upaya pemindahan tersebut. Setidaknya, ada 30 petugas, dengan masing-masing 10 orang per kecamatan. Harapannya, pemindahan semakin cepat dan maksimal.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021