Subholding Gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk melalui afiliasinya PT Saka Energi Indonesia (PGN SAKA), anak perusahaan di bidang hulu minyak dan gas bumi mencatatkan penambahan produksi hidrokarbon sebesar 7.300 BOEPD, dari 5.700 BOEPD menjadi 13.000 BOEPD dari Wilayah Kerja Pangkah.
Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto, dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Selasa mengatakan, PGN akan senantiasa terus mendorong anak perusahaan hulu meningkatkan produksi, serta berupaya mendapatkan sumber-sumber migas lain.
Ia mengatakan, tambahan produksi itu diperoleh lewat pengeboran 3 sumur di lapangan West Pangkah yaitu WPA 1,2 dan 3 dan 1 sumur re-entry (SID-4V) di lapangan Sidayu.
"Saat ini program pemboran di Lapangan Sidayu masih terus berlanjut ke re-entry Sidayu-3ST yang diharapkan dapat menambah lagi sekitar 1000 BOEPD," katanya, menjelaskan.
Ia mengatakan, pada pengembangan baru di Sumur Sidayu 4V, PGN SAKA juga menerapkan teknologi baru dengan teknologi Casing Reconnection Metal To Metal pada SID-4V Re-entry yang berjalan aman dan lancar.
Hal ini merupakan pencapaian yang cukup bagus, karena PGN SAKA merupakan perusahaan nasional Indonesia pertama Se-Asia Pasifik mengimplementasikan teknologi tersebut, dan kegiatan first drilling dilakukan pada re-entry Sumur Sidayu-4V pada pertengahan Juli 2021 dengan tetap mengedepankan aspek HSSE.
“Kami bersyukur akhirnya minyak dari struktur Sidayu telah masuk ke line produksi,” ujar Haryo.
Haryo melanjutkan, dengan beroperasinya Lapangan Migas Offshore ini menunjukkan komitmen PGN Saka yang solid.
Sebelumnya, Lapangan West Pangkah berproduksi (18 Februari 2021) yang saat ini menghasilkan total gas sebesar 27.96 MMSCFD dan oil/condesate sebesar 1,290 BBLS dari 3 sumur.
"Pengembangan proyek ini merupakan bentuk kontribusi PGN Saka dalam memenuhi pasokan energi untuk Indonesia, termasuk ditengah harga minyak yang sedang cukup menarik walaupun penuh tantangan saat dimulainya project ini dan pada masa pandemi COVID-19. Semangat untuk berkontribusi ini membuat PGN Saka melakukan percepatan waktu pengerjaan proyek dari 17 bulan menjadi 12 bulan," katanya
Sementara itu, dalam menjalankan peran sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PGN berkomitmen menjadi bagian dalam berkontribusi pemenuhan energi nasional dari hulu ke hilir.
Untuk produksi di Lapangan Sidayu juga turut berperan membantu pemerintah mengejar target produksi migas nasional.
"Semoga segala daya upaya ini bisa menjadi kado manis untuk HUT ke-76 RI," katanya.
Saat ini, PGN SAKA mengelola 10 Wilayah Kerja di Indonesia dan satu blok Shale Gas di Amerika Serikat. Pengelolaan di 6 Wilayah Kerja sebagai operator dengan kepemilikan 100 persen hak partisipasi di Pangkah, South Sesulu, Wokam II, Pekawai, West Yamdena dan Muriah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto, dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Selasa mengatakan, PGN akan senantiasa terus mendorong anak perusahaan hulu meningkatkan produksi, serta berupaya mendapatkan sumber-sumber migas lain.
Ia mengatakan, tambahan produksi itu diperoleh lewat pengeboran 3 sumur di lapangan West Pangkah yaitu WPA 1,2 dan 3 dan 1 sumur re-entry (SID-4V) di lapangan Sidayu.
"Saat ini program pemboran di Lapangan Sidayu masih terus berlanjut ke re-entry Sidayu-3ST yang diharapkan dapat menambah lagi sekitar 1000 BOEPD," katanya, menjelaskan.
Ia mengatakan, pada pengembangan baru di Sumur Sidayu 4V, PGN SAKA juga menerapkan teknologi baru dengan teknologi Casing Reconnection Metal To Metal pada SID-4V Re-entry yang berjalan aman dan lancar.
Hal ini merupakan pencapaian yang cukup bagus, karena PGN SAKA merupakan perusahaan nasional Indonesia pertama Se-Asia Pasifik mengimplementasikan teknologi tersebut, dan kegiatan first drilling dilakukan pada re-entry Sumur Sidayu-4V pada pertengahan Juli 2021 dengan tetap mengedepankan aspek HSSE.
“Kami bersyukur akhirnya minyak dari struktur Sidayu telah masuk ke line produksi,” ujar Haryo.
Haryo melanjutkan, dengan beroperasinya Lapangan Migas Offshore ini menunjukkan komitmen PGN Saka yang solid.
Sebelumnya, Lapangan West Pangkah berproduksi (18 Februari 2021) yang saat ini menghasilkan total gas sebesar 27.96 MMSCFD dan oil/condesate sebesar 1,290 BBLS dari 3 sumur.
"Pengembangan proyek ini merupakan bentuk kontribusi PGN Saka dalam memenuhi pasokan energi untuk Indonesia, termasuk ditengah harga minyak yang sedang cukup menarik walaupun penuh tantangan saat dimulainya project ini dan pada masa pandemi COVID-19. Semangat untuk berkontribusi ini membuat PGN Saka melakukan percepatan waktu pengerjaan proyek dari 17 bulan menjadi 12 bulan," katanya
Sementara itu, dalam menjalankan peran sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PGN berkomitmen menjadi bagian dalam berkontribusi pemenuhan energi nasional dari hulu ke hilir.
Untuk produksi di Lapangan Sidayu juga turut berperan membantu pemerintah mengejar target produksi migas nasional.
"Semoga segala daya upaya ini bisa menjadi kado manis untuk HUT ke-76 RI," katanya.
Saat ini, PGN SAKA mengelola 10 Wilayah Kerja di Indonesia dan satu blok Shale Gas di Amerika Serikat. Pengelolaan di 6 Wilayah Kerja sebagai operator dengan kepemilikan 100 persen hak partisipasi di Pangkah, South Sesulu, Wokam II, Pekawai, West Yamdena dan Muriah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021