Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan perencanaan pembangunan dengan menerapkan model ekonomi biru, akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Redesain Transformasi Ekonomi Indonesia PascaCOVID-19 yang sedang disusun Bappenas saat ini.
"Tentunya, model ekonomi biru akan memiliki konsekuensi pada perubahan paradigma perilaku masyarakat untuk lebih cinta lingkungan, memperhatikan sumber daya hayati, dan berusaha untuk menjaga kelestariannya, serta diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak,” kata Suharso di Jakarta, Minggu.
Suharso, saat menyampaikan sambutan dalam diskusi bertajuk "Penguatan Blue Economy PascaPandemi COVID-19 Menuju Ekonomi Indonesia Tangguh" yang digelar alumni Swedia secara daring itu, mengapresiasi secara umum konsep ekonomi biru.
"Konsep blue economy ini sangat penting, utamanya mengingat Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, konsep ekonomi biru juga menjadi semakin populer di dunia, utamanya di kalangan para pemangku kebijakan,” katanya.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Swedia dan Latvia Kamapradipta Isnomo, dalam diskusi itu mengakui topik blue economy sangat tepat untuk menjadi fokus oleh Indonesia dan Swedia.
“Pertama, karena kedua negara sesama maritim yang memiliki kepentingan besar terhadap keberlanjutan dan pelestarian laut. Kedua, di tengah upaya pemerintah memulihkan ekonomi pascapandemi, ekonomi biru merupakan salah satu sektor yang perlu lebih digali dan dikembangkan sehingga dapat bermanfaat bagi rakyat Indonesia. Swedia adalah natural partner bagi Indonesia untuk mencapai kemajuan dalam bidang ekonomi biru,” kata Kamapradipta.
Sementara itu, Ketua Alumni Swedia Dothy mengatakan, diskusi bertajuk ekonomi biru secara virtual dihelat untuk mengisi Peringatan HUT Ke-76 Republik Indonesia yang bertema ‘Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh’, dengan diskusi yang inovatif dan produktif.
"Konsep blue economy di Indonesia ini sangat potensial, mengingat berlimpahnya sumber daya sektor maritim dan bahari Indonesia, serta sangat kontekstual saat ini, karena negeri ini butuh pengungkit kebangkitan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam situasi Pandemi COVID-19,” katanya.
Diskusi menghadirkan secara virtual Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Duta Besar Kerajaan Swedia untuk Indonesia Marina Berg, kemudian Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia Arsjad Rasjid dan Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia A. Widyasanti, serta Erlangga Arfan sebagai pemantik diskusi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Tentunya, model ekonomi biru akan memiliki konsekuensi pada perubahan paradigma perilaku masyarakat untuk lebih cinta lingkungan, memperhatikan sumber daya hayati, dan berusaha untuk menjaga kelestariannya, serta diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak,” kata Suharso di Jakarta, Minggu.
Suharso, saat menyampaikan sambutan dalam diskusi bertajuk "Penguatan Blue Economy PascaPandemi COVID-19 Menuju Ekonomi Indonesia Tangguh" yang digelar alumni Swedia secara daring itu, mengapresiasi secara umum konsep ekonomi biru.
"Konsep blue economy ini sangat penting, utamanya mengingat Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, konsep ekonomi biru juga menjadi semakin populer di dunia, utamanya di kalangan para pemangku kebijakan,” katanya.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Swedia dan Latvia Kamapradipta Isnomo, dalam diskusi itu mengakui topik blue economy sangat tepat untuk menjadi fokus oleh Indonesia dan Swedia.
“Pertama, karena kedua negara sesama maritim yang memiliki kepentingan besar terhadap keberlanjutan dan pelestarian laut. Kedua, di tengah upaya pemerintah memulihkan ekonomi pascapandemi, ekonomi biru merupakan salah satu sektor yang perlu lebih digali dan dikembangkan sehingga dapat bermanfaat bagi rakyat Indonesia. Swedia adalah natural partner bagi Indonesia untuk mencapai kemajuan dalam bidang ekonomi biru,” kata Kamapradipta.
Sementara itu, Ketua Alumni Swedia Dothy mengatakan, diskusi bertajuk ekonomi biru secara virtual dihelat untuk mengisi Peringatan HUT Ke-76 Republik Indonesia yang bertema ‘Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh’, dengan diskusi yang inovatif dan produktif.
"Konsep blue economy di Indonesia ini sangat potensial, mengingat berlimpahnya sumber daya sektor maritim dan bahari Indonesia, serta sangat kontekstual saat ini, karena negeri ini butuh pengungkit kebangkitan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam situasi Pandemi COVID-19,” katanya.
Diskusi menghadirkan secara virtual Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Duta Besar Kerajaan Swedia untuk Indonesia Marina Berg, kemudian Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia Arsjad Rasjid dan Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia A. Widyasanti, serta Erlangga Arfan sebagai pemantik diskusi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021