Kelompok anak muda Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur, berhasi menjuarai program Jagoan Tani, yang merupakan ajang menumbuhkan semangat kewirausahaan bidang agribisnis untuk anak muda.

Sekelompok anak muda yang menamakan diri "Lemonto" ini, menjuarai program Jagoan Tani Pemkab Banyuwangi, di kategori rintisan usaha dan mendapatkan stimulus modal Rp50 juta. Mereka memproduksi berbagai olahan buah lemon, seperti sari lemon, essential oil, lemon kering, sabun, serta hand sanitizer. Semuanya berasal dari buah yang dikembangkan petani lemon Banyuwangi.

"Alhamdulillah produk kami diterima pasar. Apalagi di saat pandemi ini banyak orang yang membutuhkan minuman penambah imunitas. Produk kami merambah berbagai daerah di Jawa, Sumatera, dan Papua," ujar Ketua Tim Kelompok Lemonto, Beni Irwanto usai menerima stimulus RP50 juta di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Selasa.

Ia menceritakan, bisnisnya dirintis sejak 2020 dan ketika itu harga lemon jatuh saat panen raya, sehingga terinspirasi membuat produk minuman sari lemon untuk meningkatkan harga jual.

Selain minuman sari lemon, Beni mengembangkan usahanya dengan berbagai produk turunan lemon yang lain. Seperti essential oil, lemon kering, sabun serta hand sanitizer.

"Prinsip kami zero waste. Semua bahannya kami olah, tidak ada yang terbuang. Termasuk kulitnya," tuturnya.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengaku senang program Jagoan Tani mendapatkan animo tinggi dari anak muda.

"Anak muda Banyuwangi harus tetap bersemangat dan berkreativitas meski pandemi ini memang menghadirkan situasi yang sulit. Program ini menjadi salah satu pintu untuk mengajak anak-anak muda masuk ke agribisnis, membantu petani, memberi nilai tambah, memberdayakan berbagai potensi lokal," ujarnya.

Menurut dia, regenerasi petani adalah isu penting dalam pertanian Indonesia, karena hasil Sensus Pertanian menyebutkan hanya sekitar 12 persen petani berusia di bawah 35 tahun.

"Maka dari itu kita perlu cara kreatif untuk melahirkan generasi muda petani yang inovatif, visioner, melek teknologi, untuk membantu pengembangan pertanian," katanya.

Program Jagoan Tani sendiri adalah hasil transformasi dari kompetisi bisnis pertanian yang rutin digelar Banyuwangi sejak 2018. Rangkaian mentoring juga dijalankan, dengan menghadirkan mentor yaitu Direktur Transformasi Bisnis PT Pupuk Indonesia Panji Winanteya, agripreneur Ipang Wahid, Dekan Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Ervina Wahyu, Luh Putu Suciati dari Pusat Inkubator Bisnis Teknologi Universitas Jember, serta pakar pemasaran digital Cucuk Rustandi.

Sebanyak 1.489 anak muda dari 427 tim mengikuti ajang ini, yang terbagi dalam kategori ide bisnis dan rintisan usaha, dengan total hadiah modal Rp150 juta. Berbagai usaha rintisan dan ide bisnis diajukan dan didiskusikan, mulai pertanian pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, hingga kehutanan.

Para juara lainnya untuk kategori rintisan usaha adalah Tim Pay Farm yang mengintegrasikan smart garden dan aqua scape, agropreneur system (pakan ternak berkonsep zero waste), Tim Bumi Sakti (pengembangan melon di lahan pesisir dengan teknologi irigasi tetes), Tim Generasi Organik (pemanfaatan cacing tanah untuk pengembangan pupuk organik) dan Tim Dadong Awok Farm yang beternak domba.

Adapun untuk kategori ide bisnis (business plan), juaranya adalah tim Caraka Muda dengan bukuk sayur hidroponik, tim Azyanti Solid (mi berbasis singkong), Tim Jamer Team (pemasaran olahan jahe merah), Tim Date Liner (platform lelang berbagai komoditas), Tim Banyuwangi Cerdas Griwangi (platform yang menghubungkan petani dan konsumen) dan Tim Obugame (produksi berbagai olahan buah naga). (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021