Debut lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah di Olimpiade Tokyo berbuah medali perunggu berkat inspirasi dari sang ayah yang juga pelatihnya, Erwin Abdullah.

Rahmat tampil sebagai kuda hitam di Olimpiade Tokyo, Rabu. Tidak diunggulkan, tetapi secara mengejutkan mampu menyumbangkan medali perunggu di Olimpiade Tokyo setelah menjadi yang terbaik di Grup B kelas 73 kg usai membukukan angkatan total 342 kg (snatch 152 kg dan clean and jerk 190 kg).

Baca juga: Olimpiade Tokyo: Lifter Rahmat Erwin Abdullah sumbang perunggu untuk Indonesia

Lifter berusia 21 tahun itu mampu melampaui total angkatan lifter-lifter tangguh yang tergabung dalam Grup A, antara lain lifter Albania Calja Briken yang mencatatkan total angkatan 341 kg, lifter Bulgaria Bozhidar Dimitrov (338 kg), lifter Jepang Miyamoto Masanori (335 kg), dan lifter AS Cummings Jr (325 kg).

“Saya sangat bersyukur. Medali ini saya persembahkan untuk keluarga saya, ayah dan ibu. Untuk seluruh masyarakat Indonesia, Kemenpora, Komite Olimpiade Indonesia (KOI), PB PABSI, serta semua yang sudah mendukung saya,” kata Rahmat Erwin dalam siaran pers KOI.

Baca juga: Olimpiade Tokyo: Lifter Rahmat Erwin catatkan angkatan terbaik di Grup B kelas 73 kg

Rahmat Erwin mengatakan bahwa medali perunggu Olimpiade Tokyo itu tidak hanya menepati misi pribadinya, tetapi juga turut menggenapi impian sang ayah yang gagal tampil di Olimpiade 2004 Athena karena cedera punggung.

Lifter kelahiran Makassar itu menceritakan bahwa menjelang keberangkatan ke Tokyo, dia selalu teringat dengan cerita yang terus diulang oleh sang ayah soal impiannya agar anaknya bisa tampil di Olimpiade, memenuhi mimpinya yang tidak pernah terwujud.

Baca juga: Olimpiade Tokyo: Lifter Eko Yuli Irawan sumbang perak untuk Indonesia

“Saya masih ingat terus kata-kata bapak. ‘Mat, kamu mau merasakan yang pernah bapak rasakan di Olimpiade. Soalnya, bapak belum sempat bertanding.’ Itu selalu diulang terus sama bapak akhir-akhir ini,” kenang Rahmat.

"Saat itu, aku bilang gini. Aku mau merasakan yang nggak pernah bapak alami, yakni bertanding di Olimpiade. Kini, saya tidak cuma melakukannya di Olimpiade Tokyo, tetapi juga pulang membawa medali,” kata Rahmat Erwin, menambahkan.

Baca juga: Olimpiade Tokyo: Lifter Windy Cantika sumbang medali pertama untuk Indonesia

Medali emas kelas 73 kg putra disabet lifter China Shi Zhiyong yang membukukan total angkatan 364 kg (snatch 166 kg dan clean and jerk 198 kg) yang sekaligus menjadi rekor baru dunia.

Sementara medali perak direbut lifter Venezuela Mayora Pernia Julio Ruben dengan total angkatan 345 kg (snatch 156 kg dan clean and jerk 190 kg).

Pewarta: Shofi Ayudiana

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021