PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengoptimalkan peran gas bumi sebagai energi perantara menuju transisi energi guna mendukung akselerasi investasi di kawasan ekonomi baru dan terus melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan di lapangan mengenai pembangunan kawasan ekonomi baru di berbagai daerah.

Seperti yang disampaikan Presiden Jokowi dalam pembukaan Investor Daily Summit 2021 di Jakarta, Selasa, sesuai semangat cipta kerja yang konsepnya adalah menurunkan impor, menaikkan ekspor, dan menciptakan nilai bagi bangsa, PGN akan menjalankan program gasifikasi nasional. 

Menurut Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan, program PGN dalam pemenuhan gas rumah tangga penting untuk berkontribusi menekan defisit neraca impor energi.

Kedua adalah PGN mendukung industri khusus, retail, dan industri umum, termasuk kawasan industri yang disesuaikan dengan tata ruang masing-masing daerah.

"Saat ini fokus di Jawa Barat dan Jawa Tengah, namun demikian terdapat anchor di daerah Indonesia timur yang nantinya selaras dengan prioritas yang ketiga yaitu dalam penyediaan listrik nasional," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers PGN.

Heru Setiawan mengatakan bahwa potensi kebutuhan gas bumi kawasan industri dengan menggunakan pendekatan luasan lahan adalah sebesar 390 BBTUD. Selain itu, terdapat rencana peningkatan overall steel capacity nasional, smelter dan gasifikasi pembangkit PLN yang tersebar di beberapa lokasi.

"Di Jawa Tengah bagian selatan, terdapat rencana supply gas untuk Kilang Cilacap yang nanti sebagai anchor buyer. Kemudian di kawasan timur Indonesia, program PGN untuk listrik nasional, yaitu rencana gasifikasi pembangkit PLN dari diesel ke gas. Dari sisi value chain-nya, penggunaan gas akan jauh lebih murah dibanding diesel. Nanti diharapkan akan menyentuh kawasan seperti Papua, Ambon, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan lain-lain," ujar Heru yang berbicara dalam acara Investor Daily Summit 2021.

Proyek smelter memiliki potensi sampai dengan 80 BBTUD, sedangkan pada proyek gasifikasi PLN berdasarkan Kepmen ESDM Nomor 13 untuk pembangkit tahap 1 memiliki potensi sampai 76 BBTUD. Kedua proyek tersebut akan menjadi anchor demand bagi kawasan industri sekitarnya.

PGN juga telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan Kawasan Industri Terpadu Batang dan Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah. Pada kerja sama ini, PGN akan menyediakan pasokan gas dan infrastruktur pendukungnya dengan kebutuhan gas Kawasan Industri Kendal sekitar 37 BBTUD dan KIT Batang sekitar 10 BBTUD. 

"Nanti akan ada kawasan industri di Cilacap. Kita ingin adanya sinergi utilisasi infrastruktur, selain untuk ke kilang namun juga akan kita gunakan untuk kawasan industri maupun masyarakat khususnya di Jawa Bagian Selatan," imbuh Heru.

PGN sudah berkoordinasi dengan Kementerian ESDM mengenai pembangunan jaringan pipa transmisi Cirebon-Semarang dengan diprioritaskan dibangun terlebih dahulu untuk ruas dari Semarang ke Batang. Dengan begitu, akan ada pasokan gas khusus ke Batang melalui jaringan Semarang-Batang. 

Heru menambahkan PGN juga mendukung konsep eco industrial park/estate dengan energi terbarukan dan aspek Environment, Social, Governance (ESG) pada kawasan industri. Konsep investasi ESG tidak mengejar keuntungan semata, melainkan memperhatikan kebermanfaatan usaha bagi lingkungan, masyarakat, dan pemerintah. 

“Perkembangannya saat ini beberapa industri terutama terkait dengan FDI (Foreign Direct Investment) mulai melakukan satu tambahan requirement, yaitu konsep eco. Jadi sudah mulai green production, karena saat ini sudah menjadi brand bagi investasi. Mereka memproduksi jasa maupun barang melalui proses yang ramah lingkungan. Oleh karena itu di industrial park kami menawarkan eco friendly energy. Selain gas juga akan kami gabungkan energi lain seperti solar PV, air, atau geothermal yang saat ini banyak tersebar di Indonesia,” jelas Heru. (*)

Pewarta: Didik Kusbiantoro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021