Dosen Fakultas Teknik Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas Surabaya, Hariadi Yutanto mengenalkan teknik "gendam" dalam bisnis digital, artinya melalui teknik copywriting.

Hariadi dalam keterangan persnya, Senin, usai acara Webinar Ngoprek bersama UHW Perbanas Surabaya, mengatakan teknik gendam dimaksudkan menampilkan cara berjualan tanpa terlihat jualan.

"Ada tiga teknik gendam yang saya ambil dari bukunya Russell Brunson," kata Hariadi, yang juga Kepala Bagian ICT UHW Perbanas Surabaya itu.

Pertama, Hooks atau kail pemancing dari masalah dan solusinya. Kedua, Story, yaitu menceritakan yang dramatis agar calon pembeli terkesima dan terpengaruh.

Dan ketiga, Offer atau calon pembeli sudah tertarik dan ingin segera membeli produk, yakni psikologis calon pembeli diaduk aduk dengan dua kondisi, yaitu scarcity atau kelangkahan produk dan Urgency atau dibuat seolah olah barang tersisa sangat minim dan waktu diskon yg terbatas.

"Tentu teknik tersebut harus berpegang pada aspek kebenaran dan kejujuran dengan melihat tatanan bahasa dan produk," katanya.

Narasumber lain dalam acara itu, Witdodo Djoyosaputro mengakui dalam dunia bisnis secara digital perlu detail yang lebih dibanding bisnis secara langsung.

"Baik itu secara produk, secara teknologi, maupun kemampuan menampilkan secara digital yang mampu menarik orang," kata Witdodo yang berprofesi sebagai Digital Entrepreneur dan Digital Business Expert.

Witdodo yang sudah berkecimpung di bisnis daring sejak 2007 menjelaskan, tren bisnis digital memang sangat cepat berubah, dan kreatifitas tidak boleh berhenti.

"Harus ikuti setiap perubahan, dan harus punya tren mark tersendiri, agar mudah dikenali orang," lanjut Witdodo.

Sementara itu, narasumber lain yaitu R Fuad Armansyah mengakui, bahwa pandemi COVID-19 mendorong kegiatan digital mengalami peningkatan, termasuk dalam kegiatan bisnis digital.

Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan trik untuk bisa bertahan dalam bisnis digital, sehingga mempunyai waktu yang panjang.  (*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021