Legislator memberikan edukasi kepada sejumlah warga terpapar COVID-19 dengan status orang tanpa gejala (OTG) yang saat ini menjalani isolasi mandiri di kawasan utara Kota Surabaya, Jawa Timur. 

"Di Kecamatan Bulak dan Mulyorejo beberapa warga yang menjalani isolasi mandiri menghubungi saya menanyakan berbagai hal mulai dari obat yang digunakan terapi, pola keseharian seperti olahraga di rumah dan konsumsi buah," kata anggota Komisi C DPRD Surabaya Abdul Ghoni di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, warga yang menanyakan hal tersebut karena mengetahui bahwa dirinya juga pernah terpapar COVID-19 beberapa waktu lalu dan juga sempat menjalani isolasi mandiri. 

Sebagai wakil rakyat dan sekaligus penyintas COVID-19, Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya ini perlu memberikan edukasi dengan menyampaikan hal-hal yang pernah dilakukannya pada saat menjalani isolasi mandiri.

"Pengalaman ini sangat berharga sehingga bisa dibagikan dengan warga. Saya juga seringkali konsultasi ke dokter terhadap keluhan warga yang melakukan isolasi mandiri," ujarnya.

Bahkan tidak jarang, Ghoni juga mengirimkan sejumlah sembako bagi warga yang melakukan isolasi mandiri terutama bagi mereka yang merupakan warga tidak mampu.

"Pada kondisi seperti ini gotong-royong saling membangun optimisme sangat penting sehingga masyarakat bisa memiliki harapan untuk sehat kembali," katanya.

Ghoni sering menyampaikan kepada warga agar tetap menaati protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Selain itu juga mengingatkan bahwa Kota Surabaya masuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat kategori level 4 dengan status sangat rawan.  

"Ini mengingat angka penularan COVID-19 di Surabaya meningkat tajam," katanya.

Data per 5 Juli 2021 berdasarkan laman https://lawancovid-19.surabaya.go.id/  akumulasi infeksi COVID-19 di Surabaya mencapai 25.745 jiwa dengan rata rata pertambahan 50 jiwa hingga 70 jiwa yang terinfeksi setiap harinya pada pertengahan Juni hingga awal Juli 2021.

Tidak hanya itu, lanjut dia, sejumlah rumah sakit di Surabaya melebihi kapasitas sehingga tidak bisa melayani pasien baru.  

"Saya seringkali mendapat pengaduan masyarakat yang tidak bisa dirawat di rumah sakit sehingga harus isolasi mandiri," katanya. (*)




 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021