Rumah Sakit Siloam berkomitmen terus berbenah dan mengambil tindakan dari hasil evaluasi sejak awal pandemi COVID-19 yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.

"Kami tidak pernah lengah akan situasi saat ini. Meskipun grafik pasien COVID-19 sempat mengalami penurunan menjelang akhir dari kuartal 1 di tahun 2021, grafik tersebut bukan sebagai acuan kami untuk menurunkan kewaspadaan," ujar Deputy President Director PT Siloam International Hospitals Tbk, Caroline Riady, dalam keterangan pers di Surabaya, Jumat.

Sebagai salah satu layanan kesehatan berbasis rumah sakit yang turut mendukung pemerintah guna penanggulangan pandemi COVID-19, PT Siloam International Hospitals Tbk., melalui 40 rumah sakit telah sejak dulu mengantisipasi lonjakan pasien terpapar.

Langkah yang dilakukan, seperti peningkatan jumlah tempat tidur pasien, peningkatan fisik kamar layanan, pengadaan pelatihan ICU bagi tenaga kesehatan, peningkatan ketersediaan pasokan oksigen, mendatangkan tambahan tenaga kesehatan untuk daerah khusus menangani peningkatan pasien, dan meningkatkan kapasitas jumlah testing COVID-19 bagi masyarakat.

"Peningkatan kapasitas Siloam Hospitals dilakukan melalui pelatihan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan guna menjalankan operasional fasilitas ICU sekaligus menambah jumlah ketersediaan tempat tidur," ucapnya.

Sejak awal pandemi, kata Caroline, Siloam Hospitals telah mengalokasikan anggaran agar semua Rumah Sakit Siloam dilengkapi dengan kebutuhan alat pelengkap diri memadai bagi seluruh tenaga kesehatan di 40 RS.

Selain itu, memperbaiki infrastruktur agar bisa mengakomodasi para pasien COVID-19, serta secara rutin melakukan tes COVID-19 bagi ratusan ribu karyawan, dokter, dan perawat.

Untuk memastikan keselamatan dan kesehatan para tenaga kesehatan dan pasien, Siloam juga menjalankan protokol kesehatan yang realistis dan memastikan konsistensinya.

Sementara itu, tak hanya penanganan terhadap pasien COVID-19, pihaknya tetap memprioritaskan pengobatan penyakit lain, termasuk melakukan pemisahan antara rumah sakit rujukan COVID dan rumah sakit non-COVID.

"Supaya kami bisa melakukan pembatasan lebih ketat antara pasien COVID dan non-COVID sehingga tetap bisa melayani pasien yang membutuhkan medical attention, seperti serangan jantung, aneurisme, ibu yang bersalin, dan lainnya," kata dia. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021