Bank Indonesia mencatat terjadinya peningkatan kebutuhan pembiayaan korporasi pada Mei 2021, setelah dilakukan survei permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono melalui siaran persnya yang diterima di Surabaya, Senin, menyebutkan pada survei itu tercatat Saldo Bersih Tertimbang (SBT)1 kebutuhan pembiayaan korporasi pada Mei 2021 sebesar 16,1 persen, tetap positif meski lebih rendah dibandingkan dengan SBT pada bulan sebelumnya 24,8 persen.

Peningkatan kebutuhan pembiayaan, sebut Erwin, terutama disampaikan responden pada sektor perdagangan, reparasi mobil dan motor, pertambangan, dan jasa kesehatan, yang digunakan untuk mendukung aktivitas operasional, membayar kewajiban yang jatuh tempo, mendukung pemulihan setelah normal baru dan investasi. 

"Adapun pemenuhan kebutuhan pembiayaan didominasi oleh dana sendiri yang tercatat meningkat, sementara porsi pinjaman perbankan dalam negeri dan pinjaman dari perusahaan induk terindikasi menurun dibandingkan periode sebelumnya," katanya.

Penambahan pembiayaan yang dilakukan oleh rumah tangga pada tiga bulan ke depan masih terbatas. Pada Mei 2021, penambahan pembiayaan oleh rumah tangga lebih terbatas dari bulan sebelumnya. 

Pengajuan pembiayaan oleh rumah tangga tersebut terutama diperoleh dari bank umum, dengan jenis pembiayaan yang diajukan mayoritas berupa kredit multiguna. 

Dan sisi penawaran perbankan, penyaluran kredit baru pada Mei 2021 tetap tumbuh meski terindikasi melambat dibanding bulan sebelumnya. Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan penyaluran kredit baru pada Mei 2021 diperkirakan terjadi pada seluruh kategori bank. 

Sementara itu, untuk keseluruhan periode triwulan II tahun 2021, penyaluran kredit baru diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru sebesar 73,9 persen.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021