Sektor perikanan air tawar di Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terus dikembangkan karena daerah setempat memiliki potensi perikanan yang bagus.
"Terbukti beberapa tahun ini banyak masyarakat yang membuat kolam untuk ikan konsumsi seperti ikan lele dan gurami," kata Camat Rowokangkung Aziz Fachrurrozi di Lumajang, Jumat.
Menurut dia, tidak hanya ikan konsumsi, pembudi daya ikan di Rowokangkung kini juga merambah ke budi daya ikan hias, khususnya ikan koi. Bahkan, budi daya koi di Lumajang juga diminati oleh pasar luar daerah.
"Pembudi daya ikan koi di Rowokangkung kini mulai kewalahan memenuhi permintaan luar kota karena terbatasnya lahan. Ikan koi Lumajang mulai dilirik karena memiliki kualitas yang bagus, bahkan dalam beberapa kontes ikan koi Lumajang berhasil menjuarai kontes nasional," tuturnya.
Ia menjelaskan ada 10 orang yang bergerak di bidang koi, namun selama ini belum bisa memenuhi permintaan pasar yang besar karena keterbatasan lahan, namun ke depan akan dikembangkan.
"Potensi perikanan di Rowokangkung bagus karena mudahnya sumber air dan cocok dengan perikanan, serta ditunjang dengan keberadaan Balai Benih Ikan milik Dinas Perikanan Kabupaten Lumajang yang berada di Desa Sidorejo," katanya.
Sementara Pengelola Balai Benih Ikan Dinas Perikanan Lumajang Supriyadi menjelaskan lahan seluas 2 hektare dengan total 40 kolam tersebut mampu menghasilkan 3-5 kuintal ikan lele setiap harinya.
"Sehari bisa 3 sampai 5 kuintal ikan lele. Biasanya mulai jam 2 siang sudah ramai orang datang ke sini yang mengambil ikan untuk dijual di pasar-pasar yang ada di Lumajang," ujarnya.
Sementara itu, Pemkab Lumajang juga berusaha mengembangkan pemanfaatan sungai untuk budi daya ikan air tawar dan tambak untuk ikan air payau di pesisir pantai selatan Lumajang.
Selain di sungai, pembuatan karamba atau jaring apung juga diterapkan di beberapa danau yang berada di kawasan objek wisata di Lumajang seperti Ranu Pakis, Ranu Klakah dan Ranu Bedali.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Terbukti beberapa tahun ini banyak masyarakat yang membuat kolam untuk ikan konsumsi seperti ikan lele dan gurami," kata Camat Rowokangkung Aziz Fachrurrozi di Lumajang, Jumat.
Menurut dia, tidak hanya ikan konsumsi, pembudi daya ikan di Rowokangkung kini juga merambah ke budi daya ikan hias, khususnya ikan koi. Bahkan, budi daya koi di Lumajang juga diminati oleh pasar luar daerah.
"Pembudi daya ikan koi di Rowokangkung kini mulai kewalahan memenuhi permintaan luar kota karena terbatasnya lahan. Ikan koi Lumajang mulai dilirik karena memiliki kualitas yang bagus, bahkan dalam beberapa kontes ikan koi Lumajang berhasil menjuarai kontes nasional," tuturnya.
Ia menjelaskan ada 10 orang yang bergerak di bidang koi, namun selama ini belum bisa memenuhi permintaan pasar yang besar karena keterbatasan lahan, namun ke depan akan dikembangkan.
"Potensi perikanan di Rowokangkung bagus karena mudahnya sumber air dan cocok dengan perikanan, serta ditunjang dengan keberadaan Balai Benih Ikan milik Dinas Perikanan Kabupaten Lumajang yang berada di Desa Sidorejo," katanya.
Sementara Pengelola Balai Benih Ikan Dinas Perikanan Lumajang Supriyadi menjelaskan lahan seluas 2 hektare dengan total 40 kolam tersebut mampu menghasilkan 3-5 kuintal ikan lele setiap harinya.
"Sehari bisa 3 sampai 5 kuintal ikan lele. Biasanya mulai jam 2 siang sudah ramai orang datang ke sini yang mengambil ikan untuk dijual di pasar-pasar yang ada di Lumajang," ujarnya.
Sementara itu, Pemkab Lumajang juga berusaha mengembangkan pemanfaatan sungai untuk budi daya ikan air tawar dan tambak untuk ikan air payau di pesisir pantai selatan Lumajang.
Selain di sungai, pembuatan karamba atau jaring apung juga diterapkan di beberapa danau yang berada di kawasan objek wisata di Lumajang seperti Ranu Pakis, Ranu Klakah dan Ranu Bedali.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021