PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meresmikan Jumperline Tambak Lorok dari pipa transmisi offshore KJG hingga pipa interkoneksi Tambak Rejo Tambak Lorok (TRTL) di Semarang, Jawa Tengah.

Pengoperasian jumperline ini sebagai komitmen dalam menyediakan fleksibilitas, kehandalan, dan optimasi infrastruktur gas bumi serta memenuhi permintaan gas yang cukup besar di wilayah Jawa Tengah. 

Mengutip keterangan tertulis dari PGN, peresmian jumperline atau pipa jumper sepanjang 50 meter yang akan mengalirkan gas dari Lapangan Kepodang dengan estimasi gas sekitar 10-20 BBTUD tersebut dilakukan Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto bersama Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro, Direktur Teknik dan Operasi Pertagas Rosa Permata Sari, di Tambaklorok, Semarang, Rabu.

Ikut hadir dalam peresmian tersebut Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz ; Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar, Group Head SOR III PGN Iwan Yuli; Direktur Keuangan dan Umum Pertagas Niaga Aminuddin; dan Direktur Utama KJG Toto Yulianto.

"Jumperline dapat meningkatkan kehandalan dan fleksibilitas infrastruktur termasuk memudahkan PGN untuk memperluas jangkauan pemanfaatan gas bumi ke seluruh sektor, selain sektor kelistrikan seperti ke sektor industri, komersial, rumah tangga, dan transportasi di Jawa Tengah. Jumperline juga sangat strategis bagi kehandalan pasokan gas multisource dan optimalisasi pemanfaatan gas domestik khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur," papar Haryo.

Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz menambahkan pipa jumper juga dapat menyalurkan gas dari Lapangan Kepodang ke mother station CNG Semarang yang dapat dimanfaatkan untuk melayani pelanggan di luar jangkauan pipa.

PGN bersama Pertagas Niaga akan berniaga gas melalui Mother Station sebesar ± 3 BBTUD untuk menjangkau wilayah-wilayah baru guna menumbuhkan titik-titik ekonomi baru di Jawa Tengah dan sekitarnya.

"Demand gas di wilayah Semarang sangat potensial, sehingga adanya pipa jumper dapat memenuhi kebutuhan gas di Tambak Aji. Selain itu, gas dapat disalurkan ke SPBG Kaligawe sekitar 1 (satu) BBTUD, dengan 70 persen untuk armada Trans Semarang kurang lebih 200 unit dan 30 persen untuk retail," jelas Faris.

Pemerintah Kota Semarang merealisasikan konversi bahan bakar solar ke gas (CNG) pada Bus Rapid Transit (BRT) Trans semarang pada tahun 2019 dan konversi dari solar ke gas menggunakan sistem retrofit, yakni menggunakan gas dan solar di mana solar digunakan sebagai cadangan, dengan menggunakan gas, emisi kendaraan lebih rendah dan ramah lingkungan. Selain itu, biaya operasional lebih hemat," katanya.

Di sektor industri, gas bumi juga dapat disalurkan ke industri Demak, termasuk PT Aroma Kopi sampai ± 2,5 BBTUD dan sampai saat ini PGN telah melayani 14 pelanggan komersial industri, 6 pelanggan kecil UMKM, dan 13.700 pelanggan rumah tangga di wilayah Jawa Tengah dengan total penyaluran gasnya sekitar 17 BBTUD. 

"Optimalisasi infastruktur distribusi gas bumi untuk memenuhi kebutuhan energi diharapkan bisa berdampak positif bagi kemajuan perekonomian Jawa Tengah. Mengingat dalam waktu dekat tengah menyiapkan uji komersial untuk pengoperasian pipa transmisi gas bumi sepanjang 268 Km yang akan membawa gas bumi dari Gresik ke Semarang," tambah Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar.

PGN juga tengah menyelesaikan interkoneksi Pipa Gresik-Semarang dengan Pipa Kalimantan Jawa (Kalija) yang juga akan meningkatkan pemanfaatan gas bumi yang dari Lapangan Kepodang, sehingga dapat memperkuat kehandalan pasokan gas bumi Jawa Tengah.

"PGN sebagai subholding Gas terus mengupayakan kehandalan infrastruktur gas bumi, karena hal ini penting demi tercapainya pemenuhan gas bumi. Bersama Pemda Jawa Tengah, PGN Grup akan bersinergi agar utilisasi gas bumi domestik dapat optimal dan berdampak positif untuk seluruh sektor domestik Jawa Tengah, Jawa Timur, dan nasional," tutup Haryo. (*)

Pewarta: Didik Kusbiantoro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021