Kepala Operasi PT Pelayaran Indonesia (Pelni) Cabang Surabaya Rahmansyah Chaidir mengendalikan penjualan tiket penumpang kapal ke berbagai jurusan yang selalu habis terjual dalam hitungan jam.
Menurutnya, tiket kapal penumpang ke berbagai jurusan yang didistribusikan dari Kantor Pusat Pelni Jakarta ke Kantor Cabang di Surabaya tidak langsung ditangani oleh kepala tiketing untuk dijual secara daring maupun luring, melainkan terlebih dahulu diterima oleh kepala operasi.
"Ini bukan monopoli penjualan tiket yang dikendalikan oleh saya. Saya memang ditugaskan mengendalikan distribusi tiket, sebelum kemudian saya serahkan ke kepala tiketing atau bagian penjualan," kata Anca, sapaan akrab Kepala Operai PT Pelni Cabang Surabaya saat dikonfirmasi di Surabaya, Selasa.
Pantauan di lapangan, untuk kapal penumpang Pelni dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tujuan Pontianak, Kalimantan Barat, yang menurut jadwal berangkat tanggal 11 Juni 2021, penjualan tiket secara daring telah dibuka pada 5 Juni lalu dan langsung habis dalam hitungan jam.
Banyak calon penumpang yang tidak kebagian lantas mencoba peruntungan dengan membeli dengan datang langsung ke kantor Pelni, namun juga dinyatakan habis.
Anca menjelaskan Pelni Cabang Surabaya dari Kantor Pusat Jakarta memperoleh kuota sekitar 500 lembar tiket penumpang untuk jurusan Pontianak. Sebanyak 400 tiket di antaranya dijual secara daring, sedangkan 100 tiket dijual luring.
"Sebanyak 400 tiket yang dijual daring itu termasuk untuk travel dan penumpang dari masyarakat umum. Sedangkan 100 tiket yang dijual luring khusus untuk calon penumpang dari kalangan masyarakat umum," ujarnya.
Anca meyakinkan tidak ada monopoli tiket yang dikendalikan oleh dirinya maupun oknum lainnya dari internal Pelni Surabaya, semisal diberikan kepada calo atau perusahaan travel tertentu yang menjadi vendor resmi yang tentu harga jualnya lebih mahal.
Tidak hanya tujuan Pontianak, menurutnya, semua tiket penumpang kapal Pelni ke berbagai jurusan di seluruh pelosok Tanah Air dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya selalu habis terjual dalam hitungan jam, tidak sampai sehari, baik yang dijual secara daring maupun luring.
Jika banyak calon penumpang yang tidak kebagian tiket, Anca menyebut bisa jadi karena pengurangan kuota tiket, yang dibatasi hanya 70 persen dari kapasitas normal untuk mencegah kerumunan di masa pandemi virus corona (COVID-19).
"Di situlah peran saya yang ditugasi sebagai pengendali penjualan tiket. Agar penjualannya merata, tidak hanya dibeli atau diborong oleh perusahaan travel tapi juga calon penumpang dari kalangan masyarakat umum juga kebagian," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Menurutnya, tiket kapal penumpang ke berbagai jurusan yang didistribusikan dari Kantor Pusat Pelni Jakarta ke Kantor Cabang di Surabaya tidak langsung ditangani oleh kepala tiketing untuk dijual secara daring maupun luring, melainkan terlebih dahulu diterima oleh kepala operasi.
"Ini bukan monopoli penjualan tiket yang dikendalikan oleh saya. Saya memang ditugaskan mengendalikan distribusi tiket, sebelum kemudian saya serahkan ke kepala tiketing atau bagian penjualan," kata Anca, sapaan akrab Kepala Operai PT Pelni Cabang Surabaya saat dikonfirmasi di Surabaya, Selasa.
Pantauan di lapangan, untuk kapal penumpang Pelni dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tujuan Pontianak, Kalimantan Barat, yang menurut jadwal berangkat tanggal 11 Juni 2021, penjualan tiket secara daring telah dibuka pada 5 Juni lalu dan langsung habis dalam hitungan jam.
Banyak calon penumpang yang tidak kebagian lantas mencoba peruntungan dengan membeli dengan datang langsung ke kantor Pelni, namun juga dinyatakan habis.
Anca menjelaskan Pelni Cabang Surabaya dari Kantor Pusat Jakarta memperoleh kuota sekitar 500 lembar tiket penumpang untuk jurusan Pontianak. Sebanyak 400 tiket di antaranya dijual secara daring, sedangkan 100 tiket dijual luring.
"Sebanyak 400 tiket yang dijual daring itu termasuk untuk travel dan penumpang dari masyarakat umum. Sedangkan 100 tiket yang dijual luring khusus untuk calon penumpang dari kalangan masyarakat umum," ujarnya.
Anca meyakinkan tidak ada monopoli tiket yang dikendalikan oleh dirinya maupun oknum lainnya dari internal Pelni Surabaya, semisal diberikan kepada calo atau perusahaan travel tertentu yang menjadi vendor resmi yang tentu harga jualnya lebih mahal.
Tidak hanya tujuan Pontianak, menurutnya, semua tiket penumpang kapal Pelni ke berbagai jurusan di seluruh pelosok Tanah Air dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya selalu habis terjual dalam hitungan jam, tidak sampai sehari, baik yang dijual secara daring maupun luring.
Jika banyak calon penumpang yang tidak kebagian tiket, Anca menyebut bisa jadi karena pengurangan kuota tiket, yang dibatasi hanya 70 persen dari kapasitas normal untuk mencegah kerumunan di masa pandemi virus corona (COVID-19).
"Di situlah peran saya yang ditugasi sebagai pengendali penjualan tiket. Agar penjualannya merata, tidak hanya dibeli atau diborong oleh perusahaan travel tapi juga calon penumpang dari kalangan masyarakat umum juga kebagian," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021