China pada Rabu menuduh Amerika Serikat telah mengancam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan setelah kapal perang AS kembali berlayar melalui jalur perairan sensitif tersebut yang memisahkan Taiwan dari China.

Armada ke-7 angkatan laut AS mengatakan kapal perusak rudal kelas Arleigh Burke USS Curtis Wilbur melakukan "transit rutin di Selat Taiwan" pada Selasa (18/5) sesuai dengan hukum internasional.

"Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional," kata pihak angkatan laut AS.

Seorang juru bicara Komando Teater Timur China menyatakan perlawanan yang kuat dan mengecam langkah angkatan laut AS tersebut, yang dilakukan di tengah ketegangan yang meningkat antara kedua negara.

"Tindakan AS mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan, dengan sengaja mengganggu situasi regional dan membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata jubir China itu.

Pasukan China melacak dan memantau kapal angkatan laut AS itu selama pelayarannya, tambahnya.

China meyakini bahwa pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis bertekad untuk melakukan deklarasi kemerdekaan resmi untuk pulau itu, yang merupakan suatu langkah yang melewati batas bagi Beijing.

Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan bahwa pulau itu sudah menjadi negara merdeka yang disebut Republik China, yakni nama resmi Taiwan.

Departemen Pertahanan Taiwan mengatakan kapal AS telah berlayar ke arah selatan melalui selat dan "situasinya tetap seperti biasa".

Angkatan laut AS telah melakukan operasi semacam itu (di Selat Taiwan) sebulan sekali atau lebih.

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan. Namun, AS merupakan pendukung internasional terpenting dan penjual senjata utama bagi Taiwan.

Ketegangan militer antara Taiwan dan Beijing telah meningkat selama setahun terakhir, dengan Taipei mengeluhkan China berulang kali mengirim angkatan udaranya ke zona pertahanan udara Taiwan.

Beberapa dari aktivitas militer tersebut dapat melibatkan banyak pejuang dan pembom.

China mengatakan aktivitasnya di sekitar Taiwan ditujukan untuk melindungi kedaulatan China. Sementara pemerintah Taiwan mengecamnya sebagai upaya intimidasi.

Sumber: Reuters (*)


 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021