Dikaruniai anak istimewa dari Tuhan, Mudrikah (48) ikhlas dan tabah menerima kondisi putranya yang bernama Bagus Try Basuki sebagai penderita thalasemia. 

Tentu tidak mudah dan tidak murah biaya pengobatan untuk penderita thalasemia. Bersyukur Mudrikah sekeluarga sudah memiliki kepesertaan di Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). 

Mudrikah bercerita, sudah sekitar sembilan (9) tahun Bagus menderita penyakit ini. Jenis penyakit dalam berbahaya ini awal diketahui saat anak malang ini masih berusia tiga tahun.

“Sakitnya sejak usia tiga tahun. Kira-kira di tahun 2011 sampai dengan sekarang. Awalnya, Bagus terlihat pucat. Pertumbuhannya tidak seperti teman-temannya yang lain, badannya kecil. Alhamdulillah, saya terima dengan ikhlas, harus tabah, mudah-mudahan esok dari Allah saya dapat pengganti (pahala) yang lebih gede," ujar warga Kabupaten Trenggalek ini.

Setelah mengetahui bahwa Bagus menderita thalasemia, secara rutin Bagus harus melakukan transfusi darah. Mulai dari sekali dalam setahun, dua kali dalam setahun, sampai tiga bulan sekali. 

Selama lima tahun itu, semua biaya pengobatan Bagus menggunakan biaya sendiri, tanpa jaminan asuransi.

“Kami pakai biaya sendiri kurang lebih selama lima tahun. Sebelum pakai BPJS, dulu kita habis Rp2,7 juta sekali transfusi, sekarang kalau tidak pakai BPJS kita bisa habis minimal Rp5 juta. Saya dulu yang nyaranin adalah dokternya, kasihan kalau tidak pakai BPJS, karena ini pengobatannya terus menerus," tuturnya.

Mudrikah tidak bisa membayangkan apabila tidak memiliki JKN-KIS. Mungkin dia akan menjual apa saja yang dimiliki untuk biaya pengobatan putra terakhirnya itu.

“Demi nyawa lho. Dengan adanya pelayanan BPJS itu, bagi orang-orang yang menderita penyakit terutama yang rutin (pengobatannya) seperti kami itu ya cukup besar manfaatnya,” ucapnya.

Sebagai seorang ibu, Mudrikah terus memantau kondisi Bagus. Dirinya menyebut dirinya dokter Bagus di rumah. 

Segala kebutuhan nutrisi dan gizi Bagus harus terpenuhi. Saat ini Bagus harus menjalani transfusi darah rutin setiap dua bulan sekali.

"Kondisi Bagus habis ditransfusi langsung sehat, seperti anak-anak pada umumnya, naik sepeda, main bola. Tetapi kalau waktunya transfusi, kira-kira hampir dua bulannya cuma tidur. Makanya kalau begitu pucat langsung kita bawa ke rumah sakit. Sebenarnya makanan anak Thalasemia itu sangat bergizi. Biaya hidupnya sangat mahal, karena harus memenuhi gizinya,” terangnya.

Kesehatan Bagus kini sudah terjamin JKN-KIS, Mudrikah mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan, dan berharap kepada masyarakat yang belum terdaftar JKN-KIS agar segera mendaftar. 

Tidak lupa bagi peserta JKN-KIS yang menunggak iuran, Mudrikah berharap supaya sadar agar bisa membantu peserta lain yang sedang sakit.

“Saya terima kasih kepada BPJS. Mudah-mudahan orang yang belum mau daftar segeradaftar, karena (Program JKN-KIS) sangat menolong bagi orang yang kurang mampu. Walaupun mampu kalau penyakitnya seperti anak saya ini, karena rutin, ya tetap habis-habisan, karena biayanya cukup besar. Untuk peserta yang nunggak, ya mudah-mudahan akan menjadi sadar dengan adanya orang-orang yang tidak punya dan membutuhkan, yang sakit. Anak saya sudah terpenuhi darahnya, saya berterima kasih,” ucap Mudrikah. (ADV)
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021