Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mengungkap motif seorang pemuda yang membuat dan menyebarkan video dengan menyebut orang-orang yang memakai masker untuk mencegah penularan virus corona (COVID-19) adalah goblok, bodoh dan tolol.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Oki Ahadian Purwono menginformasikan pelaku pembuat video yang sempat viral itu bernama Putu Aribawa, usia 27 tahun, warga Jalan Pancawarna Driyorejo, Gresik, Jawa Timur.
 
Video Istimewa

"Motifnya berawal dari iseng saja," katanya kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Baca juga: Pria mengumpat pengunjung mal bermasker disanksi kerja sosial di Liponsos Surabaya      

Polisi telah menyerahkan pemuda pembuat video viral dengan umpatan goblok itu kepada Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota Surabaya karena melanggar Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2021 tentang penerapan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Kota Surabaya. 

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota Surabaya Edi Christijanto memastikan pemuda pembuat video viral dengan menyebut goblok kepada orang-orang bermasker itu, menurut Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2021, diberi sanksi administratif.

"Selain itu, sanksinya adalah kerja sosial di Lingkungan Pondok Sosial Surabaya selama 1 x 24 jam. Pelaku akan melayani warga telantar dan pengidap gangguan jiwa di Lingkungan Pondok Sosial Surabaya, mulai dari memberi makan hingga menjaga kebersihannya," ujarnya. 

Sementara itu, Putu Aribawa yang ditangkap polisi di rumahnya beberapa saat setelah videonya viral di media sosial mengaku khilaf atas perbuatannya. Video Putu Aribawa itu dibuat di Supermall Surabaya pada hari Minggu, 2 Mei 2021.  

Saat dipertemukan dengan wartawan di halaman Polrestabes Surabaya, Putu Aribawa menyampaikan permintaan maaf karena telah membuat konten video dengan informasi yang menyesatkan bagi masyarakat.

"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah membuat kegaduhan. Itu karena pemahaman saya tentang keberadaan COVID-19 masih 'abu-abu'. Tapi, sebenarnya saya percaya COVID-19 itu ada," ucapnya. 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021