Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas memberikan bantuan usaha kepada para perempuan penghafal Al-Qur'an (hafidzah) terpilih usai memperingati Nuzulul Qur'an atau peringatan pertama kali diturunkannya wahyu Allah, yakni Al-Qur'an pada malam ke-17 Ramadan kepada Nabi Muhammad SAW.

"Bantuan usaha ini tidak ada apa-apanya jika dibanding dengan pengorbanan dan doa tulus ibu-ibu semua. Mudah-mudahan bisa membantu perekonomian keluarga, utamanya di masa pandemi ini," kata Bupati Ipuk di Banyuwangi, Jumat.

Peringatan Nuzulul Qur'an oleh Pemkab Banyuwangi diisi dengan khataman Al-Qur'an akbar dan upaya memberdayakan para hafidzah.

Ipuk menyampaikan terima kasihnya kepada para penghafal Al-Qur'an yang berada di bawah binaan Jamiyyah Hifdzil Qur'an (JHQ) Banyuwangi.

"Terima kasih sudah menjaga Banyuwangi dengan doa-doa terbaik yang ibu-ibu panjatkan. Tolong terus doakan kami agar diberi kekuatan dan kelancaran memimpin Banyuwangi, mampu membawa kebaikan bagi banyak orang," tuturnya.

Menurut Ipuk, Pemkab Banyuwangi akan menyiapkan alokasi bantuan usaha untuk hafidzah secara lebih besar lagi ke depan, termasuk di dalamnya ada bantuan alat usaha dan berbagai pelatihan.

"Saya akan alokasikan nanti di perubahan anggaran untuk pemberdayaan ekonomi para hafidz dan hafidzah. Sekaligus bagian dari pemulihan ekonomi. Tentu juga untuk para pegiat keagamaan lintas agama," katanya.

Sekretaris JHQ Banyuwangi Nikmaturrahmah mengaku merasa bersyukur, para hafidzah binaannya mendapatkan bantuan usaha senilai Rp50 juta.

"Terharu melihat beliau-beliau menerima bantuan usaha. Sebab memang ada beberapa yang bekerja sebagai buruh tani, buruh cuci, berjualan jajanan cilok, bahkan ada janda yang memiliki putra berkebutuhan khusus. Yang patut diacungi jempol, meski hidupnya sederhana, semangat untuk menjaga hafalan Al-Qur'an tidak pernah kendor," tuturnya.

Para penghafal Al-Qur'an ini tersebar di berbagai kecamatan di Banyuwangi. Di bawah binaan JHQ, terdapat kurang lebih 400 hafidzhah dan 200 hafidz.

Sebelum pandemi COVID-19 mereka rutin melakukan pertemuan setiap triwulan untuk diskusi dan menambah wawasan agamanya. Namun selama pandemi terpaksa mereka tidak melakukan pertemuan, terutama dalam jumlah besar. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021