Wakil Wali Kota Surabaya Armuji memastikan operasi pasar selama Ramadhan tahun ini tepat sasaran karena pemilihan lokasinya tidak di dalam pasar, melainkan di balai RW maupun lingkungan perkampungan.
"Kalau operasi pasar digelar di dalam pasar, bukan warga yang belanja, melainkan diborong pedagang. Padahal, warga membutuhkan untuk keperluan Ramadhan," kata Armuji saat meninjau operasi pasar di Balai RW 05, Jalan Balongsari Tama Blok 3b Nomor 10, Kecamatan Tandes, Surabaya, Senin.
Armuji mengatakan operasi pasar atau pasar murah ini digelar agar masyarakat dapat membeli sembako di bawah harga pasar.
Ia memastikan operasi lasar adalah salah satu upaya Pemkot Surabaya membantu masyarakat mendapatkan harga sembako lebih terjangkau di tengah pandemi COVID-19.
"Tentunya ini adalah upaya warga bisa mendapatkan harga lebih terjangkau. Namun, tidak diperuntukkan pedagang yang ingin memborong," katanya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati menambahkan operasi pasar rutin digelar pada saat memasuki hari-hari besar nasional maupun saat ads kenaikan harga bahan pokok di pasaran.
Oleh sebab itu, pihaknya terus berusaha semaksimal mungkin mengendalikan harga sembako dengan operasi pasar tersebut.
"Karena itu, operasi pasar ini memang tidak digelar di pasar supaya lebih mendekati masyarakat. Kami mendapat harga yang selisih karena langsung dari distributor. Dengan begitu warga dapat membeli dengan harga yang lebih baik," kata Wiwiek.
Wiwiek pun berinteraksi dengan warga untuk menanyakan seputar operasi pasar dan apa saja yang dibeli oleh warga. Dari interaksinya dengan beberapa warga yang mayoritas ibu-ibu itu menyebut harga jual sembako memang dinilai lebih baik dan di bawah harga pasaran.
"Tadi saya coba tanya ibu-ibu beliau mengatakan biasanya membeli gula satu kilo seharga Rp12.500. Tetapi di sini kami menjualnya Rp11.800," ujarnya.
Ia merinci adapun item yang terdapat dalam operasi pasar itu yakni beras 5 kilogram seharga Rp46 ribu, minyak 1 liter Rp12.900, kemudian gula Rp11.800 per kilogram. Berikutnya, telur Rp 22 ribu per kilogram.
"Untuk bawang putih Rp23 ribu per kilogram, bawang merah Rp18 ribu, lalu ada ayam Rp34 ribu dan cabai rawit Rp3 ribu per ons," katanya.
Salah seorang pembeli, Lilis Indrayani, warga asal Tandes Lor, mengatakan terdapat selisih harga dibandingkan dengan berbelanja di luar. Ia mengaku senang tiap kali ada operasi pasar. Bahkan Lilis bercerita beberapa waktu lalu sempat membeli seperempat kilogram cabai rawit dengan harga Rp13 ribu.
Namun, saat ini, ia membeli satu ons cabai seharga Rp3 ribu. "Saya langsung beli dua ons. Lalu beli minyak dan gula dua kilogram," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Kalau operasi pasar digelar di dalam pasar, bukan warga yang belanja, melainkan diborong pedagang. Padahal, warga membutuhkan untuk keperluan Ramadhan," kata Armuji saat meninjau operasi pasar di Balai RW 05, Jalan Balongsari Tama Blok 3b Nomor 10, Kecamatan Tandes, Surabaya, Senin.
Armuji mengatakan operasi pasar atau pasar murah ini digelar agar masyarakat dapat membeli sembako di bawah harga pasar.
Ia memastikan operasi lasar adalah salah satu upaya Pemkot Surabaya membantu masyarakat mendapatkan harga sembako lebih terjangkau di tengah pandemi COVID-19.
"Tentunya ini adalah upaya warga bisa mendapatkan harga lebih terjangkau. Namun, tidak diperuntukkan pedagang yang ingin memborong," katanya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati menambahkan operasi pasar rutin digelar pada saat memasuki hari-hari besar nasional maupun saat ads kenaikan harga bahan pokok di pasaran.
Oleh sebab itu, pihaknya terus berusaha semaksimal mungkin mengendalikan harga sembako dengan operasi pasar tersebut.
"Karena itu, operasi pasar ini memang tidak digelar di pasar supaya lebih mendekati masyarakat. Kami mendapat harga yang selisih karena langsung dari distributor. Dengan begitu warga dapat membeli dengan harga yang lebih baik," kata Wiwiek.
Wiwiek pun berinteraksi dengan warga untuk menanyakan seputar operasi pasar dan apa saja yang dibeli oleh warga. Dari interaksinya dengan beberapa warga yang mayoritas ibu-ibu itu menyebut harga jual sembako memang dinilai lebih baik dan di bawah harga pasaran.
"Tadi saya coba tanya ibu-ibu beliau mengatakan biasanya membeli gula satu kilo seharga Rp12.500. Tetapi di sini kami menjualnya Rp11.800," ujarnya.
Ia merinci adapun item yang terdapat dalam operasi pasar itu yakni beras 5 kilogram seharga Rp46 ribu, minyak 1 liter Rp12.900, kemudian gula Rp11.800 per kilogram. Berikutnya, telur Rp 22 ribu per kilogram.
"Untuk bawang putih Rp23 ribu per kilogram, bawang merah Rp18 ribu, lalu ada ayam Rp34 ribu dan cabai rawit Rp3 ribu per ons," katanya.
Salah seorang pembeli, Lilis Indrayani, warga asal Tandes Lor, mengatakan terdapat selisih harga dibandingkan dengan berbelanja di luar. Ia mengaku senang tiap kali ada operasi pasar. Bahkan Lilis bercerita beberapa waktu lalu sempat membeli seperempat kilogram cabai rawit dengan harga Rp13 ribu.
Namun, saat ini, ia membeli satu ons cabai seharga Rp3 ribu. "Saya langsung beli dua ons. Lalu beli minyak dan gula dua kilogram," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021