Memasuki tahun kedelapan perjalanan BPJS Kesehatan dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), tentu tidak mudah dan banyak kendala dalam perjalanannya. Faktanya masih banyak peserta yang belum paham akan kewajibannya dalam Program JKN-KIS.

Di sinilah peran Kader JKN sebagai salah satu ujung tombak BPJS Kesehatan. Selain sebagai pengingat dan pengumpul iuran, Kader JKN juga melakukan sosialisasi, edukasi, memberi informasi, menerima keluhan sekaligus pendampingan kepada masyarakat.

Reo Sudarseno (42), sakah satu Kader JKN yang bertugas di Kabupaten Pacitan ini telah merasakan suka-duka menjalani perannya sebagai Kader JKN. 

Dua tahun sudah Reo mengemban amanah ini. Di awal mengikuti seleksi Kader JKN, Reo mengaku tidak mengetahui apa tugas Kader JKN, namun demikian Reo tertantang dan ingin mencoba.

“Ekspektasi saya saat mengikuti rekrutmen Kader JKN, saya kira hanya sebagai penyambung lidah dari BPJS, seperti sosialisasi ke desa-desa. Setelah mendapatkan penjelasan dari BPJS Kesehatan, saya jadi tahu. Dari situ saya tertantang ingin coba, karena sebelumnya latar belakang saya dulu di lapangan,” ujar pria asli Solo, Jawa Tengah ini.

Di tahun ke tiganya kini, Reo masih ingin meneruskan pengabdiannya menjadi Kader JKN. 

Dirinya mengaku semangat karena melalui tugas Kader JKN dapat menjalin dan menambah persaudaraan dengan para peserta JKN-KIS yang sering didatanginya.

“Karakteristik orang Pacitan itu awalnya tidak kenal. Sering kita datangi lama-lama jadi kenal, jadi kayak ada rasa persaudaraan. Saya sering disapa, saya jadi senang. Keakraban suasana pedesaan,” ucapnya.

Menurutnya, menjadi Kader JKN adalah mengabdi kepada masyarakat. Dirinya bisa menolong masyarakat melalui Program JKN-KIS. Tanpa mengenal batas waktu, Reo siap membantu apapun yang berhubungan dengan BPJS Kesehatan.

“Kalau saya memang lebih mengabdi kemasyarakat, karena saya bisa menolong. Niat saya membantu, lebih baik kita membantu dan menumbuhkan persaudaraan. Masyarakat masih banyak yang kurang dapat informasi tentang Program JKN-KIS. Itu tugas kami (Kader JKN) untuk menjelaskan. Kami bantu. (Pokoknya) apapun yang berhubungan dengan BPJS, kami tidak mengenal batasan waktu, namun tetap jaga kesehatan,” kata Reo.

Kepada peserta yang menunggak iuran, Reo berharap agar segera membayar iuran. Selain wajib, melalui iuran tersebut dapat membantu peserta lain yang sedang sakit. Bagi yang belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, Reo berpesan agar segera mendaftar, karena sakit tidak dapat diduga datangnya.

“Bagi yang menunggak, sekiranya mampu agar membayar iuran. Karena itu untuk membantu yang lain. Alhamdulillah kita cuma bayar per bulan. Dari pada sakit, sakit itu lebih mahal. Andai kata kelas 3, Rp35 ribu, kalau dalam satu KK (Kartu Keluarga) tiga orang, kan tidak sampai Rp100 ribu. Untuk yang terdaftar ayo segera mendaftar, karena kita tidak tahu, suatu  saat kita pasti akan membutuhkan. Istilahnya gotong royong membantu sesama,” ujarnya.

Reo juga berharap untuk BPJS Kesehatan, supaya bisa terus maju, professional dan tidak ada kata lelah untuk masyarakat, karena masyarakat sangat terbantu dengan adanya Program JKN-KIS. (ADV)
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021