Harga daging ayam dan telur ayam ras di sejumlah pasar tradisional di wilayah Kota Madiun, Jawa Timur, beranjak naik signifikan seiring tingginya permintaan konsumen menjelang bulan Ramadhan.
Pedagang daging ayam broiler atau potong di Pasar Besar Madiun, Murti mengatakan harga daging ayam sebelumnya Rp28.000 per kilogram kini sudah mencapai Rp40.000 per kilogram.
"Kenaikan harganya terjadi secara bertahap sejak sepekan terakhir menjelang puasa," ujar Murti di Madiun, Senin.
Menurut dia, kondisi tersebut sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Dimana menjelang ramadhan harga daging ayam selalu mengalami kenaikan.
Adapun penyebabnya banyak faktor. Yang paling dominan adalah karena banyaknya permintaan konsumen. Selain itu juga dipengaruhi oleh stok yang terbatas hingga harga ternak ayam dari peternak mengalami kenaikan.
"Dari peternak, harga kulakan ternak ayam potong sudah naik. Sehingga harga jual juga menyesuaikan," katanya.
Akibat tingginya harga, jumlah penjualannya jug mengalami penurunan. Biasanya rata-rata bisa laku 25 ekor ayam, sekarang hanya laku 20 ekor saja setiap harinya.
Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas telur ayam ras. Pedagang telur ayam di Pasar Besar Madiun, Budiono mengatakan harga telur ayam sebelumnya di kisaran Rp20.000 hingga Rp21.000 per kilogram. Namun sekarang ini mencapai Rp24.000 per kilogram.
"Menjelang ramadhan, harga telur ayam juga naik karena banyak permintaan. Apalagi masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa biasanya menyambut Ramadhan dengan tradisi "megengan" maupun selamatan," kata Budi.
Sementara penurunan harga mulai terjadi pada komoditas cabai. Cabai rawit yang beberapa bulan terakhir menembus angka Rp100.000 per kilogram, saat ini turun menjadi kisaran Rp60.000-Rp70.000 per kilogram. Kemudian cabai keriting sebelumnya Rp60.000 per kilogram turun menjadi Rp40.000 per kilogram. Sedangkan sejumlah komoditas lain terpantau dalam kondisi stabil yakni gula pasir, beras, dan bawang putih.
Wali Kota Madiun Maidi menanggapi kenaikan harga sejumlah komoditas mengatakan beberapa program strategis telah dilakukan Pemkot Madiun untuk menjaga kestabilan stok dan harga bahan kebutuhan pokok. Khususnya, komoditas yang mengalami kenaikan harga akibat beberapa faktor. Salah satunya, cabai rawit.
"Pemkot Madiun telah berupaya menghidupkan kembali lahan-lahan "tidur" di wilayah kota. Salah satunya, seperti di kebun PDAM dengan ditanami komoditas penting bagi warga Kota Madiun seperti bawang merah dan cabai. Saat ini sudah bisa dipanen sehingga bisa berpengaruh terhadap harga di pasaran," kata Wali Kota Maidi.
Selain itu, Pemkot Madiun juga berkoordinasi dengan daerah sekitar sebagai penghasil komoditas. Harapannya, upaya tersebut mampu menjaga stok bahan kebutuhan pokok di Kota Madiun tetap aman sehingga harga tidak mengalami kenaikan.
Lebih lanjut, Wali Kota Maidi juga mengimbau kepada tim pengendali inflasi daerah (TIPD) Kota Madiun untuk intensif melakukan pemantauan harga di pasar menjelang bulan Ramadhan.
Tim juga diminta mengumpulkan permasalahan yang dihadapi oleh pedagang. Sehingga, jika ada masalah dapat segera diselesaikan dan tidak menimbulkan gejolak yang lebih besar, utamanya di saat tingginya permintaan pasar jelang Lebaran 2021.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Pedagang daging ayam broiler atau potong di Pasar Besar Madiun, Murti mengatakan harga daging ayam sebelumnya Rp28.000 per kilogram kini sudah mencapai Rp40.000 per kilogram.
"Kenaikan harganya terjadi secara bertahap sejak sepekan terakhir menjelang puasa," ujar Murti di Madiun, Senin.
Menurut dia, kondisi tersebut sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Dimana menjelang ramadhan harga daging ayam selalu mengalami kenaikan.
Adapun penyebabnya banyak faktor. Yang paling dominan adalah karena banyaknya permintaan konsumen. Selain itu juga dipengaruhi oleh stok yang terbatas hingga harga ternak ayam dari peternak mengalami kenaikan.
"Dari peternak, harga kulakan ternak ayam potong sudah naik. Sehingga harga jual juga menyesuaikan," katanya.
Akibat tingginya harga, jumlah penjualannya jug mengalami penurunan. Biasanya rata-rata bisa laku 25 ekor ayam, sekarang hanya laku 20 ekor saja setiap harinya.
Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas telur ayam ras. Pedagang telur ayam di Pasar Besar Madiun, Budiono mengatakan harga telur ayam sebelumnya di kisaran Rp20.000 hingga Rp21.000 per kilogram. Namun sekarang ini mencapai Rp24.000 per kilogram.
"Menjelang ramadhan, harga telur ayam juga naik karena banyak permintaan. Apalagi masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa biasanya menyambut Ramadhan dengan tradisi "megengan" maupun selamatan," kata Budi.
Sementara penurunan harga mulai terjadi pada komoditas cabai. Cabai rawit yang beberapa bulan terakhir menembus angka Rp100.000 per kilogram, saat ini turun menjadi kisaran Rp60.000-Rp70.000 per kilogram. Kemudian cabai keriting sebelumnya Rp60.000 per kilogram turun menjadi Rp40.000 per kilogram. Sedangkan sejumlah komoditas lain terpantau dalam kondisi stabil yakni gula pasir, beras, dan bawang putih.
Wali Kota Madiun Maidi menanggapi kenaikan harga sejumlah komoditas mengatakan beberapa program strategis telah dilakukan Pemkot Madiun untuk menjaga kestabilan stok dan harga bahan kebutuhan pokok. Khususnya, komoditas yang mengalami kenaikan harga akibat beberapa faktor. Salah satunya, cabai rawit.
"Pemkot Madiun telah berupaya menghidupkan kembali lahan-lahan "tidur" di wilayah kota. Salah satunya, seperti di kebun PDAM dengan ditanami komoditas penting bagi warga Kota Madiun seperti bawang merah dan cabai. Saat ini sudah bisa dipanen sehingga bisa berpengaruh terhadap harga di pasaran," kata Wali Kota Maidi.
Selain itu, Pemkot Madiun juga berkoordinasi dengan daerah sekitar sebagai penghasil komoditas. Harapannya, upaya tersebut mampu menjaga stok bahan kebutuhan pokok di Kota Madiun tetap aman sehingga harga tidak mengalami kenaikan.
Lebih lanjut, Wali Kota Maidi juga mengimbau kepada tim pengendali inflasi daerah (TIPD) Kota Madiun untuk intensif melakukan pemantauan harga di pasar menjelang bulan Ramadhan.
Tim juga diminta mengumpulkan permasalahan yang dihadapi oleh pedagang. Sehingga, jika ada masalah dapat segera diselesaikan dan tidak menimbulkan gejolak yang lebih besar, utamanya di saat tingginya permintaan pasar jelang Lebaran 2021.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021