Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, melibatkan semua unsur untuk membantu membenahi bangunan baik rumah maupun fasilitas umum yang rusak setelah kejadian gempa bumi dengan magnitudo 6,1 yang berpusat di barat daya Kabupaten Malang.

"Alhamdulillah gotong royong dari warga, dari polres, TNI, semua berkumpul. Alhamdulillah bantu semua," kata Bupati Blitar Rini Syarifah di Blitar, Minggu.

Pihaknya memberikan apresiasi pada kesigapan warga serta jajaran dan TNI/Polri yang bergotong royong membantu membenahi bangunan yang rusak karena getaran gempa bumi tersebut.

Selain itu, saat ini juga sudah didirikan posko penanganan bencana di Kecamatan Wates serta kantor Pemkab Blitar di Kecamatan Kanigoro. Namun, hingga kini belum ada warga yang mengungsi.

"Ada posko di Wates dan kantor Kanigoro (Kantor Pemkab Blitar di Kecamatan Kanigoro) dan siap menampung korban apabila ada yang mengungsi. Alhamdulillah tidak ada pengungsi dan siap (kebutuhan makan, obat)," kata dia.

Pihaknya juga terus melakukan pendataan kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (10/4) tersebut. Hal itu dilakukan guna memastikan data korban. Hingga kini, jumlah bangunan yang rusak baik rumah dan fasilitas umum mencapai 318. Kondisi bangunan mengalami rusak ringan, sedang hingga berat.

Selain itu, terdapat 11 orang yang mengalami luka ringan. Mereka semuanya sudah mendapatkan perawatan oleh tim medis. Kondisinya juga sudah lebih baik, karena luka yang dideritanya adalah luka ringan.

"Kami data dulu ini semua, cek lokasi dan nanti dari PUPR dan Perkim (Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang (PUPR) dan Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Blitar) yang bantu untuk inventarisasi," kata dia.

Bupati dengan forkopimda juga meninjau secara langsung bangunan yang rusak setelah gempa bumi dengan magnitudo 6,1 di Barat Daya Kabupaten Malang. Beberapa lokasi yang ditinjau misalnya di Kecamatan Wates, Binangun dan beberapa daerah lainnya.

Di Kecamatan Wates, forkopimda memantau perbaikan tempat ibadah yang rusak. Warga dengan TNI serta Polri juga bersama-sama membersihkan sisa material yang rusak setelah gempa bumi tersebut.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebelumnya juga meminta rehabilitasi masjid agar menjadi prioritas penanganan setelah terjadinya gempa bumi yang berpusat di wilayah Kabupaten Malang tersebut.

Menurut dia, di awal Ramadhan 1442 Hijriah, masyarakat Muslim di Jatim sangat membutuhkan masjid untuk beribadah. Karena itu, bangunan masjid yang rusak harus segera dibenahi.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim hingga Sabtu malam, tempat ibadah yang mengalami kerusakan yakni di Kabupaten Malang sebanyak 14 unit, Masjid Baiturohman Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, dua unit masjid di Kabupaten Blitar, dan satu unit masjid di lingkungan BTN Gedog di Kota Blitar.

Kemudian, satu unit masjid di Kabupaten Probolinggo, satu unit masjid dan satu unit musala di Jember, lalu di Tulungagung terdapat dua unit masjid dan dua unit mushala.

Perbaikan juga dilakukan dengan melibatkan warga serta aparat terkait.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021