Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jember Alfi Yudisianto mengatakan lebih dari 60 orang dokter di Kabupaten Jember pernah terpapar COVID-19 selama pandemi hingga awal April 2021.
"Jumlah dokter di Jember tercatat sekitar 700 orang dan yang sudah terpapar COVID-19 mencapai hampir 10 persennya. Jumlah dokter yang terpapar dari segi persentase cukup besar," katanya di Jember, Kamis.
Ia mengatakan ada dua dokter di Jember yang meninggal dunia karena COVID-19, yakni dokter umum dan spesialis obgyn, sehingga semakin menambah jumlah dokter di Jawa Timur yang meninggal akibat terpapar virus Corona.
"Kami berharap tidak ada lagi dokter dan tenaga kesehatan yang meninggal dunia karena terpapar COVID-19 seiring dengan menurunnya jumlah kasus positif," tuturnya.
Alfi menjelaskan dokter yang terpapar COVID-19 karena memang pekerjaannya yang rentan tertular virus corona dari pasien, meskipun sudah menjalankan protokol kesehatan semaksimal mungkin.
"Dokter sering ketemu pasien positif, apalagi kasus COVID-19 di Jember membludak pada Desember 2020 hingga Januari 2021 membuat para dokter lelah yang berdampak pada turunnya imunitas, sehingga mudah terpapar virus Corona," katanya.
Sekuat apapun protokol kesehatan yang dijalankan oleh dokter, lanjut dia, tidak mampu membendung virus Corona karena tingginya intensitas dokter bertemu pasien positif, sehingga banyak faktor yang menyebabkan para dokter terpapar COVID-19.
"Para dokter yang mengerti dan waspada saja bisa tertular COVID-19, apalagi masyarakat yang tidak mengerti dan tidak waspada penyebaran virus Corona," ujarnya.
Menurutnya tenaga kesehatan menjadi tumpuan dan garda terdepan dalam penanganan COVID-19 ketika kasus positifnya meningkat, sehingga diharapkan masyarakat untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan.
Sementara berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Jember pada 7 April 2021 tercatat jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 6.797 orang, pasien sembuh 6.317 orang dan meninggal dunia 449 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Jumlah dokter di Jember tercatat sekitar 700 orang dan yang sudah terpapar COVID-19 mencapai hampir 10 persennya. Jumlah dokter yang terpapar dari segi persentase cukup besar," katanya di Jember, Kamis.
Ia mengatakan ada dua dokter di Jember yang meninggal dunia karena COVID-19, yakni dokter umum dan spesialis obgyn, sehingga semakin menambah jumlah dokter di Jawa Timur yang meninggal akibat terpapar virus Corona.
"Kami berharap tidak ada lagi dokter dan tenaga kesehatan yang meninggal dunia karena terpapar COVID-19 seiring dengan menurunnya jumlah kasus positif," tuturnya.
Alfi menjelaskan dokter yang terpapar COVID-19 karena memang pekerjaannya yang rentan tertular virus corona dari pasien, meskipun sudah menjalankan protokol kesehatan semaksimal mungkin.
"Dokter sering ketemu pasien positif, apalagi kasus COVID-19 di Jember membludak pada Desember 2020 hingga Januari 2021 membuat para dokter lelah yang berdampak pada turunnya imunitas, sehingga mudah terpapar virus Corona," katanya.
Sekuat apapun protokol kesehatan yang dijalankan oleh dokter, lanjut dia, tidak mampu membendung virus Corona karena tingginya intensitas dokter bertemu pasien positif, sehingga banyak faktor yang menyebabkan para dokter terpapar COVID-19.
"Para dokter yang mengerti dan waspada saja bisa tertular COVID-19, apalagi masyarakat yang tidak mengerti dan tidak waspada penyebaran virus Corona," ujarnya.
Menurutnya tenaga kesehatan menjadi tumpuan dan garda terdepan dalam penanganan COVID-19 ketika kasus positifnya meningkat, sehingga diharapkan masyarakat untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan.
Sementara berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Jember pada 7 April 2021 tercatat jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 6.797 orang, pasien sembuh 6.317 orang dan meninggal dunia 449 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021