Lebih dari 30 diplomat dari 21 negara yang memiliki kantor perwakilan di China telah mengunjungi Daerah Otonomi Xinjiang.
Mereka bertemu dengan berbagai lapisan masyarakat setempat, mengunjungi sekolahan dan perusahaan selama empat hari, demikian media China, Selasa.
Beberapa diplomat tersebut berasal dari Rusia, Azerbaijan, Iran, Nepal, Malaysia, dan Indonesia.
"Sebagai seorang Muslim, saya shalat di masjid itu. Saya menyaksikan orang-orang bebas menjalankan aktivitas keagamaan mereka," kata Duta Besar Iran untuk China Mohammad Keshavarz Zadeh usai mengunjungi Masjid Baida di Kota Urumqi.
Selain Urumqi sebagai Ibu Kota Daerah Otonomi Xinjiang, para diplomat tersebut juga mengunjungi Kashgar dan Aksu.
Kedua kota tersebut berada di wilayah selatan Xinjiang yang menjadi sasaran tuduhan Barat terhadap China dalam melakukan pelanggaran HAM.
Namun Beijing membantah berbagai tuduhan Barat tersebut.
Kunjungan ke Xinjiang tersebut bukan yang pertama kalinya bagi diplomat asing yang bertugas di China.
Sejak 2018, sejumlah diplomat asing dari berbagai negara, termasuk Eropa, juga telah mengunjungi daerah otonomi yang banyak dihuni oleh etnis minoritas Muslim Uighur itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Mereka bertemu dengan berbagai lapisan masyarakat setempat, mengunjungi sekolahan dan perusahaan selama empat hari, demikian media China, Selasa.
Beberapa diplomat tersebut berasal dari Rusia, Azerbaijan, Iran, Nepal, Malaysia, dan Indonesia.
"Sebagai seorang Muslim, saya shalat di masjid itu. Saya menyaksikan orang-orang bebas menjalankan aktivitas keagamaan mereka," kata Duta Besar Iran untuk China Mohammad Keshavarz Zadeh usai mengunjungi Masjid Baida di Kota Urumqi.
Selain Urumqi sebagai Ibu Kota Daerah Otonomi Xinjiang, para diplomat tersebut juga mengunjungi Kashgar dan Aksu.
Kedua kota tersebut berada di wilayah selatan Xinjiang yang menjadi sasaran tuduhan Barat terhadap China dalam melakukan pelanggaran HAM.
Namun Beijing membantah berbagai tuduhan Barat tersebut.
Kunjungan ke Xinjiang tersebut bukan yang pertama kalinya bagi diplomat asing yang bertugas di China.
Sejak 2018, sejumlah diplomat asing dari berbagai negara, termasuk Eropa, juga telah mengunjungi daerah otonomi yang banyak dihuni oleh etnis minoritas Muslim Uighur itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021