Kementerian Sosial melaporkan korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor yang terjadi di Nusa Tenggara Timur hingga Senin malam tercatat mencapai 86 jiwa, serta puluhan orang lainnya masih dalam pencarian.

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan jumlah itu akan terus bergerak mengingat hingga saat ini tim gabungan dari BNPB, TNI, Polri, dan pemda setempat masih melakukan upaya pencarian.

"Kami telah memberi bantuan sehingga total menjadi 86 jiwa," ujar Mensos Risma dalam konferensi pers virtual yang dipantau di Jakarta, Senin.

Menurut Risma, Kemensos bergerak cepat untuk menyalurkan segala kebutuhan bagi korban bencana banjir bandang dan longsor di NTT. Dapur umum juga akan segera dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Pada hari ini kita sudah mengirimkan bantuan makanan dan sarana prasarana, seperti tenda untuk kita arahkan ke Adonara, kedua ke Lembata, Alor. Besok kami akan mengirimkan bantuan tenda, kasur, selimut ke Sumba Timur," ujar Risma.

Menurutnya, distribusi logistik memang belum merata seluruhnya sebab masih terkendala akses jalan yang terputus serta kondisi cuaca. Selain logistik, pemerintah juga akan memberikan santunan kepada para korban.

"Kami juga akan ikut mendata kondisi rumah rusak akan diputuskan bersama, mana yang harus dibantu. Bantuan sedang meluncur, baik ke Lembata maupun Adonara sudah kami selesaikan," kata Risma.

Sementara itu, Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan institusinya akan mengirim tiga unit helikopter untuk mengevakuasi korban maupun distribusi logistik di wilayah yang terisolasi.

"Daerah terisolasi akan didukung dengan helikopter untuk memberikan bantuan kebutuhan dasar. Sudah tiga unit (helikopter) yang akan digerakkan ke wilayah NTT, kalau kurang BNPB akan menyiapkan lagi termasuk dari Mabes TNI dan Polri," kata Doni.

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021