Pemerintah Kota Kediri mengucurkan program pemberdayaan modal bergulir dengan bunga rendah hanya 2 persen per tahun sebagai upaya mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM di kota ini bangkit dari pandemi COVID-19.

Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit mengemukakan dampak pandemi COVID-19 telah memukul perekonomian seluruh lapisan masyarakat termasuk kalangan usaha baik yang formal maupun informal. Pemkot mengucurkan program "Kurnia" kredit usaha melayani warga Kota Kediri, untuk membantu mereka bangkit.

"Pemkot mengembangkan pembiayaan koperasi dan usaha melalui program 'Kurnia', kredit usaha melayani warga Kota Kediri. Saya berharap program ini bisa memberikan harapan dan melahirkan banyak wirausaha baru di Kediri, sehingga kesejahteraan rakyat meningkat," katanya saat peluncuran program itu di halaman Pasar Setonobetek Kota Kediri, Kamis.

Ia mengatakan peningkatan akses dan literasi yang luas tentang perbankan memang menjadi salah satu program prioritas pemerintah. Selain itu, percepatan pertumbuhan di sektor ekonomi tidak hanya menjadi tugas pemerintah daerah saja melainkan dibutuhkan sinergisitas dengan berbagai pihak. Dengan program ini ke depan juga bisa turut mendukung percepatan ekonomi nasional di 2021.

Sekda juga mengungkapkan program ini memang memberikan suku bunga rendah hanya 2 persen per tahun. Setiap UMKM di Kota Kediri bisa mengaksesnya dengan diberi plafon maksimal Rp25 juta. Nantinya pengembalian bisa diangsur selama tiga tahun.

Selain suku bunga yang rendah hanya 2 persen per tahun, untuk proses pencairannya juga lebih disederhanakan, sehingga dana lebih cepat turun. Modal bergulir itu bisa langsung dimanfaatkan oleh pemilik UMKM untuk mengembangkan usahanya.

Dalam proses pengajuannya, UMKM juga akan tetap disurvei oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (UMTK) Kota Kediri serta dari PD BPR Kota Kediri. Setelah dinyatakan laik, modal bergulir akan diberikan.

Sekda juga berharap dengan program ini bisa mengurangi ketergantungan masyarakat kepada rentenir. Masyarakat tidak terbebani dengan bunga yang mahal, karena pinjam di rentenir.

"Semoga ke depan pelaku UMKM lebih mandiri, berinovasi, berdaya saing tinggi baik lokal, regional, nasional bahkan bisa bersaing di pasar global. Kami berharap program ini sukses dan membawa manfaat bagi perekonomian warga Kota Kediri," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri Bambang Supriyanto mengatakan program "Kurnia" ini hadir sebagai jawaban bagi pemilik usaha kecil menengah yang membutuhkan modal kerja guna mengembangkan usahanya.

"Program 'Kurnia' ini merupakan implementasi program dari Kediri melawan rentenir. Dengan biaya rendah 2 persen per tahun, adanya program ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kredit informal atau rentenir yang membebankan bunga tinggi," kata Bambang.

Dalam kegiatan itu selain dihadiri Sekda dan Kepala OJK Kediri, juga hadir Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Sofwan Kurnia, pimpinan sejumlah perbankan di Kediri, serta kepala organisasi perangkat daerah. Acara juga digelar secara terbatas dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. (*)
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021