Seorang penyanyi muda berbakat asal Tulungagung Marsha Alya Zahra (14) merilis album baru bertajuk "Hanya Ilusi" karya maestro jazz Indonesia Idang Rasjidi secara daring dari Hotel Crown Victoria, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu.
Peluncuran album perdana penyanyi muda hasil pencarian bakat Idang Rasjidi di berbagai daerah di Indonesia ini diikuti dan disiarkan sejumlah media massa nasional, yang ditandai dengan konser virtual Marsha yang menyanyikan sejumlah lagu andalannya.
Idang Rasjidi pun mengikuti prosesi peluncuran album baru Marsha secara daring dari kediamannya di Bogor. "(Album) ini seluruhnya karya Opa Idang Rasjidi. Kami mengawali pembuatan lagu-lagu dalam album ini dengan diskusi lebih dulu," tutur Marsha menceritakan proses pembuatan album barunya seusai konser virtual.
Dua bulan lamanya Marsha digembleng Idang hingga berhasil menyelesaikan satu album berisi tujuh lagu tersebut. Periode itu dihabiskan Marsha untuk terus berdiskusi dengan maestro jazz nasional yang sudah dianggap seperti kakeknya itu, sehingga tercipta satu demi satu lagu dengan beberapa genre musik, diaransemen lalu mulai dinyanyikan oleh Marsha yang direkam di studio rekaman milik Idang di Kota Bogor.
Alhasil, sekitar 12 hari efektif waktu yang digunakan Marsha untuk bisa mengartikulasikan karya Idang dalam nyanyian yang enak didengar, layaknya penyanyi dewasa yang sudah berpengalaman.
"Dari ke tujuh lagu yang saya bawakan karya opa Idang ini, rasanya lagu berjudul Peradaban yang paling sulit," kata Marsha yang tampil didampingi sang ibunda yang juga menjadi eksekutif produsernya, Sandra Fitriani.
Dijelaskan, lagu Peradaban bercerita tentang pandangan perilaku seseorang yang hanya peduli pada dirinya sendiri di era digital. Sedangkan lagu yang mencerminkan dirinya tergambar dalam karya lagu Indang yang berjudul Resah dan Narsis.
Selain tiga judul lagu tersebut, empat lagu lain yang dinyanyikan Marsha di album ini adalah lagu Hanya Ilusi, Tak Semua Mimpi, Selamat Pagi Dunia, dan Pemimpi.
Lagu-lagu dalam album ini menggabungkan beberapa genre music ke dalamnya. Tidak hanya jazz, tapi juga pop, RnB, hip hop, samba, dan lainnya.
Bakat menyanyi Marsha sebenarnya telah muncul sejak putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Eko Sudharmono dan Sandra Fitriani ini masih berusia lima tahun. Pada akhir fase balita itu Marsha mulai dilatih menyanyi oleh pelatig profesional.
Setelah itulah Marsha memulai pengalamannya menyanyi dari ajang kompetisi dan dari panggung ke panggung. Marsha pun kerap kali menyabet penghargaan lokal hingga berskala internasional.
Olah vokal Marsha kemudian ditemukan Idang Rasjidi saat komposer sekaligus pencipta lagu-lagu jazz nasional itu berkeliling Indonesia menghadiri berbagai kegiatan festival jazz di daerah-daerah demi membumikan musik jaz di tengah masyarakat, sekaligus mencari bakat muda yang akan dia poles menjadi penyanyi profesional.
Dan Marsha merupakan salah satu penyanyi muda yang beruntung bertemu Idang. Pertemuan keduanya terjadi saat Idang Rasjidi hadir dalam acara International Jazz Day di Tulungagung pada 2019. Marsha yang memiliki suara indah dan bisa membawakan aneka lagu dengan sangat baik kemudian diundang Idang Rasjidi untuk berlatih olah vokal di studionya dan bahkan dibuatkan satu album yang kini dirilis secara virtual.
Eksekutif produser sekaligus ibunda Marsha, Sandra Fitriani menilai album Hanya Ilusi begitu "easy listening" untuk didengar semua kalangan pencinta musik.
"Besar harapan agar album ini dapat diterima dan disukai oleh seluruh masyarakat. Semoga ke depannya Marsha semakin berkembang sebagai musisi muda pendatang baru yang cemerlang," tutup Sandra Fitriani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Peluncuran album perdana penyanyi muda hasil pencarian bakat Idang Rasjidi di berbagai daerah di Indonesia ini diikuti dan disiarkan sejumlah media massa nasional, yang ditandai dengan konser virtual Marsha yang menyanyikan sejumlah lagu andalannya.
Idang Rasjidi pun mengikuti prosesi peluncuran album baru Marsha secara daring dari kediamannya di Bogor. "(Album) ini seluruhnya karya Opa Idang Rasjidi. Kami mengawali pembuatan lagu-lagu dalam album ini dengan diskusi lebih dulu," tutur Marsha menceritakan proses pembuatan album barunya seusai konser virtual.
Dua bulan lamanya Marsha digembleng Idang hingga berhasil menyelesaikan satu album berisi tujuh lagu tersebut. Periode itu dihabiskan Marsha untuk terus berdiskusi dengan maestro jazz nasional yang sudah dianggap seperti kakeknya itu, sehingga tercipta satu demi satu lagu dengan beberapa genre musik, diaransemen lalu mulai dinyanyikan oleh Marsha yang direkam di studio rekaman milik Idang di Kota Bogor.
Alhasil, sekitar 12 hari efektif waktu yang digunakan Marsha untuk bisa mengartikulasikan karya Idang dalam nyanyian yang enak didengar, layaknya penyanyi dewasa yang sudah berpengalaman.
"Dari ke tujuh lagu yang saya bawakan karya opa Idang ini, rasanya lagu berjudul Peradaban yang paling sulit," kata Marsha yang tampil didampingi sang ibunda yang juga menjadi eksekutif produsernya, Sandra Fitriani.
Dijelaskan, lagu Peradaban bercerita tentang pandangan perilaku seseorang yang hanya peduli pada dirinya sendiri di era digital. Sedangkan lagu yang mencerminkan dirinya tergambar dalam karya lagu Indang yang berjudul Resah dan Narsis.
Selain tiga judul lagu tersebut, empat lagu lain yang dinyanyikan Marsha di album ini adalah lagu Hanya Ilusi, Tak Semua Mimpi, Selamat Pagi Dunia, dan Pemimpi.
Lagu-lagu dalam album ini menggabungkan beberapa genre music ke dalamnya. Tidak hanya jazz, tapi juga pop, RnB, hip hop, samba, dan lainnya.
Bakat menyanyi Marsha sebenarnya telah muncul sejak putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Eko Sudharmono dan Sandra Fitriani ini masih berusia lima tahun. Pada akhir fase balita itu Marsha mulai dilatih menyanyi oleh pelatig profesional.
Setelah itulah Marsha memulai pengalamannya menyanyi dari ajang kompetisi dan dari panggung ke panggung. Marsha pun kerap kali menyabet penghargaan lokal hingga berskala internasional.
Olah vokal Marsha kemudian ditemukan Idang Rasjidi saat komposer sekaligus pencipta lagu-lagu jazz nasional itu berkeliling Indonesia menghadiri berbagai kegiatan festival jazz di daerah-daerah demi membumikan musik jaz di tengah masyarakat, sekaligus mencari bakat muda yang akan dia poles menjadi penyanyi profesional.
Dan Marsha merupakan salah satu penyanyi muda yang beruntung bertemu Idang. Pertemuan keduanya terjadi saat Idang Rasjidi hadir dalam acara International Jazz Day di Tulungagung pada 2019. Marsha yang memiliki suara indah dan bisa membawakan aneka lagu dengan sangat baik kemudian diundang Idang Rasjidi untuk berlatih olah vokal di studionya dan bahkan dibuatkan satu album yang kini dirilis secara virtual.
Eksekutif produser sekaligus ibunda Marsha, Sandra Fitriani menilai album Hanya Ilusi begitu "easy listening" untuk didengar semua kalangan pencinta musik.
"Besar harapan agar album ini dapat diterima dan disukai oleh seluruh masyarakat. Semoga ke depannya Marsha semakin berkembang sebagai musisi muda pendatang baru yang cemerlang," tutup Sandra Fitriani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021