Kirab obor untuk Olimpiade Tokyo yang dimulai dari prefektur Timur Laut Jepang, Fukushima, sebagai pembuka sebelum Olimpiade digelar pada akhir Juli, di tengah kekhawatiran masyarakat terhadap pandemi COVID-19, kantor berita Kyodo melaporkan, Kamis.
Upacara pembukaan kirab obor yang berlangsung di pusat pelatihan sepak bola J-Village diadakan tanpa penonton, dan hanya dihadiri oleh sejumlah orang sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona, yang membuat Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo diundur satu tahun.
Sekitar 10.000 pembawa obor akan melewati 859 kota di 47 prefektur Jepang dalam 121 hari, mencakup sejumlah lokasi terkenal, termasuk Gunung Fuji.
Kirab obor akan menjadi kesempatan penting bagi panitia penyelenggara untuk meyakinkan orang-orang di Jepang bahwa panitia mampu menyelenggarakan pertandingan dengan aman, diperkirakan akan melibatkan lebih dari 15.000 atlet, meskipun dalam kondisi pandemi.
"Api terus menyala dengan tenang, tetapi dengan kuat bahkan saat dunia menghadapi masa-masa sulit selama setahun terakhir," ujar presiden panitia penyelenggara, Seiko Hashimoto, dalam upacara tersebut.
"Api akan memulai perjalanan 121 hari dan akan membawa harapan bagi rakyat Jepang dan perdamaian dari orang-orang di seluruh dunia."
Panitia mengatakan kirab bisa saja ditangguhkan, atau beberapa rute program mungkin dilewati, jika terlalu banyak orang berkumpul di pinggir jalan. Penonton didorong untuk beralih ke siaran langsung online dan menahan diri untuk tidak bepergian ke luar prefektur rumah mereka untuk menonton estafet tersebut.
Penonton harus memakai masker dan juga diminta untuk bertepuk tangan daripada bersorak. Para pelari, yang masing-masing akan membawa obor bermotif bunga sakura dengan jarak sekitar 200 meter, diharuskan mencatat informasi kesehatan mereka dan diminta untuk tidak makan bersama orang lain.
Kirab obor Olimpiade dimulai di Fukushima dalam upaya untuk menunjukkan kemajuan yang telah dicapai Jepang dengan rekonstruksi wilayah timur laut yang dirusak oleh gempa bumi, tsunami dan bencana nuklir pada Maret 2011.
Anggota tim sepak bola putri Jepang Nadeshiko yang memenangkan Piala Dunia Wanita 2011 adalah pelari pertama estafet yang dimulai dari kompleks olahraga J-Village, yang berfungsi sebagai pangkalan garis depan dalam pertempuran melawan krisis nuklir di pembangkit listrik Fukushima Daiichi.
Obor berbobot 1,2 kilogram itu sebagian dibuat dari aluminium daur ulang yang digunakan untuk membangun rumah setelah bencana gempa bumi besar terjadi di wilayah tersebut.
Setelah api Olimpiade tiba dari Yunani tahun lalu, api itu dipamerkan di seluruh negeri, termasuk di Museum Olimpiade Jepang di Tokyo, yang menarik lebih dari 12.000 orang dalam dua bulan.
Kirab obor Olimpiade juga diharapkan melibatkan selebritas dan atlet sebagai pelari. Banyak yang memutuskan untuk melewatkan acara tersebut pada menit terakhir, dengan alasan jadwal yang bertabrakan dan kekhawatiran bahwa partisipasi mereka dapat menarik banyak orang.
Meskipun Olimpiade telah diundur selama satu tahun, dunia masih jauh dari pengendalian virus corona, dengan munculnya varian baru menambah ketidakpastian untuk kembali ke aktivitas sosial secara normal.
Banyak orang di Jepang telah menyuarakan keraguan atas apakah Olimpiade dapat diselenggarakan dengan aman hanya dalam waktu empat bulan.
Terlepas dari hal itu, Olimpiade akan terlihat sangat berbeda dari sebelumnya dengan tidak mengizinkan penggemar olahraga dari negara lain untuk datang menonton.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan badan penyelenggara lainnya, Sabtu (20/3), telah membuat keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengadakan Olimpiade Tokyo tanpa penonton dari luar negeri.
Menurut survei Kyodo News yang dilakukan selama akhir pekan, hanya 23,2 persen yang mengatakan Olimpiade dan Paralimpiade harus dilanjutkan musim panas ini, sementara 39,8 persen berpendapat harus dibatalkan.
Api Olimpiade dinyalakan di Yunani pada 12 Maret 2020, dalam sebuah upacara tanpa penonton. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan kepala IOC Thomas Bach setuju untuk menjadwal ulang Olimpiade pada 24 Maret 2020, hanya dua hari sebelum kirab obor Olimpiade dijadwalkan untuk dimulai.
Setelah melakukan perjalanan ke 26 kota di Fukushima, api akan menuju ke selatan, mencapai prefektur pulau subtropis, Okinawa, sekitar awal Mei sebelum menuju ke Hokkaido, di ujung lain Jepang, dan kemudian ke Tokyo.
Sebelum memasuki upacara pembukaan pada 23 Juli di Stadion Nasional, api akan melewati berbagai tempat wisata terkenal, termasuk kuil Todaiji di Nara, dengan patung Great Buddha setinggi 15 meter, dan Atomic Bomb Dome Hiroshima, sisa-sisa kerangka bangunan yang diawetkan sebagai tugu peringatan setelah ledakan bom atom di kota tersebut pada 1945.
Api akan terus menyala saat Olimpiade berlangsung hingga pertandingan ditutup pada 8 Agustus. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Upacara pembukaan kirab obor yang berlangsung di pusat pelatihan sepak bola J-Village diadakan tanpa penonton, dan hanya dihadiri oleh sejumlah orang sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona, yang membuat Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo diundur satu tahun.
Sekitar 10.000 pembawa obor akan melewati 859 kota di 47 prefektur Jepang dalam 121 hari, mencakup sejumlah lokasi terkenal, termasuk Gunung Fuji.
Kirab obor akan menjadi kesempatan penting bagi panitia penyelenggara untuk meyakinkan orang-orang di Jepang bahwa panitia mampu menyelenggarakan pertandingan dengan aman, diperkirakan akan melibatkan lebih dari 15.000 atlet, meskipun dalam kondisi pandemi.
"Api terus menyala dengan tenang, tetapi dengan kuat bahkan saat dunia menghadapi masa-masa sulit selama setahun terakhir," ujar presiden panitia penyelenggara, Seiko Hashimoto, dalam upacara tersebut.
"Api akan memulai perjalanan 121 hari dan akan membawa harapan bagi rakyat Jepang dan perdamaian dari orang-orang di seluruh dunia."
Panitia mengatakan kirab bisa saja ditangguhkan, atau beberapa rute program mungkin dilewati, jika terlalu banyak orang berkumpul di pinggir jalan. Penonton didorong untuk beralih ke siaran langsung online dan menahan diri untuk tidak bepergian ke luar prefektur rumah mereka untuk menonton estafet tersebut.
Penonton harus memakai masker dan juga diminta untuk bertepuk tangan daripada bersorak. Para pelari, yang masing-masing akan membawa obor bermotif bunga sakura dengan jarak sekitar 200 meter, diharuskan mencatat informasi kesehatan mereka dan diminta untuk tidak makan bersama orang lain.
Kirab obor Olimpiade dimulai di Fukushima dalam upaya untuk menunjukkan kemajuan yang telah dicapai Jepang dengan rekonstruksi wilayah timur laut yang dirusak oleh gempa bumi, tsunami dan bencana nuklir pada Maret 2011.
Anggota tim sepak bola putri Jepang Nadeshiko yang memenangkan Piala Dunia Wanita 2011 adalah pelari pertama estafet yang dimulai dari kompleks olahraga J-Village, yang berfungsi sebagai pangkalan garis depan dalam pertempuran melawan krisis nuklir di pembangkit listrik Fukushima Daiichi.
Obor berbobot 1,2 kilogram itu sebagian dibuat dari aluminium daur ulang yang digunakan untuk membangun rumah setelah bencana gempa bumi besar terjadi di wilayah tersebut.
Setelah api Olimpiade tiba dari Yunani tahun lalu, api itu dipamerkan di seluruh negeri, termasuk di Museum Olimpiade Jepang di Tokyo, yang menarik lebih dari 12.000 orang dalam dua bulan.
Kirab obor Olimpiade juga diharapkan melibatkan selebritas dan atlet sebagai pelari. Banyak yang memutuskan untuk melewatkan acara tersebut pada menit terakhir, dengan alasan jadwal yang bertabrakan dan kekhawatiran bahwa partisipasi mereka dapat menarik banyak orang.
Meskipun Olimpiade telah diundur selama satu tahun, dunia masih jauh dari pengendalian virus corona, dengan munculnya varian baru menambah ketidakpastian untuk kembali ke aktivitas sosial secara normal.
Banyak orang di Jepang telah menyuarakan keraguan atas apakah Olimpiade dapat diselenggarakan dengan aman hanya dalam waktu empat bulan.
Terlepas dari hal itu, Olimpiade akan terlihat sangat berbeda dari sebelumnya dengan tidak mengizinkan penggemar olahraga dari negara lain untuk datang menonton.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan badan penyelenggara lainnya, Sabtu (20/3), telah membuat keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengadakan Olimpiade Tokyo tanpa penonton dari luar negeri.
Menurut survei Kyodo News yang dilakukan selama akhir pekan, hanya 23,2 persen yang mengatakan Olimpiade dan Paralimpiade harus dilanjutkan musim panas ini, sementara 39,8 persen berpendapat harus dibatalkan.
Api Olimpiade dinyalakan di Yunani pada 12 Maret 2020, dalam sebuah upacara tanpa penonton. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan kepala IOC Thomas Bach setuju untuk menjadwal ulang Olimpiade pada 24 Maret 2020, hanya dua hari sebelum kirab obor Olimpiade dijadwalkan untuk dimulai.
Setelah melakukan perjalanan ke 26 kota di Fukushima, api akan menuju ke selatan, mencapai prefektur pulau subtropis, Okinawa, sekitar awal Mei sebelum menuju ke Hokkaido, di ujung lain Jepang, dan kemudian ke Tokyo.
Sebelum memasuki upacara pembukaan pada 23 Juli di Stadion Nasional, api akan melewati berbagai tempat wisata terkenal, termasuk kuil Todaiji di Nara, dengan patung Great Buddha setinggi 15 meter, dan Atomic Bomb Dome Hiroshima, sisa-sisa kerangka bangunan yang diawetkan sebagai tugu peringatan setelah ledakan bom atom di kota tersebut pada 1945.
Api akan terus menyala saat Olimpiade berlangsung hingga pertandingan ditutup pada 8 Agustus. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021