Salah satu kandidat Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Raihan Ariatama (28) mengungkapkan keinginan agar organisasinya menjadi mitra strategis bagi pemerintah.

"Bagi saya HMI harus jadi mitra strategis pemerintah. Pada program pemerintah yang baik HMI harus terlibat. Kalau ada yang bertentangan HMI bisa menjadi oposisi," kata Raihan di Surabaya, Jumat.

"HMI bukan kelompok penekan atau kepentingan. Jadi di tengah. HMI bisa jembatani masyarakat dan pemerintah," kata dia melanjutkan. 

Pria asal Bukittinggi, Sumatera Barat itu mengklaim pada Kongres XXXI HMI di Surabaya telah mendapat dukungan dari para senior dan kader-kader lain. 

"Hari ini saya cukup miliki dukungan dari cabang terbanyak, masuk tiga besar," ujarnya.

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menyampaikan, senior-seniornya di HMI Cabang Bulaksumur Sleman, Yogyakarta dan UGM juga telah merestui dirinya untuk maju sebagai calon ketua umum.

"Sudah (dapat restu) senior Cabang Sleman sendiri juga. Sebagian senior cabang Yogyakarta juga dukung. Senior elit mendukung moril. Dukungan politiknya di akhir kalau sudah masuk tiga besar," katanya. 

Sejumlah menteri seperti Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno merupakan alumnus UGM yang dulu aktif di HMI.

Meski mengantongi dukungan dan telah mempunyai visi-misi untuk HMI, Raihan terlebih dahulu harus mengantongi 51 persen suara dari 212 cabang yang mempunyai hak pilih. 

"Pertama 212 suara. Jika tidak ada calon ketum yang memenuhi, maka akan ada pemilihan putaran kedua yang memakai total suara. Total suara dalam Kongres XXI HMI adalah 426 suara dari semua cabang," katanya.

Raihan mengungkapkan telah mempunyai sejumlah program kerja jika dipercaya sebagai Ketum HMI seperti HMI Digital, HMI E-40, HMI Incubator Entrepreneurship dan HMI Perisai Kebangsaan. (*)
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021