Sekitar 372 orang pedagang terdampak langsung musibah kebakaran Pasar Campurdarat di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu dini hari, dengan kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Tulungagung Tri Hariadi pada Rabu, mengatakan mayoritas lapak dan kios pedagang yang terbakar berada di sisi timur area Pasar Campurdarat.

Area tersebut yang diduga sebagai titik awal munculnya percikan api hingga kemudian membakar sebagian besar lapak dan kios di dalam Pasar Campurdarat.

"Kalau dipersentase kebakaran ini menghanguskan sekitar 60 persen bagian pasar, sisanya tidak terbakar," kata Tri Hariadi.

Ia belum memastikan besaran kerugian yang dialami pedagang, namun jika mengacu banyaknya kios yang hangus dan ludes terbakar, nilainya ditaksir mencapai miliaran rupiah.

Asumsi ini mengacu kerugian setiap pedagang yang mayoritas menyebut aset dan barang dagangan yang ikut ludes dilalap si jago merah bernilai belasan juta hingga puluhan juta rupiah.

"Kerugian saya sekitar Rp15 juta hingga Rp20 jutaan," ujar Sunarsih yang dua kiosnya di Pasar Campurdarat ikut terbakar.
Kondisi Pasar Campurdarat yang terbakar dipotret dari ketinggian. (ANTARA/HO-Ist)

Blok lapak dan kios yang terdampak kebakaran paling parah berada di sisi timur dan selatan. Sementara bagian barat masih utuh karena tim pemadam kebakaran yang datang setengah jam setelah kebakaran terjadi berhasil melokalisasi api sehingga tidak merembet ke blok kios yang ada di sisi barat.

Untuk menampung pedagang yang terdampak kebakaran Pasar Campurdarat, Pemkab Tulungagung berencana membuat tempat penampungan sementara di lapangan Campurdarat. 

Lokasi Pasar Campurdarat berdekatan dengan lapangan tersebut, sekitar 300 meter yang ada di seberang jalan. Hal ini memudahkan rencana relokasi.

Selain itu, luas lapangan dianggap cukup untuk menjadi tempat penampungan sementara para pedagang yang terdampak kebakaran ini. 

"Tapi, ini masih rencana, kita akan tentukan setelah rapat nanti," kata Tri Hariadi.
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021