Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi siap membuka wisata hutan kota di kawasan Kelurahan/Kecamatan Pakal, Kota Surabaya, Jatim, sebagai upaya memulihkan perekonomian warga sekitar akibat dampak pandemi.
Eri Cahyadi di Surabaya, Rabu, mengatakan, wisata hutan kota di Pakal bisa dibuka dengan catatan, warga berkomitmen untuk menjaga protokol kesehatan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang akan diterapkan.
"Jika hutan kota di Pakal dibuka, warga harus jalankan standar (protokol kesehatan) itu. Kalau tidak dijalankan maka ini bisa ditutup lagi. Nanti segera saya buatkan SOP-nya," katanya.
Menurut dia, pihaknya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya telah bertekad akan kembali membuka perekonomian di Surabaya dengan SOP protokol kesehatan yang ketat.
Untuk itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini kembali berpesan kepada seluruh warga Surabaya agar dapat mendukung pemerintah dalam menjaga protokol kesehatan. Ia tak ingin ekonomi di Surabaya berhenti karena kasus COVID-19 meningkat.
"Ekonomi Surabaya harus tetap jalan, tapi protokol kesehatan harus tetap dijaga. Siapa yang jaga? ya warganya juga. Makanya ayo dijogo bareng Suroboyo (Dijaga bersama Surabaya)," ujarnya.
Diketahui Pemkot Surabaya memperbanyak hutan kota di sejumlah wilayah sebagai upaya mencegah banjir dan menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan. Dalam Perda 15 Tahun 2014 Tentang Hutan Kota diatur tentang target luasan hutan kota di Surabaya, yakni sebesar 10 persen atau 3.500 hektare dari total luas wilayah Surabaya di kisaran 35 ribu hektare.
Saat ini hutan kota yang sudah dimiliki Surabaya tersebar di sejumlah wilayah seperti di Pakal dengan luar 13 hektare, Balas Klumprik seluas 4,3 hektare, dan kawasan Pamurbaya seluas 500 hektare. Semua hutan kota itu dilengkapi waduk untuk mengendalikan air. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Eri Cahyadi di Surabaya, Rabu, mengatakan, wisata hutan kota di Pakal bisa dibuka dengan catatan, warga berkomitmen untuk menjaga protokol kesehatan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang akan diterapkan.
"Jika hutan kota di Pakal dibuka, warga harus jalankan standar (protokol kesehatan) itu. Kalau tidak dijalankan maka ini bisa ditutup lagi. Nanti segera saya buatkan SOP-nya," katanya.
Menurut dia, pihaknya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya telah bertekad akan kembali membuka perekonomian di Surabaya dengan SOP protokol kesehatan yang ketat.
Untuk itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini kembali berpesan kepada seluruh warga Surabaya agar dapat mendukung pemerintah dalam menjaga protokol kesehatan. Ia tak ingin ekonomi di Surabaya berhenti karena kasus COVID-19 meningkat.
"Ekonomi Surabaya harus tetap jalan, tapi protokol kesehatan harus tetap dijaga. Siapa yang jaga? ya warganya juga. Makanya ayo dijogo bareng Suroboyo (Dijaga bersama Surabaya)," ujarnya.
Diketahui Pemkot Surabaya memperbanyak hutan kota di sejumlah wilayah sebagai upaya mencegah banjir dan menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan. Dalam Perda 15 Tahun 2014 Tentang Hutan Kota diatur tentang target luasan hutan kota di Surabaya, yakni sebesar 10 persen atau 3.500 hektare dari total luas wilayah Surabaya di kisaran 35 ribu hektare.
Saat ini hutan kota yang sudah dimiliki Surabaya tersebar di sejumlah wilayah seperti di Pakal dengan luar 13 hektare, Balas Klumprik seluas 4,3 hektare, dan kawasan Pamurbaya seluas 500 hektare. Semua hutan kota itu dilengkapi waduk untuk mengendalikan air. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021