Angka kemiskinan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, meningkat 12,22 persen pada tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya tercatat 11,20 persen dari jumlah penduduk sekitar 680 jiwa.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap Bupati Situbondo Karna Suswandi mampu mempercepat penurunan angka kemiskinan, mengingat tingkat kemiskinan di Situbondo saat ini cukup tinggi.
"Pak Bupati harus menyiapkan penyediaan lapangan kerja dan penciptaan ruang sosial yang dapat menghargai prinsip kebhinekaan," ujar Gubernur Khofifah di acara Rapat Paripurna Serah Terima Jabatan dari Pelaksana Harian Bupati Syaifullah kepada Bupati Situbondo Karna Suswandi dan Wakil Bupati Khoirani periode 2021-2026 di Pendopo Kabupaten Situbondo, Selasa.
Permasalahan kemiskinan di Situbondo, menurut dia, diwarnai berbagai kearifan lokal berbasis sosial budaya yang cukup kompleks, mulai dari utang di tengah-tengah masyarakat hingga pernikahan usia dini.
Di hadapan para kiai dan tokoh masyarakat yang hadir dalam acara serah terima jabatan itu, Gubernur Khofifah juga mengajak keterlibatan peran kiai dan tokoh masyarakat untuk dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM).
Saat ini, lanjut gubernur, IPM Kabupaten Situbondo masih berada di bawah rata-rata Jawa Timur, dengan angka 67,38 persen, serta persentase kemiskinan di atas Jawa Timur dalam rentang 9-15 persen (12,22 persen).
Oleh karena itu, Khofifah berharap peningkatan IPM bisa dilakukan bersama-sama bergotong royong dengan pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota serta keterlibatan para kiai dan tokoh masyarakat di Situbondo.
"Mohon izin kepada para kiai dan tokoh masyarakat untuk bersama sama meningkatkan IPM, sehingga daya saing masyarakat bisa meningkat di Situbondo. Kami akan terus mendorong agar IPM Situbondo bisa meningkat," ucapnya.
Mantan Menteri Sosial itu menambahkan, Bupati Karna Suswandi dan Wakil Bupati Khoirani diharapkan juga terus menurunkan angka kematian ibu (AKI) yang saat ini berada di urutan 11, dan angka kematian bayi (AKB) di urutan ke-8, serta stunting atau tubuh pendek (kurang gizi) juga harus bisa diturunkan.
"Jadi, angka kematian ibu dan angka kematian bayi (AKI/AKB) serta stunting merupakan tiga hal yang dijadikan basis dasar melihat kualitas SDM dan tingkat daya saing kita," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap Bupati Situbondo Karna Suswandi mampu mempercepat penurunan angka kemiskinan, mengingat tingkat kemiskinan di Situbondo saat ini cukup tinggi.
"Pak Bupati harus menyiapkan penyediaan lapangan kerja dan penciptaan ruang sosial yang dapat menghargai prinsip kebhinekaan," ujar Gubernur Khofifah di acara Rapat Paripurna Serah Terima Jabatan dari Pelaksana Harian Bupati Syaifullah kepada Bupati Situbondo Karna Suswandi dan Wakil Bupati Khoirani periode 2021-2026 di Pendopo Kabupaten Situbondo, Selasa.
Permasalahan kemiskinan di Situbondo, menurut dia, diwarnai berbagai kearifan lokal berbasis sosial budaya yang cukup kompleks, mulai dari utang di tengah-tengah masyarakat hingga pernikahan usia dini.
Di hadapan para kiai dan tokoh masyarakat yang hadir dalam acara serah terima jabatan itu, Gubernur Khofifah juga mengajak keterlibatan peran kiai dan tokoh masyarakat untuk dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM).
Saat ini, lanjut gubernur, IPM Kabupaten Situbondo masih berada di bawah rata-rata Jawa Timur, dengan angka 67,38 persen, serta persentase kemiskinan di atas Jawa Timur dalam rentang 9-15 persen (12,22 persen).
Oleh karena itu, Khofifah berharap peningkatan IPM bisa dilakukan bersama-sama bergotong royong dengan pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota serta keterlibatan para kiai dan tokoh masyarakat di Situbondo.
"Mohon izin kepada para kiai dan tokoh masyarakat untuk bersama sama meningkatkan IPM, sehingga daya saing masyarakat bisa meningkat di Situbondo. Kami akan terus mendorong agar IPM Situbondo bisa meningkat," ucapnya.
Mantan Menteri Sosial itu menambahkan, Bupati Karna Suswandi dan Wakil Bupati Khoirani diharapkan juga terus menurunkan angka kematian ibu (AKI) yang saat ini berada di urutan 11, dan angka kematian bayi (AKB) di urutan ke-8, serta stunting atau tubuh pendek (kurang gizi) juga harus bisa diturunkan.
"Jadi, angka kematian ibu dan angka kematian bayi (AKI/AKB) serta stunting merupakan tiga hal yang dijadikan basis dasar melihat kualitas SDM dan tingkat daya saing kita," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021